Anak sekolah terutama SMP atau SMA, biasanya mulai ingin menikmati
masa-masa muda mereka. Tidak seperti anak SD yang kemana-mana ingin
ditemani oleh orang tua, anak SMP atau anak SMA biasanya lebih suke
berpergian dengan teman-temannya. Saya sendiri pernah mengalami
masa-masa ini, dimana saya lebih menyukai pergi dengan teman-teman saya,
dibandingkan pergi dengan orang tua. Biasanya, anak-anak SMP dan SMA
membohongi kedua orang tuanya dengan kalimat, “Mah, pah, pulang sekolah
aku mau kerja kelompok di rumah temen, jadi pulangnya telat”. Padahal
sebenarnya pergi hang out dengan teman-temannya di mal, kafe,
atau nonton bioskop. Kata kunci yang sering dipakai pokoknya kerja
kelompok. Saya yakin sebenarnya orang tua sudah sedikit menyimpan rasa
curiga, ketika anaknya bilang pulang terlambat dengan alasan kerja
kelompok. Hanya saja, mau marah-marah takutnya memang betulan kerja
kelompok ditambah tidak ada bukti nyata bahwa anaknya berbohong. Sering
juga ada anak yang tidak memberi tahu kalau akan pergi dulu dengan
teman-teman sepulang sekolah, dengan alasan malas di ceramahin via sms
atau telepon, berasa di interogasi. Kalau ditanya kenapa pulangnya
terlambat, jawabannya biasanya, “mah, pah abis batre tadi di jalan.
Padahal mau kasih tau. Maaf ya”.
Kata kunci selanjutnya yang biasanya di pakai anak sekolah untuk
berbohong adalah, bayar buku. Bagi orang tua yang memang jarang
mengontrol barang anak-anaknya, hal ini selalu menjadi alasan tepat bagi
anak untuk mencari tambahan pemasukan uang jajan. “Mah, pah, itu aku
disuruh beli buku sejarah, geografi, LKS agama, bla bla bla.. paling
lambat besok lusa nih bayarnya”. Kalau sudah soal buku, terlebih untuk
orang tua yang sibuk dan jarang mengontrol anaknya, pasti permintaan ini
akan di kabulkan. Padahal uangnya bukan untuk beli buku, tetapi untuk hang out dengan
teman-temannya. Saya pernah sih melakukan hal ini, tetapi bukan
berbohong untuk bayar buku, karena ibu saya sangat teliti sekali. Jadi,
saya beberapa kali sedikit melebihkan harga buku dari yang seharusnya.
Hehe. Hanya beberapa kali saja. Tidak sering.
Pacaran, adalah hal lain yang sering disembunyikan oleh anak-anak.
Banyak yang pulang terlambat karena pulang sekolah kencan dulu bareng
pacar, seperti pergi ke restoran, bioskop, taman, dan sebagainya. Bagi
para perempuan, biasanya jika di antar pacarnya sepulang sekolah atau
sepulang kencan hanya di turunkan dekat rumahnya atau depan komplek
perumahan, bukan diturunkan tepat depan rumah. Alasannya takut ketauan
orang tua, dan nantinya tidak boleh pacaran lagi gara-gara takut
nilainya jeblok. Teman SMA saya pernah ada yang kepergok
tetangganya di antar oleh pacarnya, dan diturunkan tepat di depan rumah
tetangganya tersebut. Si tetangga itu bertanya kepada ibunya, “Ciye,
anakmu udah punya cowok ya.. Di antar lho kemarin sampai depan rumahku”.
Dan jawaban teman saya ketika ditanya ibunya adalah, “itu temen mah,
abis kerja kelompok, rumahnya searah. Jadi ya bareng deh”.
Sebenarnya berbohong ala anak sekolah seperti yang saya ceritakan itu,
menurut saya wajar dan tidak perlu orang tua membesar-besarkan jika
anaknya ketauan berbohong. Terkadang anak merasa takut kepada orang
tuanya, untuk mengatakan yang sebenarnya. Karena ada beberapa orang tua,
yang tidak ingin anaknya keluyuran sepulang sekolah, takut
kenapa-kenapa. Kekhawatiran itu wajar, tetapi jika dimarahi secara
berlebihan, akan membuat anak semakin sebal dengan orang tua dan akan
menjadi semakin ‘liar’. Di masa-masa puber seperti itu, kebanyakan
anak-anak tidak ingin di kekang dan mereka hanya ingin orang tua
mempercayakan mereka. Tentunya bukan berarti mengabaikan. Selama orang
tua memberikan perhatian cukup, memberikan pengertian terhadap hal-hal
yang boleh dan tidak kepada anak dengan baik, dan kasih sayang setiap
harinya, saya rasa sih anak-anak tidak akan melenceng pada jalurnya. Itu sih yang saya juga rasakan ketika masih masa puber dulu. Hehe
0 komentar:
Posting Komentar