IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V
Kation-kation
pada golongan ini tidak mengendap dengan reagen-reagen golongan
sebelumnya. Namun pada golongan ini tidak ada reagen umumnya. Reaksi
golongan : kation-kation pada golongan lima tidak bereaksi pada asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida atau (jika ada garam-garam
amonium) dengan amonium karbonat. Rfeaksi-reaksi khusus atau uji mnyala
dapat dipakai untuk mengidentiofikasi kation-kation pada golongan ini.
Dari
kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-reaksi yang
serupa dengan reaksi-reaksi dari kation-kation pada golongan empat.
Namun, magnesium karbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam
pengerjaan analisis sistematis, magnesium tidak akan mengendap bersama
kation golongan ke empat.
A. Magnesium, Mg
Magnesium
adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Logam ini mudah
twerbakar di udara atau oksigen dengan cahaya putih yang berkilat
membentuk MgO dan sedikit Mg2¬N¬2. Logam ini terurai oleh air
pada suhu biasa, tetapi pada titk didih air berlangsung dengan cepat.
Mg mudah larut dalam asam dan membebaskan hidrogen.
B.Kalium, K
Kalium
adalah logam putih-perak yang lunak. Tidak berubah di udara yang
kering, tetapi mudah dioksidasi dalam udara basah yang mula-mula menjadi
film yang biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kaliumj
biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung
kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
C. Natrium, Na
Natrium
adalah logam putih-perak yang lunak. Natrium teroksidasi dengan cepat
dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam
pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksida dan hidrogen.
PEMISAHAN KATION-KATION GOLONGAN IV DAN V
Kation-kation
golongan IV tidak dapat diendapkan langsung dari filtrat yang diperoleh
setelah pengendapan golongan IIIB karena sudah mengandung garam-garam
ammonium dalam konsentrasi yang tinggi. Walaupun demikian hal ini perlu
dipertahankan sewaktu golongan IIIA diendapkan, untuk mencegah
pengendapan magnesium hidroksida bersama-sama golongan ini. Namun ada
juga kerugian yang ditimbulkan dari hal ini yaitu akan mencegah
pengendapan secara kuantitatif dari karbonat-karbonat alkali tanah
karena ion-ion ammonium akan mengurangi konsentrasi ion-ion karbonat
dalam larutan.
Terkadang
ada juga beberapa saran dari buku untuk menghilangkan garam-garam
ammonium hanya dengan sublimasi saja. Hal ini dapat dilakukan dengan
menguapkan filtrat yang telah diasamkan di atas penangas air dan
dilanjutkan dengan memanaskan residu pada suhu yang lebih tinggi sampai
uap putih garam-garam ammonium berhenti keluar. Namun jauh lebih mudah
untuk menghilangkan garam-garam ammonium dengan asam nitrat pekat.
NH4+ + HNO3 N2O + 2 H2O + H+
Reaksi ini berjalan pada suhu yang lebih rendah daripada yang diperlukan untuk meguapkan garam-garam ammonium.
Namun
sejumlah kecil ion ammonium harus selalu ada, gunanya untuk mencegah
pengendapan magnesium. Maka sejumlah kecil ammonium klorida ditambahkan
setelah garam-garam ammonium dihilangkan.
Ketika mengendapkan SrCO3 dan/atau CaCO3 dalam pemisahan adalah dengan memakai sedikit NaCO3 ketimbang (NH4)2CO3. Sekali karbonat-karnonat telah diendapkan dan disaring . Untuk ini ada dua metode yang diuraikan.
1.Metode sulfat dapat digunakan dala semua keadaan
2.Metode nitart berdasarkan atas suatu fenomena yang tidak biasa yaitu penggraman strontium nitrat dengan asam nitrat.
· Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode sulfat
Endapan
yang didapatkan dicuci dengan air panas. Larutkan endapan dala 5 ml
asam asetat 2M yang panas dengan menuangkannya dalam kertas saring.
Lakukan uji K2CrO4 terhadap Ba. Endapan kuning menunjukkan adanya Ba.
Jika Ba ada. Panaskan sisa larutan sampai mendidih dan tambahkan K2CrO4 berlebihan. Saring dan cuci dengan air panas. Kemudian jadikan basa dengan menambahkan (NH4)2CO3 berlebihan. endapan putih menandakan adanya SrCO3.
Bila
Ba tidak ada, buang bagian yang dipakai untuk menguji terhadap barium,
dan pergunakan sisa larutan setelah didihkan selama 1 menit untuk
mengusir CO2, digunakan untuk menguji striontium dan kalsium.
Dengan menambahkan (NH4)2SO4 jenuh dan dipanaskan SrSO4 sebagian besar mengendap setelah didiamkan. Penambahan NA2S2O3 manambah kalarutan CaSO4 dan akan mengurangi kopresipitasi dengan SrSO4.
Dalam prosedur lain yang memakai trietanolamina dan larutan (NH4)2SO4 jenuh ada kemungkinan ion kompleks heksokistrietanolaminokalsium (II) terbentuk dan hanya sedikit sekali CaSO4 diendapkan
Kalsium mudah diidentifikasi dengan mengendapkan sebagai CaC2O4 disusul dengan uji nyala
Begitulah
seterusnya untuk melakukan uji setiap kation yang kemungkinannya
terkandung. Pada proses pemisahan terdapat fungsi asam asetat yang
gunanya untuk mengubah sebagian dari kelarutan yang tida tercapai
· Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode nitrat
Tidak
begitu jauh berbeda dengan metode sebelumnya. Endapan juga dicuci
dengan air panas. Hanya saja dalam prosesnya digunakan asam nitrat 83%,
maka karbonat-karbonat yang tadi diubah menjadi nitrat-nitrat. Sr(NO3)2 tidak larut dalam suasana ini sedangkan Ca(NO3)2
melarut. adanya Sr dinyatakan dengan uji nyala. Setelah filtrat
diuapkan dengan perlahan untuk menghilangkan HNO3 diperoleh Ca(NO3)2. Yang terakhir dilarutkan dalam air, dijadikan amonikal lalu ditambahkan dengan (NH4)2C2O4 biarCaC2O4 mengendap.
Dari
sinilah diketahui kandungan kation-kation apa saja yang terkandung di
dalam sampel.Dengan begitu hal ini sudah dapat dikatakan pemisahan
kation-kation dari suatu sampel. proses untuk pemisahan dan ciri-ciri
yang dari sebuah kation dapat diketahui.
Sedangkan
untuk kation-kation golongan V tidak memiliki reagen apapun.Karena
dalam proses pemisahannya tidak digunakan reagen spesifik. Walaupun
demikian, kita tetap dapat menentukan kandungan sampel tersebut, apakah
mengandung kation-kation dari golongan V atau tidak.
Sampel yang didapatkan ditambah dengan NH4OH dan (NH4)2CO3,
kemudian dipanaskan dan disentrifuge. Maka akan didapatkan endapan
golongan empat dan sentrat golongan V. Endapan ayng terbentuk berwarna
putih. Pada endapan ditambahkan CH3COOH kemudian diambil sebagian untuk menguji adanya Ba. Caranya ditambahkan K2CrO4.
Jika sample mengandung Ba, maka akan terbentuk endapan berwarna merah
jingga. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Kemudian sisa larutan
tadi ditambahkan ammonium asetat dan kalium kromat. Dipnaskan dan
sentrifuge. Maka akan terdapat endapan dan sentrat. Endapan mungkin
mengandung Ba. Untuk mengujinya dilakukan uji nyala. Tetapi kami tidak
mengerjakannya karena tidak ada alat.
Untuk
sentrat, mungkin mengandung Sr, Ca, dan Mg. Filtrat ditambahkan
ammonium dan etanol. Jika mengandung Sr, maka akan didapatkan endapan.
Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Berarti sample kami tidak
mengandung Sr. Untuk filtrtnya, ditambahkan H2O dan H2C2O4.
Panaskan dan sentrifuge. Jika mengandung Ca, maka akan terdapat
endapan. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Tetapi menurut asisten
sample kami mengandung Ca. Berarti terjadi kesalahan ketika menambahkan
reagen. Kemudian pada sentrat ditambahkan dengan N2HPO4 dan NH4OH.
Jika mengandung Mg maka akan didapatkan endapan putih. Dan kami
mendapatkan endapan putih. Berarti pada sample mengandung Mg.
Untuk menguji golongan V, pada sample awal diuji NH4. Caranya dengan kertas lakmus merah. Jika mengandung NH4, warna lakmus merah berubah
menjadi biru. Tetapi kertas lakmus kami tidak berubah warna. Padahal
menurut asisten, sample kami mengandung NH4. Kemudian sentrat golongan V
tadi, diuji apakah mengandung K atau tidak. Caranya larutan ditambahkan
Na Cobalthy nitrit dan 2 tetes asam asetat. Jika mengandung K, maka
akan terdapat endapan kuning. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan.
Berati pada sample kami tidak mengandung K
2 komentar:
sangat membantu, makasih ^^.. bisa tau sumbernya gak?
kenapa tdk bisa di blok in materinya....???
Posting Komentar