A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melatih
mahasiswa agar mampu menyelenggarakan atau menggorganisir pengujian
sesnsoris untuk seleksi atau pemilihan panelis yang peka terhadap rasa
manis dan sepet di Laboratorium Uji Sensoris.
2. Menentukan
apakah seorang panelis memenuhi syarat untuk melakukan uji pembedaan
suatu sifat sensoris yaitu kemanisan dan rasa sepet dengan indra
pengecap.
B. DASAR TEORI
Pengujian
organoleptik mempunyai macam-macam cara. Cara-cara pengujian itu dapat
digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yang paling populer
adalah kelompok pengujian pembeda an (defference tests) dan kelompok
pengujian pemilihan (preference tests). Di samping kedua kelompok
pengujian itu, dikcnal juga peng ujian skalar dan pengujian deskripsi.
Jika kedua pengujian pertama banyak digunakan dalam penelitian, analisis
proses, dan penilaian hasil akhir, maka dua kelompok pengujian terakhir
mi banyak diguna kan dalam pengawasan mutu (quality control). Diluar 4
kelompok pengujian itu masih ada uji-uji sensorik lain, termasuk di sini
adalah uji konsumen. Suatu
hal yang sangat penting dalam pengujian, terutama dalam pengujian
pemilihan dan skalar, adalah contoh pembanding. Jika contoh pembanding
diberikan, yang perlu diperhatikan bahwa yang terutama dijadikan faktor
pembanding adalah satu atau lebih sifat sensorik dan bahan pembanding
itu. Karena itu, sifat lain yang tidak dijadikan faktor pembanding harus
diusahakan sama dengan contoh yang diujikan. Hal mi penting agar
panelis tahu sensorik apa yang diujikan dan tidak terjadi kekeliruan
atau salah paham antara penge lola pengujian dan panelis. Contoh
pembanding mi dapat secara fisik turut disuguhkan dalam pelaksanaan
pengujian tetapi dapat pula tidak disuguhkan. Dalam hal terakhir mi
contoh pembanding hanya dideskripsikan dan sifat sifat sensorik yang
dijadikan adalah sif at yang sudah dikenal betul oleh panelis. Dalam hal
mi panelis diminta mengingat kembali sifat itu dan mencamkan
bctul-betul sebelum melakukan penginderaan. Sebagai contoh pembanding
dapat digunakan komoditi baku, komo diti yang sudah dipasarkan atau
bahan yang telah diketahui sifat-sifatnya.
PENGUJIAN PEMBEDAAN
Pengujian pembedaan
digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau
organoleptik antara dua contoh. Meski pun dalam pengujian dapat saja
sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pcmbedaan
selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. Uji-uji
mi digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi
proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk
mengetahui adanya perbedaan atau persa maan antara dua produk dan
komoditi yang sama. Yang terakhir mi terutama dan segi konsumen. Untuk
mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat meng gunakan bahan
pembanding (reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Jika
kita berminat hanya pada ada atau tidak ada perbedaan antara dua contoh
produk maka bahan pembanding tidak pcrlu. Sebaliknya jika kita berminat
pada pengaruh suatu perlakuan maka diperlukan bahan pembanding.
Pembedaannya dapat mempunyai arah atau tanpa arah. Pembedaan berarah
jika dalam pembedaan contoh-contoh itu disertai arah perbedaan yaitu,
lebih kecil atau lebih besar dan bahan baku. Jika pembedaan itu tidak
berarah tidak perlu disertai pernyataan lebih yang satu terhadap yang
lain; cukup kalau dapat menyatakan bahwa pcrbedaan itu ada. Jika dalam
pembedaan itu diguriakan bahan pembanding (reference) maka sifat-sifat
organoleptik yang ingin dibedakan harus betul-betul jelas dan dipahami
para panelis. Keandalan (reliability) dan uji pembedaan tergantung dan
pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan, dan kepekaan
masing-masing anggota panelis. Jumlah
anggota panelis mempengaruhi derajat keandalan hasil pengujian.
Meskipun dernikian uji pembedaan yang dilakukan seca ra saksama dengan
menggunakan panelis yang terlatih akan mem- berikan hasil pembedaan yang
jauh lebih baik daripada yang dilakukan tanpa menggunakan panelis
terlatih meskipun dengan anggota panelis yang besar jumlahnya. Uji
pembedaan biasanya menggunakan anggota panelis yang ber jumlah 15-30
orang yang terlatih. Dengan panelis demikian biaya penyclenggaraan Iebih
kecil dan hasil pengujiannya cukup peka. Segi kerugiannya ialah bahwa
hasil pengujiannya tidak dapat memberi petunjuk apakah perbecian itu dikehendaki atau tidak.
Macam-macam uji pembedaan
1. Uji pasangan
Uji
pasangan juga disebut paired comparison, paired test atau dual corn
paration. Cara pengujian mi termasuk paling sederhana dan paling tua,
karena itu juga sering digunakan. Dalam pengujian de ngan uji pasangan,
dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode
berlainan. Masing-masing anggota panel diminta menyatakan ada atau tidak
ada perbedaan dalam hal sifat yang d ujikan. Agar pengujian mi cfektif,
sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami paneis. Ada
dua cara uji pasangan yaitu dengan dan tanpa dengan bahan pembanding
(reference). Dan dua contoh yang disajikan yang satu dapat merupakan
bahan pembanding atau sebagai kontrol sedang kan yang lain sebagai yang
dibandingkan, dinilai atau yang diuji. mi dilakukan misalnya
membandingkan hasil cara pengolahan lama sebagai contoh baku atau
pembanding dan hasil cara pengolahan baru yang dibandingkan atau
dinilai. Dalam hal uji pasangan dengan pembanding, bahan pembanding
dicicip lebih dulu baru contoh ke dua. Tetapi dapat juga dua contoh itu
tidak mempunyai bahan pem banding. Misalnya membandingkan 2 macam hasil
dan dua daerah. Dalam hal mi ingin diketahui atau dinilai ialah ada atau
tidak ada nya perbedaan sifat basil dan kcdua daerah itu. Dalam uji
pasangan, pengujian dapat dianggap cukup jika panelis telah dapat
menyatakan ada atau tidak adanya perbedaan. Dalam uji pasangan tanpa
bahan pembanding kedua contoh itu disajikan secara acak. Di samping itu
pengelola pengujian dapat pula meminta keterangan lebih lanjut pada para
panelis untuk menyatakan lebih lanjut tingkat perbedaan. Ting kat
perbedaan dapat dinyatakan, misalnya: perbcdaan sedikit, Se dang,
banyak. Meskipun
uji pasangan itu sederhana penyelenggaraannya, tetapi tidak mudah dalam
memberi interpretasi hasil analisisnya. Karena hanya 2 contoh disajikan
bersama - sama maka chance of probability dan masing - masing contoh untuk dipilih adalah V2 atau 50%. Ke simpulan tidak dapat diambil jika panelisnya sedikit. Jumlah panelis yang dibutuhkan biasanya di atas 10 orang.
2. Uji segitiga (triangle test)
Uji
segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Peng ujian mi
lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Uji mi
mula-mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Denmark pada tahun 1946.
Dalam pengujian mi kepada masing-masing panelis disajikan secara acak 3
contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan
tetapi dapat pula berurut an. Dua dan 3 contoh itu sama dan yang ketiga
berlainan. Panells diminta memilih satu di antara 3 contoh yang berbeda
dan 2 yang lain. Dalam uji mi tidak ada contoh baku atau pembanding. Dalam
memberi penilaian tidak boleh ragu-ragu, hams memilih atau menerka
salah satu yang dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panclis
tidak dapat membedakan ketiga contoh tersebut. Karena 3 contoh sekaligus
maka hams disiapkan agar ketiga ukuran, bentuk, warna atau sifat-sifat
contoh yang tidak dimiliki dibuat sama. Sebagaimana halnya uji pasangan,
dalam uji segitiga dapat pula ditanyakan lcbih lanjut tingkat
perbedaan. rrctapi hasil mengenai tingkat perbedaan tidak lagi peka atau
kurang meyakinkan. Dalam uji segitiga kescragaman ketiga contoh sangat
penting agar dapat dihindari pengaruh penyajian.
Di dalam pelaksanaan uji segitiga, panelis diminta mcmilih satu di antara 3 contoh yang berbeda dengan yang lain. Karena contoh yang dinilai ada tiga maka peluang secara acak adalah 1/3 atau
331/3%.
Di dalam pelaksanaan uji segitiga, panelis diminta mcmilih satu di antara 3 contoh yang berbeda dengan yang lain. Karena contoh yang dinilai ada tiga maka peluang secara acak adalah 1/3 atau
331/3%.
3. Uji duo-trio
Uji
mi scpcrti halnya pada uji segitiga, tiap-tiap anggota panel disajikan 3
contoh, 2 contoh dan bahan yang sama dan contoh ketiga dan bahan yang
lain. Bedanya ialah bahwa salah satu dan 2 contoh yang sama itu dicicip
atau dikenali dulu dan dianggap sebagai con toh baku, sedangkan kedua
contoh lainnya kemudian. Dalam penyu guhannya ketiga contoh itu dapat
diberikan bcrsamaan. Atau contoh bakunya diberikan lcbih dulu baru
kemudian kedua contoh yang lain disuguhkan. Dalam pelaksanaan uji, panelis diminta untuk memilih satu di antara
2 contoh tcrakhir yang sama dengan contoh baku atau pembanding. Karena contoh yang dinilai ada dua maka peluang secara acak adalah
‘/2 atau 50%.
2 contoh tcrakhir yang sama dengan contoh baku atau pembanding. Karena contoh yang dinilai ada dua maka peluang secara acak adalah
‘/2 atau 50%.
4. Uji pembanding ganda (dual standards)
Uji
pembanding ganda juga disebut dual sMndards. Bentuk penguji an
pcmbanding ganda menyerupai uji duo-trio. Jika pada uji duo- trio
digunakan satu contoh baku sebagai pembanding maka pada uji pembanding
ganda digunakan dua contoh baku sebagai pemban ding yaitu A dan B. Kedua
contoh pembanding itu disuguhkan ber samaan sebelum contoh-contoh yang
akan diuji diberikan. Panelis diwajibkan mengenali dan mengirigat
sifat-sifat sensonik kedua contoh pembanding yang diujikan, misalnya
jika baii tengik yang diujikan maka panelis harus sudah betul-betul
mengenali dan hafal bau tengik itu dan pembauan. Setelah semua panelis
yang akan melaksa nakan uji bau itu betul-betul mengetahui bau tengik
pada contoh pembanding, barulah dua contoh yang diujikan disuguhkan
secara acak. Dalam
pengujian mi panelis diminta menyebut yang mana dan kedua contoh yang
diujikan sama dengan pembanding A dan yang mana yang sama dengan
pembanding B. Uji mi balk untuk membe dakan bau-bauan atau sifat bau
komoditi. Di samping itu uji mi juga baik digunakan untuk memilih suatu
tim panelis yang akan diguna kan sebagai panel penguji pembedaan. Karena
jumlah contoh yang dinilai ada dua maka peluang secara acak adalah ‘/2
atau 50%.
5. Uji pembanding jamak (muitple standards)
5. Uji pembanding jamak (muitple standards)
Uji peznbandirig jamak juga disebut multiple standards. Dalam uji pembanding janiak digunakan 3 atau Iebih contoh pembanding. Uji
organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis)
yang pekerjaannya mengamati, menguji, dan menilai secara organoleptik.
Sensoris berasal dari kata “sense” yang berarti timbulnya rasa, dan
timbulnya rasa selalu dihubungkan dengan panca indera. Leptis berarti
menangkap atau menerima. Jadi pengujian sensoris atau organoleptik
mempunyai pengertian dasar melakukan suatu kejadian yang melibatkan
pengumpulan data-data, keterangan-keterangan atau catatan mekanis dengan
tubuh jasmani sebagai penerima.
Pengujian
secara sensoris/organoleptik dilakukan dengan sensasi dari rasa, bau/
aroma, penglihatan, sentuhan/rabaan, dan suara/pendengaran pada saat
makanan dimakan. Sebagai contoh rasa enak adalah hasil dari sejumlah
faktor pengamatan yang masing-masing mempunyai sifat tersendiri. Contoh
keterlibatan panca indera dalam uji organoleptik, yaitu:
· Rasa (“taste”) dengan 4 dasar sifat rasa, yaitu manis, asam, asin dan pahit.
· Tekstur (“konsistensi”) adalah hasil pengamatan yang berupa sifat lunak, liat, keras, halus, kasar, dan sebagainya.
· Bau (“odour”) dengan berbagai sifat seperti harum, amis, apek, busuk, dan sebagainya.
·
Warna merupakan hasil pengamatan dengan penglihatan yang dapat
membedakan antara satu warna dengan warna lainnya, cerah, buram, bening,
dan sebagainya.
·
Suara merupakan hasil pengamatan dengan indera pendengaran yang akan
membedakan antara kerenyahan (dengan cara mematahkan sampel), melempem,
dan sebagainya.
Uji
organoleptik merupakan pengujian secara subjektif, yaitu suatu
pengujian penerimaan selera makanan (“acceptance”) yang didasarkan atas
uji kegemaran (“perference”) dan analisis pembedaan (“difference
analysis”), sehingga dapat digolongkan menjadi:
· Psikofisik : Uji perbedaan
· Psikometrik: Uji kegemaran, Uji penilaian dengan angka, Uji ahli penguji rasa
· Deskripsi denomena: Uji profil rasa
Untuk menilai atau menguji secara organoleptik diperlukan:
· Lingkungan suasana tenang dan bersih
· Peralatan yang bebas bau
· Bahan contoh yang tepat
· Standar bahan contoh
· Para panelis baik yang terlatih maupun umum
· Metode pengujian
0 komentar:
Posting Komentar