Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

Selasa, 20 Agustus 2013

Analisa Sirup ABC


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Dalam praktikum terpadu dibahas mengenai analisis terpadu yang mencangkup analisa terhadap sample bahan pangan, obat-obatan dan kosmetik. Pada laporan lengkap ini yang dianalisa adalah sample minuman yaitu Sirup ABC. Penetapan yang dikerjakan adalah kadar air, kadar abu, kadar gula sebelum inversi dan sesudah inversi, Uji logam berbahaya.
Sirup merupakan minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, hal ini karena kemudahan dalam menyajikannya. Sirup merupakan larutan gula pekat yang digunakan sebagai bahan minuman.

B.   Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah:
1.      Agar siswa(i) dapat mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan dan menyusun berbagai referensi ataupun dari hasil konsultasi langsung dengan pembimbing.
2.      Agar siswan(i) menguasai teknik perhitungan kadar suatu zat yang terkandung dalam suatu sample.
3.      Agar siswa(i) dapat mengembangkan kemampuan berfikir terutama dalam mengevaluasi data dan membahas hasil perhitungan, sebagai informasi dan sumber kepustakaan bagi pembaca khususnya siswa(i) SMK-SMAK Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SAMPLE SIRUP ABC
              Pengertian Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak, sirup efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan keengganan pada anak-anak untuk meminum obat.
                  Menurut SNI (1994), Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat (Sakarosa: High Fructose syrup dan atau gula inverse lainnya) dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Definisi sirup yang lain yaitu sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan citarasa beraneka ragam, biasanya mempunyai kandungan gula minimal 65% sedangkan menurut Cruess (1958), sirup didefinisikan sebagai produk yang dibuat dengan cara melarutkan gula tebu atau sirup jagung, atau kombinasi keduanya dalam air, dengan menambahkan bahan penambahan cita rasa pada larutan tersebut.
                  Menurut Satuhu (1994), berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi tiga, yaitu sirup esens, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan.
Sirup esens adalah sirup yang cita rasanya ditentukan oleh esens yang ditambahkan. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industry minuman, saribuah, dan sebagainya. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni buah segar.

Syarat Mutu Sirup
              Sirup yang beredar di pasaran harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat mutu sirup berdasarkan Standar Nasional Indonesia secara lengkap terlihat pada.
Tabel 1. Syarat Mutu Sirup SNI 01-3544-1994
1.      Keadaan:
1.1              Aroma Normal
1.2              Rasa Normal
2.      Gula Jumlah (dihitung sebagai sakarosa) % (b/b) Min 65
3.      Bahan tambahan makanan:
3.1              Pemanis buatan Tidak boleh ada
3.2              Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995
3.3              Pengawet Sesuai SNI 01-0222-1995
4.      Cemaran logam:
4.1              Timah (Pb) mg/kg Maks 1.0
4.2              Tembaga (Cu) mg/kg Maks 10
4.3              Seng (Zn) mg/kg Maks 25
5.      Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0.5
6.      Cemaran Mikroba:
6.1              Angka lempeng total koloni/ml Maks 5x102
6.2              Coliform APM/ml Maks 20
6.3              E.coli APM/ml < 3
6.4              Salmonella koloni/25n Negatif
6.5              S.aureus koloni/ml 0
6.6              Vibrio cholera koloni/ml Negatif
6.7              Kapang koloni/ml Maks 50
6.8              Khamir koloni/ml Maks 50.

PENETAPAN SAMPLE
A.  KADAR AIR
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang dinyatakan dalam persen (%).
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan beberapa cara,yaitu: Metode pengeringan (Thermogravimetri), metode destilasi (Thermovolumetri), metode khemis, metodefisis, dan metode khususmisalnya dengan kromatografi, Nuclear Magnetic Resonance (Sudarmadji et al 1989).
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air(Astuti 2007).

B.  KADAR ABU
           Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Produk perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI 01-2354.1-2006, ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 0,69% menurut SNI 01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak, bakso dan kaki naga.
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak langsung (cara basah).
2. Penentuan kadar abu secara langsung
Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ditimbang. Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven terlebih dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam desikator. Cawan kosong ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji dimasukan sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai berat b gram. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pemanasan pada suhu 300oC agar kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu bertahap hingga 600oC agar perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan cawan menjadi pecah
3. Penentuan kadar abu secara tidak langsung
Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu bahan ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol atau pasir bebas anorganik yang selanjutnya dipanaskan dalam suhu tinggi. Pemanasan menyebabkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi besar dan memperbesar oksidasi. Pemanasan pada pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan memperbesar porositas sehingga proses pengabuan semakin cepat.
C.   KADAR GULA
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer dengan derajat polimerisasi 2-10 dan biasanya bersifat larut dalam air yang terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula memberikan flavor dan warna melalui reaksi browning secara non enzimatis pada berbagai jenis makanan. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Dalam industri pangan, sukrosa diperoleh dari bit atau tebu (Winarno 1997).
Inversi Sukrosa
Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987) dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi sukrosa akan semakin besar pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan temperatur rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5) (Winarno 2007).

Luff Schoorl
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam alkaline dimaksudkan untuk menghindari asam sitrun dengan penambahan kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I) iodide berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan sodium hidroksida (Anonim 2010).

Gula Pereduksi
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK). Metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas (Gritter et al 1991 dalam Swantara 1995).

ANGKA TABEL Penetapan Kadar gula menurut Luff-Schoorl:
ml Na2S2O3
Glukosa
Galaktosa
Laktosa
Maltose
1
2,4
2,7
3,6
3,9
2
4,8
5,5
7,3
7,8
3
7,2
8,3
11,0
11,7
4
9,7
11,2
14,7
15,6
5
12,2
14,1
18,4
19,6
6
14,7
17,0
22,1
23,5
7
17,2
20,0
25,8
27,5
8
19,8
23,0
29,5
31,5
9
22,4
26,0
33,2
35,5
10
25,0
29,0
37,0
39,5
11
27,6
32,0
40,8
43,5
12
30.0
35,0
44,6
47,5
13
33,0
38,1
48,4
51,6
14
35,7
41,2
52,2
55,7
15
38,5
44,4
56,0
59,8
16
41,3
47,6
59,9
63,9
17
44,2
50,8
63,8
68,0
18
47,1
54,0
67,7
72,2
19
50,0
57,3
71,7
76,5
20
52,1
60,7
75,7
80,9
21
56,1
64,2
79,8
85,4
22
59,1
67,7
83,9
90,0
23
62,2
71,3
88,0
94,6
Sumber : Standard Industri Indonesia, Departemen Perindustrian Republik Indonesia (1975) 

D.  UJI LOGAM BERBAHAYA
Merupakan pengujian kandungan logam berbahaya dalam produk. Prinsipnya membandingkan warna pada larutan sampel yang ditambah Na2S dan sampel dengan K4Fe(CN)6 1N dan NaHCO3 8% dengan pembanding logam berbahaya seperti Cu, Ag, Hg, dan Pb yang ditambah seperti pada sampel. Apabila warna sampel sama dengan pembanding berarti positif mengandung logam berbahaya.
Logam berbahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan bahan kimia tersebut maupun dari cara cara penanganan lainnya. Juga kadang kadang terdapat pada alat alat rumah tangga yang terbuat dari logam stanles seperti sendok coktail yang dilapisi timah,mangkok kramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain lainnya.

Arsens (As)
ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan ,minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal,jika keracunannya kuat sekali. Senyawa arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang menönjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dan pada insektisida. Gejala gejala keracunan yaitu sakit di kerongkongan sukar menelan,menyusul rasa nyeri lambung serta muntah-muntah.
Timah hitam (Pb)
Timah hitam ini umumnya terdapat dalam makanan,air dan obat-obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbtl bila kadar Pb menumpuk dalam tubuh.
Gejaka yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah,muntah muntah secresi menyerupai susu,sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang syaraf,memperketat kerja ginjal sehingga cepat rurak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian. Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang mengakibatkan iritasi dan pembengkakan kulit.
Mercuri (Hg)
Gejala-gejala keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan pharyax yaitu terdapat bercak-bercak warna abu-abu. Keadaan ini disertai perasaan nyeri,sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada mulut dan lambung. Bila lambung dapat dikosongkan dengan segera,kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus,dapat menyebabkan bercak -bercak darah yang berat dan hebat,serta menyebabkan shock yang membawa kematian,karena colaps pembuluh darah.
Cupper (Cu)
Adanya Cu pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan insektisida dan pertisida didalam usaha-usaha pertanian. Banyak pula kasus-kasus keracunan terjadi karena Cu dalam tempat wadah untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut akan merusak ginjal hati dan syaraf pusat. Gejala-gejala yang nampak adalah hawa mulut berbau,kerongkongan dan perut kering,rasa ingin muntah atau diare terus menerus selama berhari-hari,terdapat darah pada kotoran(fases) pusing-pusing dan demam.
Cadmium (Cd)
Biasanya cadmium terdapat pada tempa. Wadah makanan olahan,pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan makanan kaleng kena hama cadmium. cadmium ini dalam kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan seluruh pernapasan. Gejala-gejalanya adalah: Timbulnya bau/rasa kaleng yang tidak enak didalam mulut. Sesak napas disertai dengan batuk-batuk,pusing-pusing kepala. Badan terasa lemah dan kaki terasa pegal-pegal lama kelamaan ginjal,hati akan rusak. Gejala-gejala lain yang nampak dalam waktu 1\2 sampai 1jam Adalah,pusing kepala,kejang otot,shock sampai mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam.


                                  






BAB III
METODE ANALISIS
1.    Kadar Air Metode Pemanasan
Tujuan:
          Untuk mengetahui kadar air dalam sirup ABC Squash Delight Rasa leci dengan metode pemanasan.
Dasar prinsip:
          Sample dipanaskan dalam oven pada suhu 100°-105°C dimana air menguap pada suhu 100°C sehingga bobot yang hilang pada pemanasan selama 1jam dianggap sebagai bobot air dalam contoh.
Reaksi:
          Sample sirup                                         Sample + H2O
Alat dan bahan:
Alat
Ø  Petridish
Ø  Oven
Ø  Eksikator
Ø  Gegep
Ø  Kasa
Ø  Neraca
Ø  Pipet tetes
Bahan
Ø  Sample Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Ø  Kertas saring
Cara Kerja:
a)    Timbang dengan seksama 1-2 gram bahan pada sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketa
hui bobotnya. Untuk contoh berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan pengaduk  dan kertas saring berlipat.
b)    Keringkan pada oven suhu 105°C selama 3 jam
c)    Dinginkan dalam eksikator
d)    Timbang, Ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap.


2.    Kadar Abu
Tujuan:
            Untuk mengetahui kadar abu dalam sample sirup ABC Squash Delight rasa leci.
Dasar Prinsip:
            Abu adalah unsur-unsur mineral zat anorganik yang merupakan sisa yang tertinggal setelah contoh diperarang sampai bebas air dan menjadi karbon kemudian diabukan pada suhu 550° sampai bebas karbon.
Reaksi:
          Sample                                     Abu + H2O + CO2
Alat dan bahan:
Alat
Ø  Cawan
Ø  Eksikator
Ø  Tanur
Ø  Kasa
Ø  Gegep
Ø  Hotplate
Ø  Neraca digital
Ø  Pipet tetes
Bahan
Ø  Sample Sirup ABC Squash Delight Rasa leci.
Cara Kerja:
Di timbang ± 2 g sampel ke dalam Cawan porselin  yang sudah kering dan di ketahui bobot kosongnya. kemudian di perarang di atas hot plate lalu di abukan di dalam tanur pada suhu 550oC selama 6 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (d gram).

3.    KADAR GULA
Tujuan:
          Untuk mengetahui kadar gula pada sample sirup ABC Squash Delight Rasa leci.
Dasar prinsip:
            Gula biasanya dihitung sebagai sakarosa, dari kedua penetapan diatas dapat dihitung juga kadar gula non-pereduksi (sakarosa) yaitu kadar gula sesudah inverse dikurangi gula sebelum inversi.
Reaksi:
          C12H22O11  + H2O  2 C6H12O6
C12H12O6 + 2CuO Cu2O + C5H11O5-COOH
Sisa CuO + 2KI + H2SO4 CuI2 + K2SO4 + H2O
2CuI2 Cu2I2 + I2
I2  + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

Alat dan bahan:
Alat
Ø  Gelas piala 100 ml, 500 ml                          
Ø  Labu ukur 100 ml
Ø  Gelas ukur 100 ml
Ø  Pendingin tegak
Ø  Hotplate
Ø  Pengaduk
Ø  Bulb
Ø  Neraca digital
Ø  Termometer
Ø  Stopwatch
Ø  Penangas air
Ø  Pipet volume 25 ml, 50 ml, 10 ml
Ø  Erlenmeyer asah 250 ml
Ø  Corong
Ø  Standar corong
Ø  Buret
Ø  Labu semprot
            Bahan
Ø  Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Ø  Pb-Asetat setengah basa
Ø  Na2HPO4 10%
Ø  (NH4)2HPO4 10%
Ø  Larutan luff
Ø  KI 20%
Ø  H2SO4 25%
Ø  Tio 0,1034 N
Ø  Aquadest
Ø  HCl 25%
Ø  NaOH 30%
Ø  Indikator kanji
Ø  Indikator PP
Ø  Kertas saring
Ø  Batu didih

Cara kerja:
          Persiapan contoh:
1. Ditimbang ±10 gram contoh sirup DHT kedalam gelas piala 100ml
2. Memasukkan kedalam labu ukur 100ml lalu dihimpitkan
3. Memipet 50ml larutan tersebut lalu dimasukkan kedalam labu ukur 250ml
4. Menambahkan kedalamnya 10ml Pb-asetat setengah basa (berlebih). Setelah dikocok, diuji dengan meneteskan larutan NaHPO4 10% bila telah cukup kelebihan Pb-asetat diendapkan sempurna dengan ammonium hydrogen phosfat( 15ml) lalu dihimpitkan.
5. dikocok dan disimpan di air dingin selama 30menit sampai endapan telah turun semua baru disaring. Saringn dipakai sebagai larutan induk.
A. Kadar gula sebelum inverse
Memipet 10ml larutan induk kedalam Erlenmeyer asah berbatu didih. Menambahkan 25ml larutan luff dan 15ml air (jumlah cairan 50ml) kemudian dipasang pendingin tegak dan panaskan dengan api kecil. Tepat pada 3 menit cairan harus sudah mulai mendidih. Dibiarkan mendidih selama 10 menit tepat . didinginkan cepat-cepat. Lalu ditambahkan 10 berlebih larutan KI 30% dan 25ml H2SO4 25%. Dititar dengan larutan tio 0,1034N  sampai larutan berwarna kuning. Ditambahkan indicator kanji dan dititar lagi sampai larutan berwarna putih susu. Dilakukan penetapan blanko dengan 25ml aquadest dan 25ml larutan luff.
B. kadar gula sebelum inverse
Memipet 10 ml larutan induk kedalam labu ukur 100ml. menambahkan 5ml HCL 25% kemudian labu dimasukkan kedalam penangas air, dipanaskan pada suhu 68 C-70 C (dalam labu dimasukkan termometer). Diinversi selama 10 menit. Setelah diangkat dan didinginkan dinetralkan dengan NaOH 30% (dipakai indicator PP) dan dihimpitkan lalu dihomogenkan lalu dihomogenkan lalu memipet 10ml larutan hasil inverse kedalam Erlenmeyer asah kemudian kadar gula setelah inverse ditetapkan dengan cara luff seperti gula pereduksi. Dilakukan penetapan blanko.



4.    UJI LOGAM BERBAHAYA
Tujuan:
          Untuk mengetahui ada tidaknya logam berbahaya dalam sample minuman sirup ABC Squash Delight Rasa leci.
Dasar prinsip:
          Sisa abu dari penetapan abu dilarutkan dengan HCl pekat lalu direaksikan dengan K4[Fe(CN6)6] dengan katalis NaHCO3 jika saat penambahan K4[Fe(CN6)6] terbentuk endapan atau larutannya menjadi keruh maka logam berbahaya positif.
Reaksi:
            Abu + HCl ® Larut
            Abu + HCl(p) + NaHCO3 ® Terbentuk gas CO2
            Abu + HCl(p) + NaHCO3 + K4[Fe(CN6)6] ® Jernih, tak berwarna.
Alat dan bahan:
Alat
Ø  Cawan
Ø  Pipet tetes
Ø  Pengaduk
Ø  Tabung reaksi
Ø  Standar corong
Ø  Neraca kasar
Ø  Kertas saring
Ø  Kasa
Ø  Gegep kayu
Bahan
Ø  Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Ø  HCl pekat 37%
Ø  Aquadest
Ø  NaHCO3
Ø  Kalium ferrosianida 1N
Cara kerja:
a)    Abu bekas penetapan kadar abu dilarutkan dengan 15 tetes HCl pekat
b)   Kemudian diencerkan dengan 10 ml aquadest
c)    Menambahkan dengan 0,1 gram bikarbonat dan 1 tetes kaliumferrosianida 1N
d)   Mengamati perubahan yang terjadi, endapan dan kekeruhan menandakan adanya logam berbahaya.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat di simpulkan bahwa:
*           Kadar Air dalam sample sirup ABC   = 56,97 %
*           Kadar Abu dalam sample sirup ABC= 0,69   %
*           Kadar gula dalam sample sirup ABC 
Sebelum inverse: 1,90 %
Sesudah inverse: 6,76 %
*           Uji logam berbahaya dalam sample sirup ABC:
Tidak mengandung logam berbahaya.

B.  SARAN
*             Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya serta para pembimbing lebih memperhatikan keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek agar hasil praktikumnya tidak asal-asalan.
*             Jika masih ada yang kurang dalam Laporan ini, mohon diberi petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA



·        Djalil.,Latifah abdul,B.Sc.,2004,Kimia Analisis Terpadu; Sekolah Menengah analis kimia,Bogor.
·        Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Analisa bahan makanan dan pertanian. Liberty. Yogyakarta
·        Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Prosedur analisa bahan makanan dan pertanian. Liberty. Yogyakarta
·        http://id.wikipedia.org/wiki/Sirup
·        Dewan Standardisasi Nasional. 1998. SNI Sirup (SNI 01-3544-1994). Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

5 komentar:

bisa di copy co , lo aja yang nga tau caranya

Betul yang dibilang islamuddin :)

Gmn sni kadar airnya kan tdk ada

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More