Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

Selasa, 17 September 2013

Kimia Lingkungan "Pencemaran Tanah"

SUMBER PENCEMARAN TANAH
 
Pencemaran terjadi karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan memiliki hubungan dengan pencemaran udara dan air, maka yang menjadi sumber pencemaran tanah ialah sumber pencemaran udara dan sumber pencemaran air. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan yang turun ke tanah dan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan percemar misalnya yang tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan peptisida dari lingkup pertanian, limbah detergen yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah pada daerah tempat air permukaan atau tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemaran tanah dapat dikelompokan menjadi sumber pencemar yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus atau kendaraan bermotor an limbah industri.
  1. KOMPONEN BAHAN PENCEMARAN TANAH
Komponen-komponen yang menjadi bahan pencemar diantaranya ialah:
  1. Senyawa organik
Dimana senyawa ini dapat membusuk karena diuraikan oleh mikrooraginisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
  1. Senyawa organik dan senyawa anorganik
Senyawa ini tidak dapat dimusnahkan ataupun diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bahan bekas bangunan dimana semua ini menyebabkan tanah tidak subur.
  1. Pencemar udara
Pencemar udara ini berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), yang menghasilkan hujan asam yang kan menyebabkan tanah yang bersifat asam dan merusak kesuburan tanah atau tanaman.
  1. Pencemar logam
Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
  1. Zat radioaktif
Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif.
  1. Limbah domestik
Limbah domestik berasal dari pemukiman penduduk, perdagangan atau pasar atau tempat usaha hotel dan lain sebagainya; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; wisata yang dapat berupa limbah padat maupun cair. Limbah padat itu berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimunahkan maupun diuraikan oleh mikrooragisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahunyang akan datang. Bungkus plasyik yang kita buatpun ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan akan ditemukan oleh anak cucu kita ratusan tahun lagi. Sedangkan limbah cair berupa tinja, detergen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air dalam tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
  1. Limbah industri
Limbah industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd yang dapat mencemari tanah seperti tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron. Zat ini merupakan zat beracun bagi mikro-organisme.  Dimana mikro-organisme ini memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
  1. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
  1. DAMPAK PENCEMARAN TANAH
Tumpukan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau mencemari yang disebabkan oleh lindi (air sampah), bau dan estetika. Tumpukan tanah menutupi permukaan tanah sehingga tanah tak bisa digunakan lagi untuk dimanfaatkan. Nah, tumpukan ssampah tadi akan menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom, dan arsen pada tumpukan sampah bisa menimbulkan pencemaran tanah atau gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur tanah dan tekstur tanah. Limbah yang lainnya misalnya oksida logam, baik yang terlarut maupun dapat menjadi racun pada permukaan tanah.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus oleh air adalah sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati karena tidak mendapatkan makanan untuk berkembang. Limbah cair rumah tangga diantaranya ialah tinja, detergen, oli bekas, cat. Peresapannya ke dalam tanah ini kan merusak kandungan air yang ada dalam tanah an zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah, ini merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran tanah.
Padatan lumpur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri. Aadanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu yang menyebabkan terjadinya penimbunan limbah padat ini busuk atau berbau karena limbah padat yang telah membusuk ini menguap dan baunya dibawa oleh hembusan angin sehinggamenghasilkan bau yang dapat mengganggu lingkungan di sekitar. Tumpukan limpah dalam jangka waktu lama akan menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi oleh bakteri dan berakibat menurunnya kualitas air tanah pada musim kemarau karena telah terjadinya pencemaran tanah. Nah, tumpukan yang mengering akan dapat mengundang bahaya akan kebakaran.
Sisa-sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang beracun terhadap mikro-organisme yang terdapat dalam tanah. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikrio-organisme  dimana  mikro-organisme memiliki fungsi yang sangat penting terhadap kesuburan tanah. Pupuk yang digunakan terus-menerus akan merusak struktur tanah dan menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu karena unsur hara dalam tanah semakin berkurang dan tanpa disadari penggunaan pupuk tersebut akan mengakibatkan pencemaran tanah. Peptisida yang digunakan bukan saja dapat memusnahkan atau mematikan hama yang ada pada tanaman tetapi juga mikroorganisme yang berguna bagi tanah juga ikut mati. Padahal kesuburan tanah itu tergantung pada banyaknya atau jumlahnya  organisme dalam tanah. Selain pencemaran tanah tersebut penggunaan peptisida terus-menerus akan mengakibatkan hama pada tanaman kebal terhadap peptisida tersebut. Ada juga dua dampak pencemaran tanah yakni:
a)   Dampak pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam peptisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan pada otak serta ginjal. Paparan kronis (terus menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukimia. Merkuri dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia. Sehingga pada dosis yang besar, pencemaran tanah ini apat menyebabkan kematian.
b)   Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
  1. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH
Pencegahan dan penanggulangan merupakan suatu tindakan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alamiah maupun akibat aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan. Penanganan peptisida sebagi pencemaran tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama pada tanah mengkibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat dilakukan ialah :
  1. Pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
  2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama
  3. Menggunakan musuh alami untuk hama
  4. Menggunakan horlmon serangga
  5. Pemanduan (sterilisasi)
  6. Memanfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Di samping itu juga kita perlu:
  1. Memahami kegiatan peptisida yang bersangkutan
  2. Mengikuti petunjuk pemakaian
  3. Hati-hati dalam penyimpanan
  4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata dan pakaian.
Disamping itu juga ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah yaitu:
  1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
  1. Bioremidiasi
Bioremidiasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More