Bahan
pangan yang tersedia di alam tersusun atas unsur kimia seperti karbon (C),
hydrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), sulfur (S), phosphor (P), dan
lain-lain. Setiap bahan pangan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda
dan mengandung zat gizi yang bervariasi yang banyak jumlahnya. Lemak merupakan
suatu kelompok senyawa yang heterogen, tetapi mempunyai kesamaan sifat
kelarutannya. Lemak umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik seperti eter dan petroleum eter. Berat jenisnya lebih rendah daripada
air. Yang tergolong sebagai lemak adalah lemak netral atau trigliserida dan
lilin. Sterol, fosfolipid, ester asam lemak dan yang termasuk turunan lemak.
Trigliserida adalah bentuk utama lemak, baik di dalam tubuh manusia maupun di
dalam bahan pangan. Secara kimia, trigliserida terdiri atas 3 asam lemak yang
melekat pada gliserol dan ikatan ester. Lemak (padat) pada umumnya mengandung
mengandung asam lemak jenuh (lemak yang berikatan rangkap tinggi, sedangkan
minyak (cair) tingkat ketidakjenuhannya tinggi berarti banyak mengandung asam
lemak berikatan rangkap sehingga cenderung mudah teroksidasi, kecuali minyak
kelapa kandungan asam lemak tidak jenuhnya rendah. Semakin panjang rantai atom
karbon asam, akan semakin tinggi ketidakjenuhannya dan sifat fisik asam lemak
ini cenderung semakin encer (Widyaningsih, 2004).
Bilangan
asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung berdasarkan
berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam
dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang digunakan untuk mrnrtralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Derajat asam
adalah banyaknya milliliter KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan 100
gram minyak atau lemak (Ketaren, 2005). Sedangkan menurut Sumardi dan Hardoko
(1992) bilangan asam lemak bebas adalah banyaknya basa dalam ml ekuivalen yang
diperlukan untuk menetralkan 100 gram contoh yang ditentukan.
Angka
FFA adalah indikasi dari jumlah ketengikan hidrolitik kandungan/kadar FFA yang
ditentukan dengan titrasi alkali standar. Penentuan angka FFA harus ditetapkan
untuk tiap spesies ikan, dimana batas maksimumnya akan berubah-ubah tergantung
dalam tiap ikatannya.
Karakteristik
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan
kedalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidak jenuhannya
yang dinyatakan dengan bilangan iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat
dimasukkan ke dalam golongan non drying oils karena bilangan iod minyak
tersebut berkisar antara 7,5 hingga 10,5 (Ketaren, 2008).
Minyak
kelapa mengandung 84% trigliserida, sterol yang terdapat dalam minyak nabati
disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer yaitu beta sitosterol (C29H50O)
dan stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat sebagai
stabilizer dalam minyak. Tokoferol mempunyai 3 isomer yaitu α-tokoferol (titik
cair 158-160 0C); α, β – tokoferol (titik cair 138 – 140 0C); dan β – tokoferol. (Muchtadi dan
Sugiyono, 1992).
Kandungan
jenis minyak kelapa tersusun atas unsure-unsur C, H, dan O. Minyak sawit
terdiri atas fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang.
Penyusun fraksi padat terdiri atas asam lemak jenuh, antara lain asam miristat
(1%), asam palmitat (45%) dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun atas
asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat (39%), dan asam linoleat 11%
(Silviana, 2008).
Proses
penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan minyak
jenuh) menyebabkan kandungan asam tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya
kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak menjadi mudah rusak oleh
proses penggorengan karena selama proses menggoreng, minyak akan dipanaskan
secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen
dari udara luar yang memudahkan terjadinya oksidasi pada minyak (Sartika,
2009).
Prinsip Metode Analisa
Menurut
Herlina (2002) angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat
dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
NaOH yang dibutuhkan asam lemakbebas yang terdapat dalam satu gram lemak atau
minyak.
Asam
Menurut
Sudarmadji, et. al., (2007), cara
penentuan minyak atau lemak sebanyak 10 -20 gram ditambahkan 50 ml alkohol
netral 95% kemudian dipanaskan 10 menit dalam penangas air sambil diaduk dan
ditutup pendingin balik. Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam lemak. Setelah
didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator
phenolphathalein sampai tepat warna merah jambu.
Angka
asam
Menurut
Widjanarko (1996) lemak atau minyak dilarutkan dalam alcohol 95% dan dipanaskan
selama 10 menit diatas penangas air sambil diaduk dan ditutup dengan pendingin
balik, setelah dingin asam lemak bebas dititrasi dengan KOH dengan indikator pp
sampai merah jambu.
Angka
asam
Lemak dan Minyak
Lemak merupakan pangan yang berenergi tinggi, setiap gramnya
member lebih banyak energi daripada karbohidrat atau protein. Lemak juga
merupakan makanan cadangan di dalam tubuh, karena kelebihan karbohidrat diubah
menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adipose. Lemak terutama terdiri atas
trigliserida tetapi juga mengandung kolestrol, yang diduga mempunyai hubungan
dengan penyakit jantung dan asam-asam lemak esensial yaitu linoleat dan asam
arakhidonat (Buckle, et al, 2007).
Lemak
atau minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Selain itu, lemak dan minyak juga merupakan sumber energy yang lebih
efektif dibandingkan karbohidrat dan protein (Winarno, 2002). Sedangkan menurut
Sediaoetama (2008), lemak adalah sekelompok ikatan yang terdiri atas
unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat
larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum
eter, benzene, lemak, yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada
suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair pada suhu
kamar.
Lemak
dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Angka nabati terdapat dalam
buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur-sayuran.
Dalam jaringan hewan, lemak terdapat diseluruh badan, tetapi jumlah terbanyak
dalam jaringan adipose dan tulang sumsum trigeliserida dapat berwujud padat
atau cair. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya.
Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sujumlah asam
lemak tidak jenuh, yaitu oleat, linoleat atau asam linoleat dengan titik cair
yang rendah. Lemak hewani pada umunya berbentuk padat pada suhu kamar karena
banyak mengandung asam lemak jenuh misalnya asam polimitat dan stearat yang
mempunyai titik cair lebih tinggi (Ketaren, 2008).
Dalam
proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak (umumnya ketiga asam lemak
berbeda-beda) yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
O
H2C
– OH HOOCR1 H2C – O – C – R1
O
HC
– OH + HOOCR2
HC – O –C –R2 + 3 H2O
O
H2C
– OH HOOCR3
H2C – O – C – R3
Gliserol
asam lemak trigliserida
air
Kalau R1 =
R2 = R3 maka trigliserida yang terbentuk
disebut trigliserida sederhana (simple triglyceride) sebaliknya berbeda
disebut trigliserida campuran (mixed trigliseride)
Hubungan Asam Lemak Bebas
dengan Kualitas
Menurut Ketaren (2008) lema dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%.
Jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau
tengik. Namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam
lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan
rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak
dapat menguap dengan jumlah atom 5 lebih besar dari 14 (5 > 14).
Penentuan
kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya, atau ada tidaknya perlakuan pemurnian lanjutan misalnya
penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing),
penghilangan warna (bleaching), dan sebagainya. Penentuan tingkat
kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpanya,
sifat gorengannya, baunya maupun rasanya. Tolok ukur kualitas ini termasuk
angka asam lemak bebas (Free Fatty Acids atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketegikan dan kadar
air
Prinsip Kerja Bahan
Indikator PP
Indikator PP adalah indikator perubahan warna dengan ditandai tepat hilangnya
warna merah. Cara pembuatan indikator PP adalah 1 gram Penophatalein dalam 100
ml alkohol
KOH
KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah
reaksi dengan basa sehingga terbentuk. Cara pembuatan KOH adalah KOH sebanyak
6,5 gram dilarutkan dalam aquadest hingga 1 L
1 komentar:
mbak ada gak alat ukur (instrumen ayau portable) yang bisa digunakan untuk menentukan angka asam suatu minyak.
makasih
Posting Komentar