Dalam mengetahui kadar lemak yang terdapat di bahan pangan dapat dilakukan dengan mengekstraksi lemak.
Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada
waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut
dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen
karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar
bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai
lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode untuk
mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi
basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa
mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari
sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan
dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat
universal dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar
dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak. Pada praktikum
penetapan kadar lemak ini digunakan metode ekstraksi kering yaitu metode
Soxhlet.
Tujuan
Praktikum penetapan
lemak kasar dan komponen lipid dilakukan dengan tujuan agar praktikan
dapat mengetahui kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan pangan.
Metode yang digunakan tergolong dalam metode ekstraksi kering yaitu
metode Soxhlet
METODE SOXHLET
Metode
Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu.
Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5
sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian
kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang
hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini
menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran.
Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada
metode kontinu.
Prinsip
Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out .
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous
dalam tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan
kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan
yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble”
(selongsong tempat sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas.
Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60
sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih.
Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175
ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut
organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam
Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat
pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan
Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak
kemudian mulai dipanaskan.
Ketika
pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes
ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan
bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju
labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai
refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah
proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses
penyulingan dan dikeringkan.
Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor
yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu
ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi
dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada
cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.
Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda
untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi
didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat
antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji
Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti
pada semua bakteri uji Gram-negatif.
Crackers
Crackers
adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan keras melalui proses
fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang mengarah kepada rasa
asin dan renyah, serta bila dipatahkan penampang potongannya
berlapis-lapis. Crackers tanpa pemanis merupakan tipe yang paling
populer yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti roti dan penggunaanya
lebih luas sebagai makanan diet. Ciri-ciri crackers yang baik
adalah tekstur yang renyah, tidak keras apabila digigit, tidak hancur,
dan mudah mencair apabila dikunyah. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan crackers dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat dan bahan pelembut tekstur. Bahan
pengikat atau pembentuk adonan yang kuat adalah tepung terigu, air, dan
garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut tekstur
adalah gula, mentega, dan leavening agent (baking powder) sebagai bahan pengembang.
Tabel 1 Syarat mutu biskuit (SNI 01-2973-1992)
Komponen
|
Syarat Mutu
|
Air
|
Maks 5%
|
Protein
|
Min 9%
|
Lemak
|
Min 9.5%
|
Karbohidrat
|
Min 70%
|
Abu
|
Maks 1.5%
|
Logam berbahaya
|
Negatif
|
Serat kasar
|
Maks 0.5%
|
Kalori (per 100 gr)
|
Min 400
|
Jenis tepung
|
Terigu
|
Bau dan Rasa
|
Normal,tidak tengik
|
Warna
|
Normal
|
Pelarut Heksana
n-Heksana
adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal heksana
tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah terbakar dan
uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada industri
sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan
untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai.
Pelarut ini juga digunakan sebagai agen pembersih pada percetakan,
tekstil, furniture, dan industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan n-heksana
yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan
menguap ke udara.
0 komentar:
Posting Komentar