Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

Senin, 26 Agustus 2013

Analisa Biskuit


BAB I
PENDAHULUAN

ü  Latar Belakang

Makanan ringan atau kudapan (Inggris: snack) adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama (makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap makanan ringan adalah: sesuatu yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
    Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%. Biasanya formulasi biscuit dibuat dengan diperkaya bahan-bahan tambahan seperti lemak, gula ataupun bahan pengembang dan garam.
Kualitas biscuit selain ditentukan oleh nilai gizinya juga ditentukan dari warna, aroma, cita rasa, dan kerenyahannya. Kerenyahan merupakan karekteristik mutu yang sangat penting untuk diterimanya produk kering. Kerenyahan salah satunya ditentukan oleh kandungan protein dalam bentuk gluten tepung yang digunakan.


ü  Tujuan penulisan:
-       Untuk dapat memahami apakah yang dimaksud dengan Biskuit
-       Untuk mengetahui apa saja yang terkandung pada Biskuit.
 


ü  Tinjauan Pustaka

Biskuit merupakan jenis makanan seperti roti, namun bwrkadar air lebih rendah, di buat dari tepung terigu yang pengolahannya dilakukan, pencetakkan, serta panambahan berbagai Bahan Tambahan Makanan (BTM) seperti gula, margarine, telur, dan lain-lain.

Karakterristik
Mengenai Karakteristik dan standar mutu yang dapat di jadikan sebagai penentu mutu biskuit dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.     Karakteristik dan standar mutu biskuit
 No
 Karakteristik
 Standar Mutu
 1
Kadar Air                                 (max %) 
5
2
 Kadar Protein                         (min %)
9
 3
 Kadar Lemak                          (min %)
9,5
 4
 Kadar Pati                              (min %)
70
 5
 Kadar Abu                              (max %)
I,5
 6
 Logam berbahaya
Negative
 7
 Kadar Serat                           (max %)
0,5
 8
 TAO
Normal
 9
 Jenis Tepung
Tepung terigu
 10
 Nilai Kalori                            (kal/100gr) min
400











A.      Analisa Kadar Air
Kadar Air (KA) adalah banyaknya air yang terkandung didalam bahan bahan / produk dalam satuan tertentu. Metode yang digunakan adalah termogravimetri yaitu dengan menguapkan air dengan cara memanaskannya pada suhu tertentu hingga tercapai bobot konstant. Pemanasan dilakukan dengan infrared maisture tester.

B.      Analisa Kadar Protein
Pada prinsipnya adalah Kadar Protein dalam produk biskuit ditetapkan sebagai jumlah totoal nitrogen setelah dilakukan proses destruksi dengan H­2SO4 pekat yang akan menghasilkan (NH4) SO2 dikalikan dengan faktor konversi.
Tahapan tahapan:
a.      Destruksi
·     -. Untuk merusak struktur protein dan komponen / senyawa organik lainnya menghasilkan bagian bagian yang sangat sederhana dalam bentuk gas, dimana destruksi menggunakan H2SO4 pekat 98%.
·      -. Untuk meningkatkan titik didih dalam destruksi di tambahkan katalisator selen (K2SO4 + CuSO4).
b.      Destilasi
-. Untuk mendapatkan NH3 yang bersifat volatil, sehingga dapat di tangkap oleh H3BO3.

Analisa Kadar Abu
Abu merupakan resisu atau sisa hasil pembakaran bahan bahan organik pada suhu tanur (550  25oc) yang dinyatakan sebagai abu total. Penetapan kadar abu dilakukan dengan menggunakan metode pengabuan kering (dry ash) yaita dengan cara mengabukannya di dalam tanur.

C.      Analisa Kadar Lemak
Bertujuan untuk menentukan banyaknya kandungan lemak (acid) yang terkandung dalam per sekian gram bahan. Tahapannya adalah:
a.      Disgestion
Tujuannya untuk mencerna / merusak bahan bahan organik yang terkandung kecuali lemak. Dalam disgestion akan timbul panas (eksoterm) yang mencairkan globula (emulsi lemak). Dalam Disgestion menggunakan CH3COOH 30% dan air, kemudian dipanaskan sampai lemak mencair /  terurai.

b.      Filtrasi
Tujuannya untuk memisahkan lemak dari bahan bahan dan senyawa lain yang tidak tergolong acid. Hasil disgestion dilakukanpenyaringan dalam keadaan panas. Dan cuci dengan air panas sampai tidak bereaksi asam.
c.       Ekstraksi
Tujuanya untuk melarutkan dan  mengeluarkan lemak dari bahan menggunakan pelarut pelarut (n hexane)
d.      Fraksinasi
Tujuannya untuk memisahkan lemak dengan pelarut organik. Fraksinasi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu separator.
e.      Gravimetri
Lemak dipanaskan sehingga sisa sisa HCl hilang. Setelah itu  lemak ditimbang sampi bobot konstan.

F.       Analisa Logam berbahaya
Adalah pengujian ada atau tidaknya logam berat atau logam berbahaya (Pb+2, Cu+2, Hg+2, Ag+) dan ditambahkan larutan Na2S, NaHCO3, dan K4Fe(CN)6 yang nantinya di bandingak dengan dengan sample pembanding (sampel yang jelas positif mengandung logam berbahaya). Jika warnanya sama dengan contoh pembanding maka positif ada logam berbahaya. Jika tidak, maka sebaliknya.

G.     Analisa Kadar Serat
Serat adalah residu atau hasilsisa oksidasi atau pembakaran bahan bahan organik dengan asam kuat ataupun basa kuat yang mendidih yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, α-selulosa, lighnin dan pentusa.
Tahapannya adalah:
a.      Deffating
Penghilanagn lemak menggunakan pelarut organik seperti eter atau n-hexana dari bahan yang berlemak.
b.      Hidrolisa I
Menggunakan H2SO4 1,25%, untuk menghidrolisa karbohidrat menjadi gula terlarut.
(pemanasan secara refflux).
c.       Filtrasi I
Untuk memisahkan karbohidrat yang berupa gula monosakarida.
d.      Hidrolisa II
Menggunakan NaOH 1,25%, bertujuan untuk menghidrolisa protein menjadi asam amino. (pemanasan secara refflux ke2).
e.      Filtrasi II
Untuk menyaring komponen komponen terlarut dengan menggunakan kertas saring yang telah di ketahui bobotnya.

f.        Pencucian Menggunakan:
a.      H2O panas      : untuk melarutkan dan membilas gula.
b.      K2SO4 10%       : untuk membilas asam amini atau protein
c.       Alkohol 96%   : Untuk membilas minyak atau lemak.

g.      Gravimetri
   Penimbangan kertas saring + serat yg sebelumnya telah di oven dan di dinginkan.




BAB II
*      Metode Analisis

PROSEDUR KARJA

1.    Kadar Air
Menghaluskan Sample, menimbang cawan porselen, kemudian timbang 2 gram sample. Taruh sample pada cawan, oven sanple pada suhu 105oC aelama 30 menit. Dinginkan pada desikator, Kemudian timbang. Ulangi perlakuan oven, dinginkan dan timbang sampai di peroleh bobot konstan dengan ketentuan suhu dan waktu, yaitu 80oC 30; 90oC 15; 100oC 10; dan 105oC 5.


2.    Kadar Protein
Menghaluskan sample, timbang, samle sebanyan 0,2 gram. Masukkan ke dalam labu kjheldal kemudian tamabhkan H2SO4 pekat 10 ml. Tambahkan selen ± 1 sendok pengaduk kaca. Destruksi smpai larutan jernih, kemudian dinginkan. Tambahkan NaOH 10% sampai keruh. Destilasika dengan menggunakan penampung erlenmeyer yang telah di isi H3BO3 0,1 N sebanyak 20 ml. Hasil Destilasi di tambah NaOH di tembah dengan indikator  BCG + Mr (3:1). Titrasi dengan HCl 0,1N sampai TAT berwarna merah muda.


3.    Kadar Lemak metode well bull
Menghaluskan sample dan timbang 2 gram sample. Masukkan dalam beaker glass. Tambahkan 25ml HCl 30% dan panaskan (tutup dengan gelas jam) sampai cair, hitam, dan encer ± 10 menit. Saring dengan kertas saring. Kondisikan pada keadaan pH = 7. Tambahkan pula H2O panas. Oven pada suhu 105oC sampai kering. Bungkus dengan kertas saring baru dan ikat dengan tali. Atimbang labu didih kosong dan dan masukkan kertas saring tadi dalam soxhlet masukkan n-hexana dalam labu didih, panaskan dan extraksi minimal 5x.setelah lemak terpisah, oven lemak ­+ labu dengan suhu 105oC, dinginkan dan timbang.


4.        Kadar Pati
Menghaluskan sample dan timbang 2 gram. Masukkan dalam beaker glass. Tambahkan 30ml HCl 30% kemudian refflux selama 30 menit. Dinginkan. Saring dan netralkan dengan NaOH 0,1N sampai pH = 7. Encerkan dengan H2O sampai 100ml. Ambil 25ml larutan dan tambahkan 25ml luff, refflux selama 10 dan dinginkan. Tambahkan 10ml H2SO4 26,5% dan 10ml KI 20%. Tetesi dengan 2 tetes indikator amillum. Tetrasi dengan Na2S2O3 0,1N sampai TAT berwarna biru tepat.


5.      Kadar Abu
Menghaluskan sample dan timbang cawan porselen, kemudian timbang 2 ± 0,1 gram sampel. Panaskan dengan Lampu spirtus sampai tidak berasap. Massukkan kedalam tanur dengan suhu 550 ± 25oC sampai sampel berwarna putih keabu-abuan. Dinginkan dalam desikator dan timbang.


6.    Logam Berbahaya
Haluskan sample dan ambil 2 gram. Taruh pada cawan porselen dan panaskan dengan lampu spirtus. Masukkan cawan kedalam tanur, letakkan cawan dalam meja porselen. Tambahkan 20ml H2O dan 2ml HCP pekat.Membuat pembanding yang mengandung Pb+2, Cu+2, Hg+2, dan Ag+ masing masing 2. Lalu tambahkan Na2S pada pembanding bagian I dan 1ml NaHCO3 dan K4Fe(CN)6 pada pembanding bagian ll. Saring sample dengan kertas saring.masukkan masing-masing 1ml sample ppada 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi l ditambahkan Na2S dan tabung reaksi ll dengan NaHCO­3 dan K4Fe(CN)6. Bandingkan ke-2 sample dengan pembanding. Jika sample samadenga pembandng maka sample positif mengandung logam berbahaya dan jika tidak, maka sebaliknya.

7.    Kadar Serat
Menghaluskan sample dengan mortir dan timbang 5 gr. Masukkan kedalam erlenmeyer, tambahkan 25ml H2SO4 1,25%. Refflux sampai mendidih ± 30 menit. Saring menggunakan ketas saring hingga dapat persipitat. Masukkan persipitat pada erlenmeyer yang berbeda, tambahkan 25ml NaOH 1,25%. Refflux kembali sampai mendidih ± 30 menit. Saring dengan kertas saring yang telah di ketahui bobotnya. Saring sampai tuntas sampai mendapat presipitat. Pindahkan presipitat pada erlenmeyer yang berbeda. Bilas presipitat dengan H2O panas, 10ml K2SO4 10% dan 10ml alkohol 96%. Oven beberapa saat sampai kering dan masukkan kedalam desikator. Timbang sampai didapat bobot tuntas.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More