KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakuh
Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum analisis
terpadu ini mengenai analisis mutu
susu yang merupakan salah satu
syarat untuk bisa mengikuti praktikum analisis terpadu II
Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun skripsi ini, ada banyak hambatan yang harus dilalui, baik dari
luar maupun dari penulis sendiri. Namun dengan doa, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak terutama kepada pembimbing yang sudah membantu sehingga penulis
dapat mengatasinya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam proposal ini
terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan agar laporan praktikum ini dapat menjadi
lebih baik.
Harapan kami kiranya laporan
ini bemanfaat bagi semua orang terutama untuk siswa siswi smk-smak makassar.
MAKASSAR, AGUSTUS 2013
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Susu
adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia
dan manusia.
Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi)
juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu
kental manis, susu bubuk
dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia.
Dewasa
ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka.[1]
Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar
tidak keropos.[2]
Susu secara alami mengandung nutrisi
penting, seperti bermacam-macam vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor,
dan zinc,[2]
pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral
dan lemak.[3]
Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang
dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk
membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi.
Susu
bubuk
adalah bubuk yang dibuat dari susu
kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada
susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es
karena kandungan uap airnya sangat rendah.
Susu
bubuk pertama kali dibuat pada 1802 oleh seorang dokter Rusia,
Osip Krichevsky. Susu bubuk banyak sekali ditemukan di negara-negara berkembang
karena biaya transportasi dan penyimpanannya sangat murah (karena tidak
membutuhkan pendingin). Seperti makanan-makanan kering lainnya, susu kering
dianggap tidak mudah rusak dikarenakan sedikitnya kandungan air (bakteri sangat
cepat berkembangbiak pada makanan yang basah atau minuman) dan disukai oleh
orang untuk menolong mereka bertahan dalam bencana alam atau kecelakaan, oleh
pendaki gunung dan orang-orang yang membutuhkan bahan makanan yang tidak cepat
rusak.
Susu
bubuk sering digunakan dalam membuat kue, dalam resep-resep yang adonannya akan
terlalu cair bila digunakan susu cair. Susu kering juga sering ditemukan dalam
bantuan pangan PBB, di tempat-tempat
penampungan pengungsi, gudang-gudang serta tempat-tempat lainnya di mana susu
segar sulit digunakan.
B.Rumusan Masalah
Dewasa ini hampir seluruh masyarakat mengenal susu bubuk,susu bubuk
memiliki banyak kandungan diantaranya kandungan lemak dan protein .susu bubuk
bisa di jadikan menimuan penambah gizi bagi masyarakat menegah.namun kebanyakan
masyarak banyak yang belum mengetahui mutu susu bubuk yang baik.bahkan banyak
susu bubuk yang tidak sesuai dengan standar yang sudah di tetapkan.oleh karena
itu perluh di lakukan uji mutu susu yang meliputi uji kadar air,kadar abu,kadar
lemak dan kedar protein.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. mengetahui kadar
air yang terkandung pada sampel susu bubuk
2. mengetahui kadar
abu yang terkandung pada sampel susu bubuk
3. mengetahui kadar
protein rkandung yang pada sampel susu bubuk
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. SUSU BUBUK
1.
Pengertian susu bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk
mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair dan tidak perlu
disimpan di lemari
es karena
kandungan uap airnya sangat rendah
Ide
awal formulasi dari susu bubuk formula bayi adalah membuat pengganti ASI dengan
komposisi sedapat mungkin menyerupai ASI, dari susu sapi yang ditujukan untuk
bayi2 yang tidak bisa mendapatkan ASI.
Karena bayi dibawah satu tahun belum dapat mencerna secara langsung susu sapi dengan kadar lemak yang cukup tinggi, sehingga bahan dasarnya skimmilk ditambahkan lemak nabati. Skimmilk diperoleh dengan memisahkan lemak susu dari susu murni, dan lemaknya jadi bahan baku butter.
Karena bayi dibawah satu tahun belum dapat mencerna secara langsung susu sapi dengan kadar lemak yang cukup tinggi, sehingga bahan dasarnya skimmilk ditambahkan lemak nabati. Skimmilk diperoleh dengan memisahkan lemak susu dari susu murni, dan lemaknya jadi bahan baku butter.
Kadar
vitamin larut lemak dalam skimmilk rendah sekali, sehingga untuk meningkatkan
kadar lemak di fortifikasi lagi dengan vitamin2 tambahan. Disamping itu proses
pengeringan susu bubuk sendiri menurunkan kandungan vitamin yang tidak tahan
suhu tinggi, hal ini juga penyebab perlunya penambahan vitamin kedalam susu
bubuk.
Demikian
pula tambahan lemak nabati (linolenat-linoleat,DHA,AA) dimasukkan kedalam susu
formula dengan tujuan membuat sedekat mungkin mirip fungsi/daya guna ASI.
Formulasinya sendiri cukup rumit rumus standard hitungannya untuk bisa
memperoleh komposisi susu formula seideal mungkin, yang selanjutnya dianalisa
metabolisma zat gizinya baik secara in vito maupun in vivo, dan sukarelawan.
Adalah
MISCONCEPTION jika dinyatakan bahwa kandungan susu bubuk formula bayi lebih
baik dari susu UHT cair. Ini perbandingan yg tidak Apple to Apple. Beda tujuan
penggunaan.
Susu
bubuk pertama kali dibuat pada 1802 oleh seorang dokter Rusia,
Osip Krichevsky. Susu bubuk banyak sekali ditemukan di negara-negara berkembang
karena biaya transportasi dan penyimpanannya sangat murah (karena tidak
membutuhkan pendingin). Seperti makanan-makanan kering lainnya, susu kering
dianggap tidak mudah rusak dikarenakan sedikitnya kandungan air (bakteri sangat
cepat berkembangbiak pada makanan yang basah atau minuman) dan disukai oleh
orang untuk menolong mereka bertahan dalam bencana alam atau kecelakaan, oleh
pendaki gunung dan orang-orang yang membutuhkan bahan makanan yang tidak cepat
rusak.
2. Sejarah susu bubuk
Susu bubuk pertama kali dibuat
pada 1802 oleh seorang dokter Rusia, Osip Krichevsky. Susu bubuk banyak
sekali ditemukan di negara-negara berkembang karena biaya transportasi dan
penyimpanannya sangat murah (karena tidak membutuhkan pendingin). Seperti
makanan-makanan kering lainnya, susu kering dianggap tidak mudah rusak
dikarenakan sedikitnya kandungan air (bakteri sangat cepat berkembangbiak pada
makanan yang basah atau minuman) dan disukai oleh orang untuk menolong mereka
bertahan dalam bencana alam atau kecelakaan, oleh pendaki gunung dan
orang-orang yang membutuhkan bahan makanan yang tidak cepat rusak.
3. Pengunaan
Susu bubuk sering digunakan
dalam membuat kue, dalam resep-resep yang adonannya akan terlalu cair bila
digunakan susu cair. Susu kering juga sering ditemukan dalam bantuan pangan PBB, di tempat-tempat
penampungan pengungsi, gudang-gudang serta tempat-tempat lainnya di mana susu
segar sulit digunakan.
B.
ANALISA KADAR ABU
1. pengertian
kadar abu
Kadar abu merupakan campuran dari
komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan
pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan
unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu.
Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan.
Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen
anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Produk perikanan
memiliki kadar abu yang berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI
01-2354.1-2006, ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil
diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah
menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 – 0,69% menurut
SNI 01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak, bakso
dan kaki naga.Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak langsung (cara basah).
2. Penentuan kadar abu secara langsung
Prinsip pengabuan cara
langsung yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar
500-600oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran
ditimbang. Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven
terlebih dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit
dalam desikator. Cawan kosong ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu,
bahan uji dimasukan sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat
sebagai berat b gram. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pemanasan pada
suhu 300oC agar kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga
kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya,
pemanasan pada suhu bertahap hingga 600oC agar perubahan suhu secara
tiba-tiba tidak menyebabkan cawan menjadi pecah
3. Penentuan kadar abu secara tidak langsung
Prinsip pengabuan cara tidak
langsung yaitu bahan ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan
pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol atau pasir
bebas anorganik yang selanjutnya dipanaskan dalam suhu tinggi. Pemanasan
menyebabkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas
bahan menjadi besar dan memperbesar oksidasi. Pemanasan pada pasir bebas dapat
membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan
memperbesar porositas sehingga proses pengabuan semakin cepat.
C.
ANALISA KADAR PROTEIN 1. Pengertian protein
Protein
merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh., karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan baker dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung
unsur-unsur C,H,O dan N yang tidak di miliki oelh lemak dan karbohidrat.
Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung
unsure logam seperti besi dan tembaga.
Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk
jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan
proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, pada masa kehamilan
droteinlah yang membenuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga
mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang di rombak. Fungsi utama protein
bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang
telah ada.
Protein dapat juga di gunakan untuk bahan baker apabila
keperluan energi tunbuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein
ikut pula mengatur berbagai proses tubuh baik langsung maupun tidak langsung
dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur
keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan
tekanan osmotic koloid yang dapat menarik cairan dari jaringan ke dalam
pembuluh darah. Sifat atmosfer protein yang yapat bereaksi dengan asam dan
basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan,
bertindak sebagai bahan membrane sel, dapat membentuk jaringan pengikat
misalnya kolagen dan elastin, serta membentuk protwin yang inert seperti rambut
dan kuku. Di samping itu protein yang bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai
plasma (albumin), membentuk antibody, membentuk komplek dengan molekul lain,
serta dapat bertindak sebagai bagian sel yang bergerak. Kekurangan protein
dalam waktu lama dapat menggaggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunnkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit.
2.
Metode kjedahl
Metode Kjeldahl merupakan metode
yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan
senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan
dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium
sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling
uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara
semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan
waktu analisa yang pendek.
Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom
nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi untuk
zat-zat seperti amina, protein,dan lain – lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk
menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung,
karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan
mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai
protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka
konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71, dan 5,83. Angka 6,25
berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16%
nitrogen.
Prinsip cara analisis Kjeldahl
adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat
menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Amonia yang terjadi
ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada umumnya
dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro.
1.
Cara makro Kjeldahl digunakan
untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1-3 g.
2.
Cara semimikro Kjeldahl dirancang
untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.
Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan
asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat
dalam jumlah yang besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina,
pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut
teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini
kini masih digunakan dan dianggap cukup teliti untuk pengukuran kadar protein
dalam bahan makanan.
Analisa protein cara Kjeldahl
pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses
destilasi dan tahap titrasi :
1. Tahap destruksi
2. Tahap destilasi
3. Tahap titrasi
D.ANALISA KADAR AIR
Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan.Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup.
Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi,
air terdapat pada setiap bahan,
atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air. Pengukuran
kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang (Astuti 2007).
Kadar air adalah perbedaan antara berat
bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan
dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang.
Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan beberapa cara,yaitu: Metode pengeringan (Thermogravimetri), metode destilasi (Thermovolumetri), metode khemis, metodefisis, dan metode khususmisalnya dengan kromatografi,
Nuclear Magnetic Resonance (Sudarmadji et al 1989).
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan
energi panas. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang
terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada
suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air(Astuti
2007).
Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui berat keringdari suatu bahan, selain itu
kandungan air dalam bahan makanan menentukan kesegaran dan daya tahan bahan itu
sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam
media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Oleh karena itu,
praktikumpenetapan kadar air penting dilakukan untuk mengetahui berat bahan keringdan menganalisis kandungan zat gizi suatu bahan (WinarnodanFardiaz
1980).
2 komentar:
thx gan,,,bermanfaat banget
min tolong tema dan tulisannya jangan disamaan agar terlihat
Posting Komentar