Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu
Proteos, artinya yang terutama atau terbanyak adalah senyawa organik
yang terbanyak dalam sel mahluk hidup dan memegang peranan penting dalam
proses organisme hidup dan juga merupakn komponen terpenting dari
protoplasma. Secara kimia, protein adalah Heterobioplimer yang terdiri
atas satuan-satuan monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan Peptida. Protein ditemukan dalam seluruh mahluk hidup
mulai dari virus sampai manusia. Ada puluhan ribu macam protein berbeda,
yang tersebar diberbagai mahluk hidup tersebut. Meskipun demikian
diperlukan hanya 20 jenis asam amino saja untuk menyusun berbagai macam
protein tersebut. Tumbuhan dan bakteri dapat membuat sendiri bahan
penyusun protein yaitu asam amino, dari nitrogen organik, akan tetapi
binatang dan manusia memerlukan sebagian asam amino yang sudah jadi
untuk membentuk protein.
Dalam tumbuh-tumbuhan protein
teristimewa sekali terdapat dalm biji-bijian dan khusus biji
kacang-kacangan banyak mengandung protein. Pada umumnya dalam protein
selalu mengandumg unsure karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen tapi ada
juga protein yang mengandung belerang phosphor dan besi protein yang
pada umumnya terbentuk dari asam-asam alpha amino melalui reaksi
polimerisasi kondensasi dan sebagai hasilnya terbentuk suatu polipeptida
yang banyak mengandung ikatan peptide.
Struktur Protein:
Struktur
tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder
beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan
menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat).Struktur primer protein merupakan urutan asam
amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).
Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi
lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah
sebagai berikut:
• alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
•
beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar
yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
• beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
• gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan
dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga
dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya
berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara
fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya
dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh
struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur
primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis
protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam
amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis
sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi
dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan
massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa
ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan
Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum
CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda
dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi
struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum
inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah
domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana
umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks,
ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai
polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi
baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada
struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing
komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan
struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener,
setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak
fungsional.
1. Struktur primer : dibentuk oleh ikatan peptide dalam 1 rantai polipeptida
2. Struktur sekunder : alfa helix
3. Struktur tersier : berbentuk melipat karena adanya ikatan disulfide dan van der walls
4. Struktur kuartener : beberapa polipeptida menjadi satu.
ASAM AMINO
Asam
amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (-COOH) dan satu gugus amino (-NH2).
Jika gugus amino terikat pada atom karbon alfa (yaitu atom karbon yang
terikat langsung pada gugus karboksil), disebut asam alfa-amino; jika
gugus aminonya terikat pada atom karbon beta, disebut asam beta-amino.
Protein
merupakan asam rantai asam amino dengan ikatan peptide yang terbentuk
dari gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amin dari asam
amino yang lain.
2 asam amino : dipeptida
3 : tripeptida
4 : tetrapeptida
>4 : polipeptida
>100 : protein
Untuk mengetahui urutan asam amino dari suatu protein:
1. Hidrazinolisis
2. Reagen Sanger 1-fluoro-2,4 dinitrobenzena
3. Reagen Edmann fenilisotiosianat
4. Pencernaan dengan aminopeptidase atau karboksipeptidase
Asam Amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi dua (2) kelompok, yaitu:
Asam
amino essensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan,
karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut adalah
Triptofan, Fenilalanin, Lisin, Treonin, Valin, Metionin, Leusia,
Isoleusin, Arginin, dan Histidin.
Asam amino non essensial, yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh.
Rumus umum protein adalah:
H O R H O
H2N — C — C — N — C — C = O N — C — C — OH
R1 H H R(n)
- NH2 : gugus amino
- CO - : gugus karboksil
- CO – NH - : ikatan peptida
- R1, R2, dan Rn : rantai samping asam-asam amino pembentuk protein
Secara Kimia, protein dibagi menjadi dua (2) jenis:
1. Protein Sederhana
Protein ini bila dihidrolisis hanya menghasilkanasam amino alfa atau turunannya.
• Globulin : larut dalam asam dan basa, tidak larut dalam air. Mengendap dalam ammoniumsulfat setengah jenuh
• Glutelin dalam gandum
• Prolamin : larut dalam alcohol 70 – 80%. Zein dalam jagung, gliadin dalam gandum
• Albuminoid(skleroprotein) kolagen dan keratin
• Histon : banyak mengandung asam amino basis
• Protamin : bersifat basa
Tidak dapat digumpalkan dengan pemanasan
Contoh : Salmin dalam ikan salem
• Albumim : larut dalam air asam dan basa. Mengendap dalam ammonium sulfat jenuh.
2. Protein Terkonjugasi
Protein dapat dihidrolisis menjadi asam amino:
a. Dengan asam kuat, misalnya HCl atau H2SO4, disertai dengan pemanasan, atau b. Dengan basa, atau
c. Dengan enzim proteolitik, seperti pepsin, tripsin atau papain.
Nucleoprotein : PS + asam nukleat. Contoh: nukleohiston dan nuklein
1. Glikoprotein : PS + karbohidrat. Contoh : musin
2. Lipoprotein : PS + lipid. Contoh : fosfolipid,kolesterol
3. Fosfoprotein : PS + phosphate. Contoh : kasein
4. Kromoprotein : PS + zat warna. Contoh : Hb,hemosianin, sitokrom
5. Metaloprotein : PS + logam. Contoh : seruloplasmin (Cu), siderofiin (Fe)
6. Nucleoprotein : PS + asam nukleat. Contoh: nukleohiston dan nuklein
Didalam
air, protein larut dalam bentuk larutan koloid. Untuk itu sangat
diperlukan interaksi antara berbagai gugus R dari asam-asam amino dalam
protein dengan molekul air. Semua keadaan yang menyebabkan tertariknya
air yang mengelilingi molekul protein ini sangat mengurangi kelarutan
protein.
PERCOBAAN PROTEIN DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA:
1. Reaksi Biuret
Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein mengandung ikatan peptida
Dasarnya
: Gugus –CO dan –NH dari ikatan peptida dalam molekul protein
membentuk warna lembayung bila direaksikan dengan ion Cu2+ dalam suasana
alkali
2. Reaksi Xantoprotein
Tujuannya: memperlihatkan bahwa protein tertentu mengandung asam amino dan inti benzena
Dasarnya : Nitrasi inti benzen dari asam amino dalam molekul protein (tirosin, fenilalanin, triptofan) menja
di senyawa nitro yang berwarna kuning. Dalam lingkungan alkalis terionisasi dan warnanya berubah menjadi tua atau jingga.
3. Identifikasi Sulfur
Tujuan
: mengidentifikasi asam amino yang mengandung gugus S
(sistein,methionin). Dasarnya : protein yang mengandung belerang, dapat
ditunjukkan dengan kertas timbel(II) asetat. NaOH mengubah S organic
menjadi S anorganic. Pb-asetat sbg donor Pb2+
0 komentar:
Posting Komentar