Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

Kamis, 05 April 2012

Kemolaran EDTA


Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan yang tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri .
Lebih dari suatu definisi umum dari asam dan basa diusulkan oleh G.N. Lewis (1875-1946) pada tahunn 1923. Pengertian Bronsted-lowry dari asam dan basa difokuskan pada sebuah proton asam sebagai pendonor dan satu proton basa sebagai aceptor. Dalam teori lewis, sebaliknya, menggunakan patahan dan pembentukan ikatan kovalen untuk menguraikan kkarakteristik Asam – basa. Dalam perlakuan ini, suatu asam adalah satu akseptor pasangan elektron dan satu basa sebagai pendonor elektron. Meskipun teori lewis dapat digunakan dalam reaksi asam-basa, teori ini lebih banyak digunakan untuk reaksi pengompleksan antara ion logam dan ligand.
Suatu hal terpenting dalam perkembangan titrasi kompleksometri, yakni menemukan adanya indikator logam, yang memungkinkan titrasi dilakukan dalam larutan yang sangat encer. Indikator logam, adalah zat warna yang dapat membentuk kompleks dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH tertentu. Indikator logam pada umumnya merupakan juga indikator ion hidrogen.
Kompleksometri dalam perkembangan analisa kimia mengalami kemunduran karena kelemahan –kelemahannya serta adanya cara-cara baru yang lebih baik. Tetapi dengan penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat, maka terjadi kebangkitan baru yang boleh dikatakan revolusioner dalam analisa unsur-unsur logam. Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetrik ialah dengan ion logam selalu terbentuk kompleks 1:1 (satu molekul EDTA dengan satu ion logam) sehingga reaksi berjalan satu tahap, konstan kestabilan kelatnya umumnya besar sekali sehingga reaksinya sempurna (kecuali dengan logam alkali), banyak ion logam yang bereaksi cepat. Disamping itu telah dikembangkan indikator khusus, mudah diperoleh bahan baku primernya, baik sebagai EDTA maupun bahan untuk menstandarisasi. 
Karena banyaknya logam yang dapat dititrasi dengan EDTA, maka masalah selektivitas menjadi masalah penting untuk dikaji. Selektivitas dapat diperbaiki dengan mengendalikan pH pemakaian pengkompleks sekunder, pemilihan penitrannya dan pengendalian laju reaksi.
Berhasilnya suatu titrasi EDTA bergantung kepada ketetapan penentuan titik akhir titrasi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu indikator logam antara lain: reaksi warna harus sedemikian sehingga pada saat sebelum titik akhir ketika hampir semua logam membentuk kompleks dengan EDTA larutannya, mempunyai warna yang jelas, reaksi warna harus spesifik atau selektif, kompleks indikator logam harus cukup stabil karena jika mudah terurai tak akan terjadi perubahan warna yang jelas, harus ada perbedaan jelas antara warna indikator dan warna kompleks indikator logam, dan indikator harus peka terhadap ion logam (pH) sehingga sedapat mungkin perubahan warna terjadi tepat pada titik ekivalensi .
Zat-zat lain dari titran kilon yang mungkin ada dalam larutan ion logam dapat membentuk kompleks dengan logamnya dan dengan demikian bersaing dengan reaksi titrasi yang diinginkan. Dengan ion-ion logam tertentu yang dengan mudah terhidrolisa, mungkin perlu untuk menambahkan ligan pengkompleks agar mencegah pengendapan hidroksida logam. Kompleks antara yang terbentuk antara ion kalsium dan EBT tidak sangat stabil dan perubahan warnanya yang terjadi sebelum waktunya dalam titrasi Ca2+ dengan EDTA. Kesalahan titrasi dapat dikurangi dengan melakukan standarisasi larutan EDTA terhadap larutan standar kalsium dengan memakai keadaan-keadaan identik dengan keadaan yang dipakai bagi zat yang belum diketahui.
Sudah dikemukakan, bahwa titrasi EDTA harus dilakukan pada pH di atas minimum, dan harus dengan campuran penahan agar pH tidak turun selama titrasi berlangsung. Ada kalanya titrasi harus dilakukan pada pH yang memungkinkan ion logam membentuk endapan oksida basa atau bahkan hidroksida. Jka hal ini terjadi, tentu titrasi sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasi hal itu, konsentrasi ion logam dibuat kecil, misalnya 0,0010 M untuk mengurangi bahaya pengendapan tersebut. Cara ini tidak selalu efektif, sehingga digunakan bahan pengkompleks kedua untuk mengikat ion logam tersebut agar tidak mengendap, tetapi yang mempunyai konstan pembentukan lebih kecil daripada KMY.

1 komentar:

dapusx tu=olong di share juga ya

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More