KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah observasi ini tepat pada waktunya. Dengan diselesaikannya makalah
observasi ini, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya atas segala bimbingan, bantuan,
dukungan dan pengarahan yang telah diberikan berbagai pihak dalam proses
penulisan
laporan hasil observasi, terutama pada dosen pembimbing. Semoga makalah ini
dapat membantu proses belajar mengajar, terutama pada mata kuliah Pengantar
Pendidikan.
Kami
menyadari bahwa makalah
yang kami buat ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam
proses penyusunan makalah
berikutnya dapat lebih baik. Akhir kata, semoga laporan
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah lingkungan hidup
memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung
jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan
orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti dengan
diselenggarakannya KTT Bumi, Protokol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang
masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca
dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif
bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya
gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan
dengan penggunaan minyak bumi dan batubara.
Disamping itu pun gas alam juga
menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang kesemua itu dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam makalah ini akan membahas tentang
masalah kerusakan lingkungan hidup di bumi, khususnya di Indonesia, berikut
upaya penanggulangannya dan upaya terhapap pembangunan berkelanjutan.
1.2
Rumusan
Masalah
Dalam
Makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah :
a)
Pengertian
Lingkungan Hidup dan Bumi ?
b)
Apa
penyebab kerusakan lingkungan hidup di Indonesia ?
c)
Apa
saja peristiwa – peristiwa kerusakan alam yang terjadi di Indonesia ?
d)
Bagaimana
cara penanggulangannya ?
e)
Upaya
pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan ?
1.3
Tujuan
Masalah
Dalam
makalah ini, makalah yang akan dibahas bertujuan untuk :
a)
Upaya
penanggulangan kerusakan bumi
b)
Agar manusia
bisa mengetahui alternatif-alternatif untuk menghemat SDA
c)
Supaya
manusia lebih mencintai Lingkungan
d)
Menghindari
Krisis SDA dalam waktu dekat
e)
Menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,dan
berkeadilan.
f)
Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat
g)
Menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pngawasan
BAB
II
ISI
ISI
2.1
Pengertian
Menurut
hasil dari google pengertian Lingkungan hidup / lingkungan adalah
istilah yang dapat mencangkup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang
ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur
tangan manusia yang berlebihan.
2.2 Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia
Indonesia memiliki 10 persen hutan
tropis dunia yang masih tersisa.Hutan Indonesia memiliki 12 persen dari jumlah
spesies binatang menyusui/ mamalia, pemilik 16 persen spesies binatang reptil
dan ampibi. 1.519 spesies burung dan 25 persen dari spesies ikan dunia.
Sebagian diantaranya adalah endemic (hanya dapat ditemui di daerah tersebut).
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Dengan
semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan
Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana
kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan
2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022
korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85 persen dari bencana
tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan
[Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003].
Kekurangan peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-darat yang lebih rentan api.
Kekurangan peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-darat yang lebih rentan api.
2.3 Peristiwa Kerusakan Alam di Indonesia
2
Terjadi
secara alamiah antara lain:
a) Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi
yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma
(aktivitas gunung berapi), adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan
mendatar maupun gerakan tegak yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. (pelengkungan,
pelipatan, patahan, dan retakan), maupun karena gerakan lempeng di dasar
samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa menggunakan seismograf,
namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi.
Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa
yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
b) Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena
aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan
oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yangdilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material
padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain
c) Angin topan
Angin
topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi
karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi
negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa
terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan
Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman.
Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain
disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa
diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi,
termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan
angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan
bangunan.
2) Rusaknya
areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan
penerbangan.
4) Menimbulkan
ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
3
Kerusakan
Lingkungan karena Faktor Manusia
a)
Terjadinya
pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b)
Terjadinya
banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c)
Terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
·
Penebangan
hutan secara liar (penggundulan hutan).
·
Perburuan
liar.
·
Merusak
hutan bakau.
·
Penimbunan
rawa-rawa untuk pemukiman.
·
Pembuangan
sampah di sembarang tempat.
·
Bangunan
liar di daerah aliran sungai (DAS).
3.2 Upaya Penaggulangan Kerusakan Lingkungan Hidup
1. Memproduksi minyak secara alami
Ada proses bernama
themo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam
memproduksi minyak. Misalnya libah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi
tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alami proses ini
membutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperimen yang sudah-sudah, kotoran ayam
kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.
2. Menghilangkan garam dari air laut
PBB mencatat, suplai air bersih akan
sangat terbatas bagi milyaran manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi
bernama Desalinasi, yakni menhilangkan kadar garam dan mineral dari air laut
sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang bias dilakukan untuk mencegah
krisis air. Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan
energi cukup besar. Kini para ilmuan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat
berlangsung dengan energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan evaporasi pada air sebelum
masuk ke membrane dengan pori-pori mikroskopis.
3. Tenaga Hidrogen
Bahan bakar hydrogen dianggap sebagai
bahan bakar alternative bebas polusi. Energi dihasilkan dari perpaduan antara
hydrogen dan oksigen. Problemnya adalah bagaimana hydrogen itu dihasilkan.
Molekul seperti air dan alkohol harus diproses dulu untuk mengekstaksi hydrogen
sehingga menjadi sel bahan bakar. Proses ini juga membutuhkan energi besar.
Namun setidaknya ilmuwan sudah mencoba membuat laptop serta peranti lain
dengan tenaga fuel cell.
4. Tenaga Surya
Energi surya yang sampai di bumi
terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik atau panas. Beberapa
perusahaan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai sel surya
dan termal surya sebagai media pengumpul energi.
5. Konversi Panas Laut
Media pengumpul tenaga surya terbesar
di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyebut,
laut mampu menyerap panas surya setara dengan energi yang dihasilkan 250 miliar
barel minyak/hari. Ada teknologi bernama OTEC yang mampu mengkonversikan energi
termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu
menjalankan turbin dan menggerakkan generator. Masalahnya, teknologi ini masih
kurang efisien.
6. Energi Gelombang Laut
Laut melingkupi 70 % permukaan bumi.
Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat menggerakkan turbin-turbin
sehingga menghasilkan listrik. Problemnya agak sulit memperkirakan kapan
gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang cukup, solusinya
adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar. Sungai
Timur kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam turbin
bertenaga gelombang air. Sedangkan Portugis justru
sudah lebih dulu mempraktikan teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500
murah.
7. Menanami Atap Rumah
Tanaman yang tanam di atap rumah ini
mampu menyerap panas dan mengurangi karbon dioksida. Bayangkan jika
burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau kita.
8. Bioremediasi
Bioremediasi adalah memanfaatkan
mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi. Salah satunya adalah
membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba. Atau memakai
tanaman untuk menetralisir arsenic dari tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata
punya daerah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.
9. Kubur barang-barang Perusak
Karbon dioksida adalah factor utaa
penyebab pemanasan global. Energy Information Administration (EIA) mencatat,
tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metric ton. Metode paling
sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan
berbagai sumber penghasilan CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya.
Namun ilmuan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman.
10. Buku Elektronik
Berapa ton kertas dan berapa banyak
pohon yang harus ditebang bagi seanteo dunia jika kita sampai semua harus
membeli Koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas tulis, sampai
tisu toilet. Buku elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan
e-book dan email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup.
Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak
perlu menebang terlalu banyak pohon.
3.3 Upaya Pelestarian
Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya
terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a) Gagasan
kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b) Gagasan
keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun
ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a) Menjamin pemerataan dan keadilan.
b) Menghargai keanekaragaman
hayati.
c) Menggunakan
pendekatan integratif.
d) Menggunakan
pandangan jangka panjang.
1) Upaya
yang Dilakukan Pemerintah
·
Mengeluarkan
UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
·
Menerbitkan
UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
·
Memberlakukan
Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan).
·
Pada
tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan
2) Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
·
Pelestarian
tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
·
Pelestarian
udara
a) Menggalakkan
penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
b) Mengupayakan
pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
c) Mengurangi
atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer
· Pelestarian
hutan
a) Reboisasi
atau penanaman kembali hutan yang gundul.
b) Melarang
pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
c) Menerapkan
sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
d) Menerapkan
sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
e) Menerapkan
sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
· Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan
pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan
reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang
pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang
pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang
pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
· Pelestarian flora dan fauna
1) Mendirikan
cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang
kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan
kegiatan penghijauan.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bumi
sebagai tempat tinggal makhluk hidup memiliki peran yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup, kerusakan yang terjadi khususnya dibumi merupakan akibat
gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari ulah manusia itu sendiri.
Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.
Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.
3.2 Saran
Jadi, ada baiknya mulai dari sekarang
ini kita memperhatikan tempat kita bernaung selama kita hidup di dunia ini
yaitu Bumi. Panjang pendeknya umur bumi ini tergantung pada kita sebagai
makhluk ciptaan ALLAH SWT untuk merawat, menjaga, dan tidak merusak lingkungan
dan alam sekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar