KATA PENGANTAR
Kami
selaku penyusun makalah mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga makalah ini dapat selesai.
Seiring
dengan
perkembangan pendidikan di indonesia dalam rangka meningkatkan pemahaman dan
menambah wawasan siswa dalam belajar terutama di dalam bidang ilmu kimia
fisika, kami memaparkan salah satu materi yang terkait dengan ilmu kimia fisika
tersebut, maka siswa diharapkan dapat mengusai materi tersebut.
Makalah
ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan buku dan internet.Oleh karena itu
kami selaku penyusun berharap makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
teman-teman.
Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih apabila makalah ini dapat diterima
dengan baik.Dan kami mohon maaf apabila makalah ini memeliki kekurangan.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ..................................................................................................... 1
Daftar Isi
................................................................................................................ 2
Bab
IPendahuluan
A.
Latar Belakang ............................................................................................ 3
B.
Tujuan ......................................................................................................... 5
C.
Manfaat ....................................................................................................... 5
Bab
IITujuan Pustaka
A.
Susu Bubuk (Skim Milk Powder) ............................................................... 6
B.
Pengujian Angka Lempeng Total ............................................................... 7
C.
Bakteri Coliform ......................................................................................... 7
D.
Bakteri E. Coli ............................................................................................. 7
E.
Bakteri Salmonella ...................................................................................... 8
F.
Bakteri Staphylococcus Aureus .................................................................. 8
Bab
III Metode Pengujian
A.
Pengujian Angka Lempeng Total ............................................................... 9
B.
Pengujian Bakteri Coliform ........................................................................ 9
C.
Pengujian Bakteri E. Coli ........................................................................... 10
D.
Pengujian Bakteri Salmonella ..................................................................... 11
E.
Pengujian Bakteri Staphylococcus Aureus ................................................. 12
Bab
IV Hasil Pengamatan& Pembahasan
Hasil Pengamatan ............................................................................................ 13
Pembahasan..................................................................................................... 15
Bab V Penutup
Kesimpulan ....................................................................................................... 16
Kritik................................................................................................................. 17
Saran ................................................................................................................. 17
Daftar
Pustaka ...................................................................................................... 18
Lampiran ................................................................................................................ 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketersediaan bahan pangan yang berkualitas dan aman untuk
dikonsumsi masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting. Bahan pangan
dapat menjadi tempat berkembang biak yang sangat baik bagi mikroorganisme,
sehingga hal ini dapat menyebabkan keracunan pangan yang akan berdampak
terhadap hilangnya kepercayaan konsumen, kepanikan dan lain sebagainya.
Penyakit yang disebabkan karena terkonsumsinya racun dalam makanan disebut
dengan foodborne intoxication. Sedangkan penyakit yang ditimbulkan
akibat mengkonsumsi makanan disebut dengan foodborne disease.
Bahan pangan yang berkualitas dan aman merupakan suatu
tuntutan yang harus dipenuhi dewasa ini. Hal ini akan menjadi tantangan lain
dalam sistem keamanan pangan. Menurut SNI No. 01-6366-2000, persyaratan mutu produk
bahan pangan yang baik dan aman dikonsumsi adalah bebas residu (residu free)
baik terhadap bahan hayati, bahan kimia, pestisida, logam berat, antibiotika,
hormon dan obat-obatan lainnya maupun terhadap cemaran mikroba yang dapat
menularkan penyakit. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut
dibutuhkan berbagai uji mikrobiologis baik yang mencakup uji kualitatif maupun
uji indikator.
Susu merupakan bahan makanan sempurna dan mempunyai nilai
gizi tinggi. Kandungan zat gizinya selain bernilai tinggi juga lengkap.
Perbandingan zat gizi di dalam susu sangat ideal, mudah dicerna serta dapat
diserap oleh darah dengan sempurna. Bagi manusia, susu merupakan sumber makanan
utama untuk beberapa bulan kehidupannya. Selain itu susu juga merupakan sumber
makanan bernilai gizi tinggi bagi manusia dewasa maupun orang tua.
Di Indonesia, susu bubuk
merupakan salah satu produk olahan susu yang banyak dipasarkan. Susu bubuk
tidak hanya dikonsumsi oleh balita tetapi juga dikonsumsi oleh semua tingkatan
umur hingga orang tua. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat tinggi
terhadap susu, maka Indonesia melakukan importasi dari berbagai negara.
Kondisi susu yang memiliki nilai
gizi yang sangat ideal dan mudah diserap oleh darah dengan sempurna juga sangat
disukai oleh mikroorganisme patogen maupun apatogen untuk berkembang. Akibatnya
apabila yang mengkontaminasi susu adalah mikroorganisme patogen maka susu dan
hasil olahannya dapat menularkan penyakit (foodborne disease) dan
bertindak sebagai sumber zoonosis.
Sebaliknya apabila mikroorganisme
apatogen yang mengkontaminasi susu maka susu dan hasil olahannya menjadi cepat
rusak, bau, tengik dan kualitas susu menurun. Bakteri Staphylococcus
aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang sering terdapat dalam susu
yang terkontaminasi. Bakteri ini menghasilkan enterotoksin dan sangat penting
dalam kasus keracunan makanan. Selain itu bakteri ini juga dapat menjadi
peyebab mastitis, sehingga bakteri ini sudah sewajarnya mendapatkan perhatian
agar tidak merugikan manusia.
Standar ini menetapkan prinsip
pengujian angka lempeng total (ALT) pada produk susu termasuk persyaratan
peralatan, media dan pereaksi, kondisi media uji. Metode penentuan angka
lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total mikroorganisma aerob
dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) pada produk susu. Prosedur
pengujian dibagi menjadi dua cara yaitu untuk metoda cawan agar tuang/pour
plate method dan metoda cawan agar sebar/spared plate method.
Bakteri
coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal
adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform
fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain .Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli.
Karena E.coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli
sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika
dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang
merupakan tahap pertama uji E.coli .
Prodak
makanan yang terkontaminasi oleh baktei ini sangat membayakan, misalnya saja
pada prodak susu, prodak ini biasnya banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Untuk
mengetahui keamananya maka dilakukakanlah uji E.coli pada sampel susu bubuk
ini.
Dalam setiap kejidupan makhluk hidup, tidak akan bisa
lepas pada bakteri. Begitu juga dengan produksi susu . Bakteri di
dalam kehidupan kita memiliki peran yang kadang kala merugikan dan juga kadang
kala menguntungkan. Pada produksi makanan atau miniman terutama produk yang akan dikonsumsi oleh
manusia
seperti susu harus terbebas
dari kandungan bakteri yang merugikan konsumen( patogen).
Untuk itulah perlu adanya sebuah pengamatan yang
dilakuakan dan penanganan khusus untuk dapat mereduksi atau menghilangkan
bakteri yang dapat merusak produk susu dan terutama lagi harus terbebas dari bakteri patogen
yang sangat merugikan manusia. Untuk itulah kita dapat melihat berbagai jenis
bakteri pada produk susu.
B.
Tujuan
Studi
ini bertujuan untuk menghitung angka lempeng total, mendeteksi bakteri E. Coli, Staphylococcus aureus,Coliform,
dan Salmonellapada susu bubuk skim dengan SNI No. 01-6366 - 2000 dan SNI
No. 01 – 2970 - 1992.
C.
Manfaat
Hasil pengamatan ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan terhadap kegiatan importasi bahan susu bubuk skim (skim milk
powder) dan sebagai bahan informasi (penyuluhan) bagi masyarakat tentang
kualitas dan keamanan susu bubuk skim.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Susu Bubuk (Skim Milk
Powder)
Susu bubuk adalah susu bubuk
berlemak, rendah lemak dan tanpa lemak atau tanpa penambahan vitamin, mineral
dan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Susu bubuk dapat dibedakan dalam
tiga kelompok yaitu a) susu bubuk berlemak (full cream milk powder) adalah
susu sapi yang telah diubah bentuknya menjadi bubuk, b) susu bubuk rendah lemak
(partly skim milk powder) adalah susu sapi yang telah diambil sebagian
lemaknya dan diubah bentuknya menjadi bubuk, dan c) susu bubuk tanpa lemak (skim
milk powder) adalah susu sapi yang telah diambil lemaknya dan diubah
menjadi bubuk (SNI 1992).
Gizi yang tersedia dalam susu
berupa protein, glukosida, lipida, garam-garam mineral dan vitamin sangat cocok
untuk pertumbuhan dan pertambahan jumlah sel anak-anak dan mamalia muda lainnya.
Sehubungan dengan itu mikroorganisme menggunakan susu sebagai bahan yang sangat
ideal untuk pertumbuhannya (Soejodono 2004). Komposisi kandungan gizi dari
berbagai jenis susu bubuk dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat
Mutu Susu Bubuk dalam Cemaran Mikroba
No
|
Kriteria Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
|
Susu bubuk lemak
|
Susu bubuk tanpa lemak
|
|||
1.
|
Angka Lempeng Total
|
Koloni/g
|
Maks. 5 x 105
|
Maks. 5 x 105
|
2.
|
Bakteri Coloform
|
APM/g
|
Maks. 1 x 102
|
Maks. 1 x 102
|
3.
|
E. Coli
|
APM/g
|
< 3
|
< 3
|
4.
|
Salmonella
|
|
Negatif/100g
|
Negatif/100g
|
5.
|
S. Aureus
|
Koloni/25g
|
Maks. 1 x 102
|
Maks. 1 x 102
|
B.
Pengujian Angka Lempeng
Total
Angka
Lempeng Total suatu produk pangan dapat mencerminkan teknik penaanganan
tingkat dekomposisi, kesegara, kualitas sanitasi pangan.Disamping itudapat
menegevaluasi sanitasi bahan pangan yang secara praktis tidak mendorong adanya
pertumbuhan mikroba. Khusus untuk bahan panagn segar, angka lempeng total dapat
dipakai untuk mengevaluasi perkiraan umur simpan
C.
Bakteri Coliform
Bakteri
koliform merupakan golongan mikroorganisme
yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri
ini dapat menjadi sinyal
untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen
atau tidak.Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat
menyebabkan kanker.Selain
itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat
menimbulkan penyakit
bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.Bakteri koliform dapat digunakan sebagai
indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran
air.Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa,
dan parasit.Selain
itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen
serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
D.
Bakteri E. Coli
Escherichia
coli, atau biasa disingkat E.
coli, adalah salah satu jenis spesies
utama bakterigram negatif.
Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini
dapat ditemukan dalam usus besarmanusia.
Kebanyakan E. Coli tidak
berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.
Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan
makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan
bernama verotoksin. Toksin ini
bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari
unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.
Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging
hamburger yang belum matang.
E.
Bakteri Salmonella
Salmonella adalah suatu genusbakterienterobakteriagram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit
foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan
menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel
Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya,
rekannya Theobald
Smith
(yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan
bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.
F.
Bakteri Staphylococcus
Aureus
Staphylococcus
aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat
aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan
maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm.S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC
dengan waktu pembelahan 0,47 jam.S. aureus merupakan mikroflora normal
manusia.
Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit.
Keberadaan S. aureus pada
saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan
terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya
penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi
pelemahan inang.
BAB III
METODE PENGUJIAN
1.
Pengujian
Angka Lempeng Total
Alat:
-
Cawan petri
-
Pipet ukur
-
Erlemeyer 100ml
-
Penangas air 45 ±
1 C
-
Spirtus
-
Sengkelit (Ose )
-
Lemari pengeram 36 ±1 C
-
Alat penghitung koloni
( colony counter )
Bahan :
-
Samlpe susu bubuk
-
Buffered Peoptone Water
( BPW)
-
Plate Count Agar (PCA)
-
Alkohol
Prosedur
kerja :
-
Melakukan pesiapan
homogenisasi contoh
-
Memipet 1ml dan
masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri yang steril
-
Menuangkan media PCA
yang telah dicairkan yang bersuhu 45± 1C
-
Menghomogenkan cawan
petri dengan hati-hati
-
Biarka campuran petri
memadat
-
Memasukkan cawan petri
dengan posisi terbalik ke dalam lemari pengeram (incubator) didinkubasi pada
suhu 35±1C selama 24-28 jam.
-
Mengamati pertumbuhan
koloni bakteri
-
Menghitung
2.
Pengujian Bakteri Coliform
Alat :
-
Erlenmeyer
-
Tabung Durham
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung
-
Pipet Volume
-
Sengkelit (Ose)
-
Incubator 36 ± 10C
-
Cawan petri
-
Penangas air
-
Pipet ukur
-
Laminar flow
Bahan :
-
Sample Susu
Bubuk
-
BGLB
-
LB
-
BPW (pengencer)
-
Aquadest
Prosedur Kerja :
Uji
Duga :
-
Membuat larutan
pengencer BPW, hingga diperoleh pengenceran 1 : 10
-
Dipipet
masing-masing 1 mL setiap pengenceran kedalam masing-masing 3 tabung yang
berisi media LB dengan tabung durham terbalik
-
Melakukan hal
yang sama pada masing-masing pengenceran (10-2, 10-3)
tiap pengnceran menggunakan pipet yang steril
-
Diinkubasi
selama 1 – 2 x 24 jam suhu 370C
Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya gas pada tabung durham.
3.
Pengujian
bakteri E.coli
Alat
:
-
Erlemeyer
-
Tabung durham
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung
-
Pipet volume
-
Sengkelit (Ose)
-
Inkubator 36± 1C
-
Cawan Petri
-
Penangas air
-
pipet ukur
-
Laminar flow
Bahan :
-
Sample susu bubuk
-
Aquadest
-
BPW ( pengencer)
-
LB
-
BGLB
-
ECB
-
EMBA
Prosedur kerja :
1. Melakukan
uji duga
2. Melakukan
uji penegasan
3. Melakukan
uji lengkap
Uji
penegasan :
-
Memasukka sengkelit
biakan positip gas dari uji duga, ke dalam tabung reaksi yang berisi media ECB
dengan durham terbalik.
-
Menginkubasi dalam
penagngas air pada suhu selama
24-28 jam.
-
Mengamati tabung yang
terbentuk positip gas
-
Melanjutkan penetapan
E.coli dengan menginokulasi iakn yang terbentuk gas ke perbenihan EMBA dalm
cawan petri.
-
Diinkubasi selama 12-24
jam. Suhu
-
Pengamatan ditunjukkan
dengan warna hijau metalik.
4.
Pengujian bakteri Salmonella
Alat :
-
Erlemeyer
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung
-
Cawan patri
-
Pipet ukur
-
Sengkelit (ose)
-
Incubator
penangas air
-
Laminar flow
Bahan :
-
LB
-
SCB
-
BSA
-
Aquadest steril
-
Alkohol
Prosedur Kerja :
-
Membuat Media LB
-
Memasukkan
sample kedalam media LB, diinkubasi pada suhu 360C selama 1 x 24 jam
-
Membuat media
SCB (Do Not Autoclave)
-
Memipet 4 mL
kedalam tabung reaksi dan 1 mL sample yang telah diinkubasi
-
Kemudian
diinkubasi 360C selama 1 x 24 jam
-
Pengamatan
positif menunjukan adanya endapan merah pada dasar tabung reaksi
§ Penanaman pada perbenihan selektif
-
Memindahkan
sengkelit dengan cara menggoreskan biakan kedalam cawan petri yang berisi media
BSA
-
Diinkubasi pada
suhu 370C selama 1 x 24 jam
-
Diamati koloni
ditunjukkan dengan koloni yang berwarna hitam metallic.
5.
Pengujian
bakteri Stphylococcus Aureus
Alat
:
-
Erlemeyer
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung
-
Cawan petri
-
Pipet ukur
-
Sengkelit (ose)
-
Inkubator penangas air.
-
Laminar flow
Bahan
:
-
Sample susu bubuk
-
BPW ( pengencer )
-
Kalium telurit
-
VJA
-
BHIB
-
Plasma kelinci
Proedur
kerja :
-
Membuat larutan
pengencer BPW, hingga diperoleh pengenceran 1:10
-
Memipet 0,1ml suspensi
ke atas permukaan VJA, agar disebarkan merata “ teknik spread plate” ( sebelum
menuang VJA ditambah terlebih dahulu kalium telurit).
-
Diinkubasi pada suhu selama 30-48 jam.
-
Stahylococcus
ditunjukkan adanya kolini yang berwarna hitam mengkilat dengan lingkaran cerah
disekelilingnya.
§ Uji
koagulase
-
Dipindahkan koloni yang
positip ke dalam tabung berisi 5ml BHIB
-
Diinkubasi selama 20-24
jam pada suhu C.
-
Disiapkan tabung steril
yang berisi plasma kelinci sebanyak 0,3ml
dan tambahkan 0,1ml biakan dalam BHIB yang berumur 24jam.
-
Diinkubasi kedua campuran selama 2-6 jam dapa suhu C.
-
Diamati ada tidaknya
koagulasi, bila tidak terjadi koagulasi dilanjutkan selama 24 jam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN& PEMBAHASAN
PENGAMATAN
No
|
Judul Penetapan
|
Hasil Pengamatan
|
Syarat Mutu SNI
|
1.
|
Pengujian Angka Lempeng Total
|
3,7 x102 koloni/g
|
Maks 5 x105 koloni/g
|
2.
|
Pengujiab bakteri Coliform
|
43 APM/mL
|
Maks 1x102 APM/mL
|
3.
|
Pengujiab bakteri E. Coli
|
11 APM/mL
|
<3 APM/mL
|
4.
|
Pengujiab bakteri Salmonella
|
Negatif
|
Negatif/gram
|
5.
|
Pengujiab bakteri Staphylococcus A
|
1,2x102 CFU
|
Maks 1x102 CFU
|
1.
Pengujian
Angka Lempeng Total
2.
Pengujian Bakteri Coliform
3.
Pengujian
Bakteri E.coli
4.
Pengujian Bakteri Salmonella
5.
Pengujian
Bakteri Stphylococcus
Aureus
PEMBAHASAN
1.
Pengujian
Angka Lempeng Total
Pengujian angka lempeng
total digunakan untuk evaliuasi perkiraan umur simpan dengan menggunakan metode
perhitungan cawan, pada asumsinya bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media
pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai, setelah diinkubasi jumlah koloni yang
tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme
dalam suspensi tersebut. Pada metode ini digunakan media pembenihan
danpengenceran yaitu BPW sebagai larutan penyangga sehingga mikroba tidak sulit
untuk dihitung dan PCA sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme.
Dalam sampel susu bubuk didapatkan jumlah koloni pada
pengenceran 10-1sebesar
3,7 x 102 dan
pada pengenceran 10-2
dan 10-3
tidak
terdapat koloni. Menurut teori bila diperoleh perhitungan <30 dari semua
pengenceran maka hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan dan menurut
standar mutu SNI pada sampel susu bubuk menyatakan bahwa standar jumlah angka
lempeng total maksimal 5 x 105.
Jadi, susu bubuk tersebut telah memenuhi standar mutu SNI karena angka lempeng
totalnyatidak melebihi dari standar mutu SNI.
2.
Pengujian Bakteri Coliform
Coliform
adalah kolompok gram negatif berbentuk batang yang pada umumnya menghasilkan
gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Digunaan media BHIB karena didalam
media ini mengandung lactose dan garam empedu(Bile Salt) yang hanya
menginsinkan coliform untuk tumbuh. Sedangkan BPW sebagai larutan penyangga
sehingga mikroba tidak sulit untuk dihitung.
Pada
pengujian bakteri coliform, pada media LB pengenceran 10-1 ketiga
tabung positif, penegnceran 10-2 satu tabung positif dan pengenceran
10-3 tidak terdapat tabung yang positif sedangkan pada media BGLB
pengenceran 10-1 satu tabung positif, penegnceran 10-2
satu tabung positif dan pengenceran 10-3 tidak terdapat tabung yang
positif
3.
Pengujian
Bakteri E.coli
E.Coli
adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup secara normal
didalam kotoran manusia dan hewan, oleh karena itu disebut juga bakteri
coliform fekal.
Pada pengujian Bakteri E. Coli, bakteri hanya terdapat
pada pengenceran 10-1dan 10-2sedangkan pada 10-3
tidak terdapat koloni hijau metalik
4.
Pengujian Bakteri Salmonella
Salmonella
adalah bakteri berbentuk batang dengan diameter 0.7-1.5 nanometer, memmiliki
panjang 2-5 nanometer, termaksud dalam bakteri gram-negatif , tidak
menghasilkan spora, utamanya motile serta memiliki flagella diseluruh permukaan
selnya (peritrichious).
Pada pengujian bakteri Salmonella, tidak terdapat
bakteri yaitu koloni hitam pada media BSA
5.
Pengujian
Bakteri Stphylococcus
Aureus
Stphylococcus aureus
merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk tunggal,
berpasangan, tetrad atau berkelompok seperti buah anggur, jenis tidak bergerak,
tidak berspora, dengan diameter 0,7-0,9 µm, famili micrococceae dan termasuk
gram positif.
Pada
pengujian bakteri staphylococcus aureus,terdapat koloni pada pengenceran 10-1,
10-2 dan 10-3 pada media VJA, karena pada media VJA
bakteri staphylococcus aureus dapat tumbuh dengan baik karena mengandung
mannitol , tellurite dan lithium cloride yang berperan untuk mengisolasi
bakteri yang bersifat koagulase positif
Dan pada pratikum yang
telah dikerjakan , jumlah SPC koloni yang di laporkan 1,2x103 yang
diambil dari pengenceran terendah karena jumlah koloni <30 sehingga yang di ambil untuk di laporkan yang
pengenceran yang terendah yaitu 1,2x102 koloni/25g
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
1.
Pengujian
Angka Lempeng Total
Sample Susu kental manisyang dianalisa memenuhi syarat mutu SNI, karena angka
Lempeng Total pada Susu kental manis adalah 1,0x101 koloni/g dan pada syarat mutu SNI adalah 1x104 koloni/g.
2.
Pengujian Bakteri Coliform
Sample Susu kental manisyang dianalisa tidak memenuhi syarat mutu SNI, karena bakteri Coliform pada
Susu kental manis
adalah > 2400APM/mL dan pada syarat mutu SNI adalah10 APM/mL.
3.
Pengujian
Bakteri E.coli
Sample Susu
kental
manis yang dianalisa tidak memenuhi syarat mutu SNI, karena
bakteri E. Coli Susu kental manis adalah 28 APM/g dan pada syarat mutu SNI adalah 3 APM/g.
4.
Pengujian Bakteri Salmonella
Sample Susu kental manisyang dianalisa memenuhi syarat mutu SNI, karena Susu kental
manis tidak memiliki bakteri Salmonella dan pada syarat
mutu SNI Negatif/100g.
5.
Pengujian
Bakteri Stphylococcus
Aureus
Sample Susu
kental
manis yang dianalisa tidak memenuhi syarat mutu SNI, karena
bakteri Staphylococcus Aureus pada Susu kental manis adalah 3x101 koloni/gdan pada syarat mutu SNI adalah 1x102 koloni/g.
6.
Pengujian
kapang khamir
Sample
susu kental manis yang di analisa tidak memenuhi syarat standar mutu SNI, karena kapang khamir pada susu kental manis
adalah 30 x 102 kol/g dan pada syarat mutu SNI adalah 1,0x102 kol/g.
Ø
Pusat
Standardisasi Industri. SNI Susu Bubuk, SNI 01-2970-1992. Departemen
Perindustrian
Ø
http://pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?file=MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standa_nasional/SNI_Ternak/Metode%20Uji/3.pdf
Ø Drs. Saharuddin, dkk. 20121. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Makassar. SMAK Makassar
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar