BAB
I
PENDAHULUAN
ü Latar Belakang
Makanan ringan
atau kudapan (Inggris:
snack) adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama
(makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap makanan
ringan adalah: sesuatu yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar
seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau
sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang
dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%.
Biasanya formulasi biscuit dibuat dengan diperkaya bahan-bahan tambahan seperti
lemak, gula ataupun bahan pengembang dan garam.
Kualitas biscuit selain
ditentukan oleh nilai gizinya juga ditentukan dari warna, aroma, cita rasa, dan
kerenyahannya. Kerenyahan merupakan karekteristik mutu yang sangat penting
untuk diterimanya produk kering. Kerenyahan salah satunya ditentukan oleh
kandungan protein dalam bentuk gluten tepung yang digunakan.
ü Tujuan
penulisan:
-
Untuk dapat
memahami apakah yang dimaksud dengan Biskuit
-
Untuk
mengetahui apa saja yang terkandung pada Biskuit.
ü Tinjauan Pustaka
Biskuit merupakan jenis makanan seperti roti, namun bwrkadar air lebih
rendah, di buat dari tepung terigu yang pengolahannya dilakukan, pencetakkan,
serta panambahan berbagai Bahan Tambahan Makanan (BTM) seperti gula, margarine,
telur, dan lain-lain.
Karakterristik
Mengenai
Karakteristik dan standar mutu yang dapat di jadikan sebagai penentu mutu
biskuit dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Karakteristik dan standar mutu biskuit
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. Analisa Kadar Air
Kadar Air (KA) adalah banyaknya air yang terkandung
didalam bahan bahan / produk dalam satuan tertentu. Metode yang digunakan
adalah termogravimetri yaitu dengan menguapkan air dengan cara memanaskannya
pada suhu tertentu hingga tercapai bobot konstant. Pemanasan dilakukan dengan
infrared maisture tester.
B. Analisa Kadar Protein
Pada prinsipnya
adalah Kadar Protein dalam produk biskuit ditetapkan sebagai jumlah totoal
nitrogen setelah dilakukan proses destruksi dengan H2SO4
pekat yang akan menghasilkan (NH4) SO2 dikalikan dengan
faktor konversi.
Tahapan – tahapan:
a.
Destruksi
· -. Untuk merusak
struktur protein dan komponen / senyawa organik lainnya menghasilkan bagian – bagian yang
sangat sederhana dalam bentuk gas, dimana destruksi menggunakan H2SO4
pekat 98%.
·
-. Untuk
meningkatkan titik didih dalam destruksi di tambahkan katalisator selen (K2SO4
+ CuSO4).
b.
Destilasi
-. Untuk mendapatkan NH3 yang
bersifat volatil, sehingga dapat di tangkap oleh H3BO3.
Analisa Kadar Abu
Abu merupakan resisu
atau sisa hasil pembakaran bahan – bahan organik pada suhu tanur (550 25oc) yang
dinyatakan sebagai abu total. Penetapan kadar abu dilakukan dengan
menggunakan metode pengabuan kering (dry ash) yaita dengan cara mengabukannya
di dalam tanur.
C.
Analisa Kadar Lemak
Bertujuan untuk
menentukan banyaknya kandungan lemak (acid) yang terkandung dalam per sekian
gram bahan. Tahapannya adalah:
a.
Disgestion
Tujuannya untuk mencerna / merusak
bahan – bahan organik yang terkandung
kecuali lemak. Dalam disgestion akan timbul panas (eksoterm) yang mencairkan
globula (emulsi lemak). Dalam Disgestion menggunakan CH3COOH 30%
dan air, kemudian dipanaskan sampai lemak mencair / terurai.
b.
Filtrasi
Tujuannya untuk memisahkan lemak dari
bahan – bahan dan senyawa lain yang tidak
tergolong acid. Hasil disgestion dilakukanpenyaringan dalam keadaan panas.
Dan cuci dengan air panas sampai tidak bereaksi asam.
c.
Ekstraksi
Tujuanya untuk melarutkan dan
mengeluarkan lemak dari bahan menggunakan pelarut pelarut (n – hexane)
d.
Fraksinasi
Tujuannya untuk memisahkan lemak
dengan pelarut organik. Fraksinasi ini dilakukan dengan menggunakan alat
bantu separator.
e.
Gravimetri
Lemak dipanaskan sehingga sisa – sisa HCl
hilang. Setelah itu lemak ditimbang sampi bobot konstan.
F. Analisa Logam berbahaya
Adalah pengujian
ada atau tidaknya logam berat atau logam berbahaya (Pb+2, Cu+2,
Hg+2, Ag+) dan ditambahkan larutan Na2S,
NaHCO3, dan K4Fe(CN)6 yang nantinya di
bandingak dengan dengan sample pembanding (sampel yang jelas positif
mengandung logam berbahaya). Jika warnanya sama dengan contoh pembanding maka
positif ada logam berbahaya. Jika tidak, maka sebaliknya.
G. Analisa Kadar Serat
Serat adalah
residu atau hasilsisa oksidasi atau pembakaran bahan – bahan organik
dengan asam kuat ataupun basa kuat yang mendidih yang terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, α-selulosa, lighnin dan pentusa.
Tahapannya
adalah:
a.
Deffating
Penghilanagn lemak menggunakan
pelarut organik seperti eter atau n-hexana dari bahan yang berlemak.
b. Hidrolisa I
Menggunakan H2SO4
1,25%, untuk menghidrolisa karbohidrat menjadi gula terlarut.
(pemanasan secara refflux).
c.
Filtrasi I
Untuk memisahkan karbohidrat yang
berupa gula monosakarida.
d.
Hidrolisa II
Menggunakan NaOH 1,25%, bertujuan
untuk menghidrolisa protein menjadi asam amino. (pemanasan secara refflux
ke2).
e.
Filtrasi II
Untuk menyaring komponen – komponen
terlarut dengan menggunakan kertas saring yang telah di ketahui bobotnya.
f.
Pencucian Menggunakan:
a.
H2O panas : untuk melarutkan dan
membilas gula.
b.
K2SO4 10% : untuk
membilas asam amini atau protein
c.
Alkohol 96% : Untuk membilas minyak atau lemak.
g.
Gravimetri
Penimbangan
kertas saring + serat yg sebelumnya telah di oven dan di dinginkan.
|
BAB II
Metode Analisis
PROSEDUR KARJA
1.
Kadar Air
Menghaluskan
Sample, menimbang cawan porselen, kemudian timbang 2 gram sample. Taruh sample
pada cawan, oven sanple pada suhu 105oC aelama 30 menit. Dinginkan
pada desikator, Kemudian timbang. Ulangi perlakuan oven, dinginkan dan timbang
sampai di peroleh bobot konstan dengan ketentuan suhu dan waktu, yaitu 80oC
30’; 90oC 15’; 100oC 10’; dan 105oC
5’.
2.
Kadar Protein
Menghaluskan
sample, timbang, samle sebanyan 0,2 gram. Masukkan ke dalam labu kjheldal
kemudian tamabhkan H2SO4 pekat 10 ml. Tambahkan selen ± 1
sendok pengaduk kaca. Destruksi smpai larutan jernih, kemudian dinginkan.
Tambahkan NaOH 10% sampai keruh. Destilasika dengan menggunakan penampung
erlenmeyer yang telah di isi H3BO3 0,1 N sebanyak 20 ml.
Hasil Destilasi di tambah NaOH di tembah dengan indikator BCG + Mr (3:1).
Titrasi dengan HCl 0,1N sampai TAT berwarna merah muda.
3.
Kadar Lemak metode well bull
Menghaluskan
sample dan timbang 2 gram sample. Masukkan dalam beaker glass. Tambahkan 25ml
HCl 30% dan panaskan (tutup dengan gelas jam) sampai cair, hitam, dan encer ±
10 menit. Saring dengan kertas saring. Kondisikan pada keadaan pH = 7.
Tambahkan pula H2O panas. Oven pada suhu 105oC sampai
kering. Bungkus dengan kertas saring baru dan ikat dengan tali. Atimbang labu
didih kosong dan dan masukkan kertas saring tadi dalam soxhlet masukkan n-hexana
dalam labu didih, panaskan dan extraksi minimal 5x.setelah lemak terpisah, oven
lemak + labu dengan suhu 105oC, dinginkan dan timbang.
4.
Kadar Pati
Menghaluskan
sample dan timbang 2 gram. Masukkan dalam beaker glass. Tambahkan 30ml HCl 30% kemudian
refflux selama 30 menit. Dinginkan. Saring dan netralkan dengan NaOH 0,1N
sampai pH = 7. Encerkan dengan H2O sampai 100ml. Ambil 25ml larutan
dan tambahkan 25ml luff, refflux selama 10’ dan dinginkan.
Tambahkan 10ml H2SO4 26,5% dan 10ml KI 20%. Tetesi dengan
2 tetes indikator amillum. Tetrasi dengan Na2S2O3
0,1N sampai TAT berwarna biru tepat.
5.
Kadar Abu
Menghaluskan
sample dan timbang cawan porselen, kemudian timbang 2 ± 0,1 gram sampel.
Panaskan dengan Lampu spirtus sampai tidak berasap. Massukkan kedalam tanur
dengan suhu 550 ± 25oC sampai sampel berwarna putih keabu-abuan.
Dinginkan dalam desikator dan timbang.
6.
Logam Berbahaya
Haluskan sample
dan ambil 2 gram. Taruh pada cawan porselen dan panaskan dengan lampu spirtus.
Masukkan cawan kedalam tanur, letakkan cawan dalam meja porselen. Tambahkan
20ml H2O dan 2ml HCP pekat.Membuat pembanding yang mengandung Pb+2,
Cu+2, Hg+2, dan Ag+ masing masing 2. Lalu
tambahkan Na2S pada pembanding bagian I dan 1ml NaHCO3
dan K4Fe(CN)6 pada pembanding bagian ll. Saring sample
dengan kertas saring.masukkan masing-masing 1ml sample ppada 2 tabung reaksi.
Pada tabung reaksi l ditambahkan Na2S dan tabung reaksi ll dengan
NaHCO3 dan K4Fe(CN)6. Bandingkan ke-2 sample
dengan pembanding. Jika sample samadenga pembandng maka sample positif
mengandung logam berbahaya dan jika tidak, maka sebaliknya.
7.
Kadar Serat
Menghaluskan
sample dengan mortir dan timbang 5 gr. Masukkan kedalam erlenmeyer, tambahkan
25ml H2SO4 1,25%. Refflux sampai mendidih ± 30 menit.
Saring menggunakan ketas saring hingga dapat persipitat. Masukkan persipitat
pada erlenmeyer yang berbeda, tambahkan 25ml NaOH 1,25%. Refflux kembali sampai
mendidih ± 30 menit. Saring dengan kertas saring yang telah di ketahui
bobotnya. Saring sampai tuntas sampai mendapat presipitat. Pindahkan presipitat
pada erlenmeyer yang berbeda. Bilas presipitat dengan H2O panas,
10ml K2SO4 10% dan 10ml alkohol 96%. Oven beberapa saat
sampai kering dan masukkan kedalam desikator. Timbang sampai didapat bobot tuntas.
0 komentar:
Posting Komentar