Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

Senin, 25 Maret 2013

Uji Diferent Berpasangan


Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis., uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.Uji-t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel (dua buah variabel yang dikomparasikan). (Hartono, 2008)

Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji-t dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji-t untuk sampel bebas (independent) dan uji-t untuk sampel berpasangan (paired).

Dalam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada 1 hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat: ragam populasi, bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan adalah uji-t dengan asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi dari 2-sampel tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah menggunakan uji-t dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan ragam homogen dan tidak homogen memiliki rumus hitung yang berbeda. Oleh karena itulah, apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji-F.

Uji-t  berpasangan  (paired  t-test)  adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan).  Uji-t ini membandingkan satu kumpulan pengukuran yang kedua dari contoh yang sama. Uji ini sering digunakan untuk membandingkan skor “sebelum” dan “sesudah” percobaan untuk menentukan apakah perubahan nyata telah terjadi. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama,  peneliti   tetap memperoleh 2 macam data sampel,  yaitu data dari perlakuan pertama(sebelum) dan data dari  perlakuan kedua (sesudah).  Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu   tidak  memberikan   perlakuan   sama   sekali   terhadap   objek   penelitian.  Misal   pada   penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu,  perlakuan pertama,  peneliti menerapkan kontrol,  sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan   demikian,   performance   obat   dapat   diketahui   dengan   cara  membandingkan   kondisi   objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.

Kapan Uji-t Berpasangan digunakan :
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memeperhatikan beberapa aspek yang menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam meilih uji, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan Uji-t Berpasangan. Dalam hal ini untuk Uji Komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah (Pretest & postest) di gunakan pada :
  1. satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)
  2. Data kuantitatif (interval – rasio)
Berasal dari populasi yang berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi deference = d yang berdistribusi normal dengan mean md = 0 dan variance sd2 = 1).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More