1.
Analisa Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alkohol
trihidrat) dengan asam lemak dengan berat molekul ( C = 11 – 24 ). Contoh
minyak atau lemak bisa berasal dari minyak atau lemak hewan atau
tumbuh-tumbuhan. Bentuk lemak dari hewan pada umumnya mengandung lemak jenuh
lebih banyak dari pada lemak tak jenuh dan umumnya berbentuk fasa padat,
misalnya : lemak sapi, berupa gliserol triasetat dengan campuran gliserol
oleo-palmito-stearat. Sedangkan lemak dari minyak nabati (tumbuh-tumbuhan)
mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada lemak jenuh dan umumnya
berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung berupa gliserol trioleat dengan
campuran gliserol-oleo-palmoti-linolat, gliserol-dilinolo dan
gliserol-trinoleat.
Lemak yang stabil mempunyai kandungan asam lemak dengan
jumlah karbon C = 11 – 24. apabila jumlah atom C rendah seperti pada asam
Butirat (C4H9COOH) pada mentega asli, tidak tahan panas
jadi mudah terbakar. Dalam penyimpanan, asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi
oleh udara, membentuk keton-keton yang berbau tengik.
Asam lemak umumnya rantai
hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi
nama sebagai derivat asam-asam lemak ini. Misalnya tristerat dan gliserol
diberi nama tristerin dan tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.
Sifat
Lemak / minyak:
- Penyabunan
: lemak / minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali pada suhu mendidih.
- Hidrolisa
lemak : lemak / minyak mudah terhidrolisa oleh larutan asam kuat pada suhu
mendidih terutama asam – asam mineral.
- Oksidasi
/ reduksi : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain,
asam lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Lemak tak jenuh
mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak tak jenuh
mudah tereduksi membentuk asam lemak jenuh dan mudah teroksidasi membentuk
keton-keton.
- Lemak/minyak
yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau dalam penyimpanan.
Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, mula-mula asam lemak tak
jenuh berubah menjadi hidroksida kemudian membentuk keton yang menimbulkan bau.
Gabungan oksidasi dan penyabunan oleh enzim dapat menguraikan lemak menjadi
gliserol dan merubahnya menjadi Akrolein CH2 = CH. CHO yang menjadi
penyebab utama timbulnya bau tengik.
- Oksidasi
udara dalam waktu lama dapat menimbulkan warna kekuningan. Oksigen
mensubstitusi ikatan rangkap membentuk timulnya gugus karbonil menyebabkan
warna kekuningan
- Pada
oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, dan membiarkan lemak lama
berhubungan dengan udara menyebabkan lemak/minyak tak jenuh menjadi keras
sehingga sukar dihilangkan dalam proses pencucian. Hal tersebut timbul karena
terjadi polimer lemak.
- Oksidasi
udara dalam waktu lama dapat menimbulkan proses polimerisasi antara ikatan
rangkap pada hidrokarbon. Oksigen radikal mensubstitusi ikatan rangkap
membentuk:
-
CH – CH - - CH – CH
-
- CH = CH –
peroksida
Timbulnya
gugus karbonil menyebabkan warna kekuningan
- Pengsulfonan
: lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain, asam lemak
jenuh dapat disulfonkan oleh asam sulfat pekat pada suhu dan tekanan tinggi
- Pengsulfatan
: lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam
lemak tak jenuh mudah tersulfatkan oleh asam lemak sulfat pekat pada suhu
mendidih
- Jenis
pelarut : benzena, minyak tanah, eter, hidrokarbon terklorinasi. Terpentin,
karbon disulfida, ligroin, dll. Tisdak larut dalam air, asam, dll.
- Titik
leleh : 47 0C – 65 0C
Cara menghilangkan:
a. penyabunan atau hidrolisa dengan alkali
b. pengemulsian oleh sabun atau zat aktif
permukaan
c. ekstraksi dengan pelarut organik
Jenis
asam lemak:
-
Asam Laurat
C11H23-COOH
-
Asam Miristat
C13H27-COOH
-
Asam Palmitat C15H31-COOH
-
Asam Linoleat C17H29-COOH
-
Asam
Linolat
C17H31-COOH
-
Asam Risinolat C17H32-COOH
-
Asam
Oleat
C17H33-COOH
Uji
analisa lemak meliputi:
1. Kadar minyak/lemak dalam tekstil cara
soxhlet
Kadar
lemak/ minyak dalam bahan tekstil adalah perbandingan antara berat minyak/lemak
dalam bahan tekstil dengan berat kering mutlak bahan tekstil yang telah
dihilangkan minyak/lemak. Prinsipnya minyak/lemak dalam contoh uji diekstrak
dengan zat pelarut minyak/lemak dengan menggunakan alat pengekstraksi Soxhlet.
Cara kerja :
a. menimbang contoh uji, misalnya berat
contoh uji = a gram
b. mengeringkan labu lemak/labu ekstraksi
yang telah diisi batu didih dalam oven pengering suhu 105-110 0C
selama 1 jam, kemudian memindahkan/mendinginkan pada eksikator dan
menimbangnya, misalnya berat labu lemak/ekstraksi = b gram
c. memasukkan contoh uji kedalam kertas
saring tabung atau dibungkus dengan kertas saring biasa sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu sirkulasi zat pelarut minyak/lemak.
d. Memasukkan contoh uji tersebut kedalam
labu soxhlet yang telah disiapkan
e. Memasukkan zat pelarut minyak/lemak
sebanyak 1,5 – 2 kali volume labu soxhlet yang telah dilengkapi dengan labu
lemak/labu ekstraksi, kemudian memasang dan menghubungkan dengan alat
pendingin.
f. Meletakkan pengekstraksi soxhlet
lengkap diatas pemanas listrik, mengalirkan air pendingin
g. Melakukan ekstraksi selama kurang lebih
2 jam, atau sekurang-kurangnya 6 kali putaran/sirkulasi pelarut
h. Setelah ekstraksi selesai, contoh uji
dikeluarkan dari labu soxhlet. Untuk menghilangkan pelarut pada contoh uji
tersebut, keringkan contoh uji tersebut dalam oven pada suhu 105-1100C
selama 1-2 jam, dinginkan dieksikator, kemudian timbang. Ulangi pengerjaan ini
sampai bobot tetap. Misalnya berat contoh uji = c gram.
i. Memisahkan minyak/lemak
dari pelarut dalam labu ekstraksi dengan cara penyulingan sampai pelarut habis.
Menghilangkan sisa pelarut dalam labu lemak/labu ekstraksi pada oven pengering
pada suhu 105-110 0C selama 30 menit (sampai kering), dinginkan pada
eksikator dan timbang. Ulangi pengerjaan tersebut sampai bobot tetap dan
terakhir penimbangan dengan perbedaan maksimal 0,1 mg dengan penimbangan
sebelumnya. Misalkan berat labu lemak/labu ekstraksi dan minyak/lemak d gram.
2. Bilangan Asam
(BA)
Bilangan
asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH (alkali) yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas didalam lemak. Bilangan asam
dilakukan untuk menentukan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak/lemak.
Metoda yang dilakukan adalah penetralan asam dengan alkali. Prinsipnya dengan
melarutkan lemak/minyak dalam eter alkohol. Cara penetralan dengan titrasi
alkalimetri yaitu dititar dengan alkali.
Reaksi
: RCOOH +
KOH
RCOOK + H2O
As. Lemak
alkali encer
sabun
Cara kerja :
a. menimbang dengan teliti 1-2 gram lemak/minyak
b. melarutkan dalam 25 ml pelarut eter alkohol netral
c. membubuhi 2 tetes indikator PP (tidak berwarna)
d. menitar cepat dengan alkohol KOH 0,1 N sampai warna merah
jambu muda
e. sisa larutan jangan dibuang, dilanjutkan untuk penetapan
bilangan ester (BE)
f. penetapan dilakukan duplo.
3. Bilangan Ester
(BE)
Bilangan
ester adalah bilangan yang menyatakan berapa miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram minyak/lemak. Tujuannya yaitu untuk
menghitung gliserol yang teresterkan. Metoda yang dilakukan yaitu hidrolisa
lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Cara penetapannya dengan cara
titrasi asidimetri (penitarnya asam) setelah proses penyabunan sempurna.
Reaksi
: R(COO)2C3H5 +
KOH
RCOOK + C3H5(OH)3
Lemak
sabun
gliserol
Cara kerja :
a. Sisa cairan bekas penetapan bilangan asam (asam lemak
yang sudah mengandung asam lemak bebas), tambahkan 10 ml tepat (pipet) alkohol
KOH 0,5 N
b. Membubuhi batu didih, menyambungkan dengan
pendingin tegak lalu refluks selama 15-30 menit, sewaktu-waktu harus dikocok
supaya penyabunan sempurna.
c. Pada akhir pendidihan, tetesi indikator PP maka larutan
harus berwarna merah berarti masih ada kelebihan alkohol KOH, kalau tidak merah
berarti masing kekurangan alkohol KOH
dan harus ditambah
10 ml lagi tepat (pipet) Alkohol KOH 0,5 N, lalu refluks kembali selama 15-30
menit lagi.
d. Angkat dan dinginkan sebentar (jangan terlalu dingin bisa
membeku), lalu titar dengan HCl 0,5 N sampai warna merah jambu muda/tepat warna
merah hilang
e. Dilakukan titrasi blanko untuk 10 ml alkohol KOH 0,5 N
yang sama dengan pelaksanaan yang sama seperti contoh
4. Bilangan
Penyabunan (BP)
Bilangan
Penyabunan adalah banyaknya alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah
contoh minyak. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam jumlah milligram kalium
hidroksida yang dibutuhkan buat untuk menyabunkan 1 gram minyak. Besarnya
bilangan penyabunan ini bergantung sama berat molekul minyak. Minyak dengan
bobot molekul rendah akan mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi
daripada minyak yang bobot molekulnya tinggi.
Reaksi
: R(COO)3C3H5 + 3
KOH
3 RCOOK + C3H(OH)3
Lemak
sabun
gliserol
Cara kerja :
a. menimbang dengan teliti 1-2 gram contoh minyak/lemak yang
sudah bebas air dan asam mineral
b. menambahkan 10 ml tepat alkohol KOH 0,5 N dan batu didih
kemudian direfluks selama 15-30 menit
c. pada akhir pendidihan membubuhi 2-3 tetes indikator PP
dan harus berwarna merah
d. mengangkat dan mendinginkan sebentar, lalu mentitar
dengan HCl 0,5 N sampai tepat warna merah hilang
e. melakukan titrasi blanko
5. Bilangan Iodium
(BI)
Bilangan iodium adalah bilangan yang
menunjukkan berapa miligram halogen (dinyatakan sebagai iodium) yang dapat
diikat oleh 100 miligram minyak/lemak. Jadi BI merupakan ukuran bagi banyaknya
ikatan rangkap (tidak jenuh) dalam minyak/lemak karena halogenida akan diadisi
pada ikatan rangkap tersebut. Tujuannya untuk menentukan berapa banyaknya
ikatan rangkap dalam rantai hidrokarbon pada minyak/lemak. Metoda yang
digunakan yaitu adisi ikatan rangkap dalam hidrokarbon dengan halogen.
Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi yodometri (dititar dengan tio
sulfat) setelah proses adisi selesai.
Reaksi
: CH=CH +
IBr
CH – CH
I Br
Br2 + 2
KI
KBr + I2
I2 + 2 Na2S2O3
2 NaI + Na2S2O4
Cara kerja :
a. menimbang dengan teliti 0,1 – 0,2 gram contoh
minyak/lemak kedalam erlenmeyer tutup asah
b. melarutkan dengan 5 ml khloroform
c. menambahkan tepat 10 ml larutan hanus dari buret
d. mengocok dan menyimpan ditempat yang gelap selama 15
menit
e. menambahkan 10 ml KI 10% dan diencerkan dengan air suling
f. menitar dengan Na2S2O3
0,1 N sampai berwarna kuning muda, lalu menambahkan 1-2 ml kanji
g. titrasi ditweruskan sampai larutan tepat tak berwarna
melakukan
titrasi blanko
Standar
nilai pada minyak/lemak:
Minyak
/ lemak
|
BA
|
BI
|
BP
|
Castor
|
0.13
– 0.8
|
86.6
– 88.3
|
175
- 183
|
Kelapa
|
2.5
– 10
|
8.4
– 8.8
|
200
– 205
|
Jagung
|
1
– 2
|
113
– 125
|
187
– 193
|
Sawit
|
10
|
53
|
200
– 205
|
Zaitun
|
0.3
– 1.6
|
86
– 90
|
185
– 194
|
Kacang
|
-
|
88
– 98
|
186
– 194
|
Wijen
|
9.8
|
103
– 117
|
186
– 194
|
Kedelai
|
0.3
– 1.2
|
122
- 134
|
189
– 193.5
|
0 komentar:
Posting Komentar