Kimia
inti adalah kajian mengenai
perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti.
Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.
Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji
zat radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.
Radioaktivitas
adalah fenomena pemancaran partikel
dan atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan .
Semua
unsur yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif.
Peluruhan
radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan.
Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi timbal-206
dengan memancarkan sebuah partikel α
Transmutasi
inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh: konversi nitrogen-14
atmosfer menjadi karbon-14 dan hidrogen
Nukleon
: partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron
Nuklida
: suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:
A = nomor massa = jumlah proton +
neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis
karena N = A-Z
Isotop : kelompok nuklida dengan
nomor atom sama
Isobar : kelompok nuklida dengan
nomor massa sama
Isoton : kelompok nuklida dengan
neutron sama
Partikel Dasar yang umumnya terlibat
dalam reaksi inti:
Nama
|
Lambang
|
Nomor atom
|
Nomor massa
|
Massa (sma)
|
Proton
|
P atau H
|
1
|
1
|
1,00728
|
Neutron
|
N
|
0
|
1
|
1,00867
|
Elektron
|
e
|
-1
|
0
|
0,000549
|
Negatron
|
β
|
-1
|
0
|
0,000549
|
Positron
|
β
|
+1
|
0
|
0,000549
|
Partikel alpha
|
He atau α
|
2
|
4
|
4,00150
|
Gelombang elektromagnet yang biasa
terlibat dalam reaksi inti adalah γ (gamma) dengan massa 0 dan muatan 0.
Perbandingan antara reaksi kimia dan
reaksi inti
No
|
Reaksi kimia
|
Reaksi Inti
|
1
|
Atom diubah susunannya melalui pemutusan dan pembentukan
ikatan
|
Unsur (atau isotop dari unsur yang sama) dikonversi dari
unsur yang satu ke lainnya
|
2
|
Hanya elektron dalam orbital atom atau molekul yang
terlibat dalam pemutusan dan pembentukan ikatan
|
Proton, neutron, elektron dan partikel dasar lain dapat
saja terlibat
|
3
|
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi
yang relatif kecil
|
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi
yang sangat besar
|
4
|
Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan, katalis dan
konsentrasi
|
Laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan
dan katalis
|
Aturan dalam penyetaraan reaksi
inti;
- Jumlah total proton ditambah
neutron dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor massa)
- Jumlah total muatan inti dalam
produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor atom)
KESTABILAN INTI
Kestabilan inti tidak dapat
diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat
digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak
stabil, yaitu:
- Semua inti yang mempunyai
proton 84 atau lebih tidak stabil
- Aturan ganjil genap, yaitu inti
yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil
daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
- Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida
yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil
terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Bilangan
tersebut adalah:
Untuk
neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk
proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.
Pengaruh
bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas
mulia yang sangat stabil.
- Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan
neutron-proton.
PITA KESTABILAN
Grafik
antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang
disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak
stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar
sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif
terletak di luar pita ini.
- Di atas pita kestabilan, Z <>
Untuk
mencapai kestabilan :
inti
memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
- Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi
kelebihan neutron dan proton
Untuk
mencapai kestabilan :
Inti
memancarkan partikel alfa
- Di bawah pita kestabilan, Z <>
Untuk
mencapai kestabilan :
Inti
memancarkan positron atau menangkap elektron
ENERGI PENGIKAT INTI
Satu ukuran kuantitatif dari stabilitas inti adalah energi
ikatan inti (nuclear binding energy,
yaitu energi yang diperlukan untuk memecah inti menjadi komponen-komponennya,
proton dan neutron. Kuantitas ini menyatakan konversi massa menjadi energi yang
terjadi selama berlangsungnya reaksi inti eksotermik yang menghasilkan
pembentukan inti .
Konsep
energi ikatan berkembang dari kajian sifat-sifat inti yang menunjukkan bahwa
massa inti selalu lebih rendah dibandingkan jumlah massa nukleon.
Contoh : isotop fluorine (F), intinya memiliki 9 proton, 9
elektron dan 10 neutron dengan massa atom yang terukur sebesar 18, 9984 sma.
Analisis
perhitungan teoritis massa atom F:
Massa
atom = (9 x massa proton) +(9 x massa
elektron) + (10 x massa neutron)
= (9 x 1,00728 sma) + (
9 x 0,000549 sma) + (10 x 1,00867)
= 19, 15708 sma
Harga
massa atom F berdasarkan perhitungan ternyata lebih besar dibandingkan dengan
massa atom terukur, dengan kelebihan massa sebesar 0,1578 sma.
Selisih
antara massa atom dan jumlah massa dari proton, elektron dan neutron disebut cacat massa (mass defect).
Menurut
teori relativitas, kehilangan massa muncul sebagai energi (kalor) yang dilepas
ke lingkungan. Banyaknya energi yang dilepas dapat ditentukan berdasarkan
hubungan kesetaraan massa-energi Einstein ( E = m c2).
ΔE
= Δm c2
Dengan faktor konversi : 1
kg = 6,022 x 1026 sma
1
J = 1 kg m2/s2
Untuk atom F tersebut:
ΔE =(
-0,1578 sma) (3x 108 m/s)2
=
(-1,43 x 1016 sma m2/s2) x (1 kg/6,022 x 1026
sma) x (1 J/1 kg m2s2)
=
-2,37 x 10-11 J
Ini
merupakan banyaknya energi yang dilepas bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari
9 proton dan 10 neutron. Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti menjadi
proton dan neutron yang terpisah adalah sebesar -2,37 x 10-11 J.
Untuk pembentukan 1 mol inti fluorin, energi yang dilepaskan adalah:
ΔE = (-2,37 x 10-11 J) (6,022 x
1023/mol)
= -1,43 x 1013 J/mol
Dengan
demikian, energi ikatan inti adalah 1,43 x 1013 J/mol untuk 1 mol
inti fluorin-19, yang merupakan kuantitas yang sangat besar bila dibandingkan
dengan entalpi reaksi kimia biasa yang hanya sekitar 200 kJ.
RADIOAKTIVITAS
ALAMI
Disintegrasi
inti radioaktif sering merupakan awal dari deret peluruhan radioaktif, yaitu
rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan isotop stabil.
Misalnya adalah deret peluruhan uranium-238 hingga menghasilkan timbal-206 yang
stabil.
Jenis-jenis
peluruhan radioaktif meliputi; peluruhan(pemancaran) alfa, peluruhan negatron,
peluruhan positron, penangkapan elektron, peluruhan gamma, pemancaran neutron,
pemancaran neutron terlambat dan pembelahan spontan.
Pembelahan
spontan hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang sangat besar dan membelah
secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda, misal Cf-254 membelah
spontan menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan memancarkan 4 neutron.
Kinetika
Peluruhan Radioaktif
Semua
peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde pertama, sehingga laju peluruhan
radioaktif pada setiap waktu t
adalah:
Laju peluruhan pada
waktu t = λN
λ =
konstanta laju orde pertama
N = banyaknya inti radioaktif pada waktu t
ln Nt/N0
= - λt
dengan waktu paruh : t1/2
= 0,693/λ
TRANSMUTASI INTI
Pada
tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan partikel alfa dan
menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini merupakan transmutasi buatan
pertama, yaitu perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Coba tuliskan
reaksinya!
Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie,
berhasil membuat atom fosfor yang bersifat radioaktif dengan menembakkan
aluminium dengan sinar alfa yang berasal dari polonium.
Beberapa
contoh reaksi inti:
1) Penembakan atom litium-7 dengan
proton menghasilkan 2 atom helium-4
2) Penembakan nitrogen-14 dengan
neutron menghasilkan karbon-14 dan hidrogen
3) Penembakan aluminium-27 dengan
proton menghasilkan magnesium-24 dan helium-4
Coba Anda tulis persamaan reaksinya!
Keaktifan
(A)
Keaktifan
suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah disintegrasi(peluruhan) per
satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju peluruhan dan berbanding lurus
dengan jumlah atom yang ada.
A = λ N
Satuan keaktifan adalah Curie (Ci)
yang didefinisikan sebagai keaktifan dari 3,7 x 1010 disintegrasi
per detik.
Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel dengan lambang Bq
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
Keaktifan jenis adalah jumlah
disintegrasi per satuan waktu per gram bahan radioaktif.
Dosis Radiasi
Untuk
menyatakan jumlah atau dosis radiasi yang diserap oleh zat-zat ditetapkan
satuan untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang umum adalah rad dengan lambang rd.
Satu
rad setara dengan penyerapan 10-5 J per gram jaringan.
Satuan
SI untuk dosis adalah gray dengan lambang
Gy. Satu gray setara dengan energi
sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.
Radiasi
neutron lebih berbahaya dari radiasi beta dengan energi dan intensitas yang
sama. Untuk membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan rem (radiation equivalen of
man).
Satu
rad sinar alfa lebih merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena itu rad
biasanya dikalikan dengan faktor yang mengukur kerusakan biologi relatif yang
disebabkan oleh radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal Effetiveness of Radiation). Hasil kali rad dan
RBE menghasilkan dosis efektif yang disebut rem
(Rontgen Equivalent for Man).
Satu
rem suatu macam radiasi akan menghasilkan pengaruh biologi yang sama.
Contoh:
Dosis
0 – 20 rem pengaruh kliniknya tidak terdeteksi , dosis 20-50 sedikit pengaruh
pengurangan sementara butir darah putih, dosis 100-200 terdapat pengaruh banyak
pengurangan butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500 rem dapat
menyebabkan kematian.
FISI
INTI
Fisi
inti (nuclear fission) /reaksi fisi
adalah proses di mana suatu inti berat (nomor massa >200) membelah diri
membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih
neutron. Karena inti berat kurang stabil dibandingkan produknya, proses ini
melepaskan banyak energi.
Reaksi
fisi uranium-235:
Sebagai
contoh adalah energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram uranium-235
adalah ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.
Selain
besarnya jumlah energi yang besar, ciri penting dari fisi uranium-235 adalah
adanya kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan dibandingkan dengan
yang semula ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini memungkinkan berlangsungnya
reaksi rantai inti, yaitu serangkaian reaksi fisi yang dapat berlangsung
sendiri tanpa bantuan. Neutron yang dihasilkan selama tahap awal dari fisi
dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti uranium-235 lain, yang
selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak dan seterusnya. Dalam waktu
kurang dari satu detik, reaksi dapat menjadi tak terkendali, membebaskan banyak
sekali kalor ke lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada cukup
uranium-235 dalam sampel untuk menangkap neutron, sehingga dikenal istilah massa kritis, yaitu massa minimum
material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang
dapat berlangsung sendiri.
APLIKASI FISI INTI
Bom Atom
Penerapan
pertamakali fisi inti ialah dalam pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam
rancangan bom ini adalah penentuan massa kritis untuk bom itu. Satu bom atom
yang kecil setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis suatu bom atom biasanya
dibentuk dengan menggunakan bahan peledak konvensional seperti TNT tersebut,
untuk memaksa bagian-bagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang pertama
diledakkan adalah TNT, sehingga ledakan akan mendorong bagian-bagian yang
terfisikan untuk bersama-sama membentuk jumlah yang lebih besar dibandingkan
massa kritis.
Uranium-235
adalah bahan terfisikan dalam bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan
plutonium-239 digunakan dalam bom yang meledak di Nagasaki.
Reaktor
Nuklir
Suatu
penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkitan listrik
menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam
suatu reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang dikenal, yaitu:
- Reaktor air ringan. Menggunakan
air ringan (H2O) sebagai moderator (zat yang dapat mengurangi
energi kinetik neutron).
- Reaktor air berat. Menggunakan
D2O sebagai moderator.
- Reaktor Pembiak (Breeder Reactor). Menggunakan bahan
bakar uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor
ini menghasilkan bahan terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan.
FUSI INTI
Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah proses penggabungan inti
kecil menjadi inti yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari masalah
pembuangan limbah.
Dasar
bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah perilaku yang
diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk inti yang
lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama prosesnya.
Fusi
inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun atas
hidrogen dan helium.
Reaksi
fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi sehingga reaksi ini sering
dinamakan reaksi termonuklir.
Suhu di bagian dalam matahari mencapai 15 jutaoC!!!!!!
Aplikasi
Fusi Inti yang telah dikembangkan adalah bom hidrogen.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop
adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang
sama.
Radioisotop
dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang
menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber
sinar.
Berikut
beberapa contoh penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang:
1. Bidang kimia
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme
berbagai reaksi kimia seperti esterifikasi dan fotosintesis.
Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion tiosulfat.
Analisis pengenceran isotop dan analisis pengaktifan neutron
(dalam bidang perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan, geologi,
elektronika, kriminologi, oseanografi dan arkeologi).
2. Bidang kedokteran
Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti peredaran darah
dalam tubuh manusia , mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid dengan isotop
I-131, menentukan tempat tumor otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk
mengukur laju pembentukan sel darah merah. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan
kanker, teknetium-99 untuk alat diagnostik gambaran jantung, hati dan paru-paru
pasien.
3. Bidang pertanian
Radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul
dan radiisotop fosfor untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.
4. Bidang Industri
Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam dalam tanah
atau beton, menentukan keausan atau keroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan antar logam,
5. Penentuan umur batuan atau fosil
KIMIA INTI DAN KERADIOAKTIFAN
|
Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa konsep-konsep dasar ilmu kimia.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Bila diberikan suatu radioisotop maka mahasiswa akan dapat menyebutkan mode peluruhannya.
5.1. Pendahuluan
Bila membahas tentang atom, maka pengetahuan atau perhatian tentang inti atom sangat terbatas pada:
- Atom terdiri dari inti dan elektron yang bergerak mengelilingi inti pada lintasan stasioner.
- Partikel inti terdiri atas proton (bermuatan positif) dan netron (bermuatan netral).
- Besar muatan proton sama dengan muatan elektron pada atom netral.
- Massa atom hampir sama dengan massa inti atom.
5.2. Peluruhan Radioaktif
Keradioaktifan alam ditemukan oleh ahli fisika Prancis bernama Antoine Henri Becquerel pada tahun 1825-1908 (44 tahun). Dia menemukan bahwa bila garam Uranium bersentuhan dengan lempengan fotografik terjadi penghitaman sama seperti pada sinar-X. Dari hasil ini dia mengatakan bahwa uranium memancarkan secara spontan radiasi yang dapat menghitamkan lempeng fotografik. Dua temannya, Pierre dan Marie Curie, juga berhasil mengisolasi dua unsur radioaktif lainnya dari bijih uranium yaitu polonium (Po) dan radium (Ra) yang juga radioaktif. Untuk penemuan ini mereka mendapat hadiah nobel untuk fisika pada tahun 1903.
Jenis radiasi yang dapat dipancarkan zat radioaktif adalah: (a) partike1-α (alpha), (b) partikel-β (beta), dan (c) sinar-γ (gamma). Dari hasil eksperimen maka partikel alpha bermuatan positip, partikel beta bermuatan negatip, dan sinar-gamma tidak bermuatan.
Bila suatu zat secara spontan memancarkan partikel alpha atau beta, maka terjadi perubahan muatan pada inti yang berarti perubahan nomor atom. Contohnya, isotop uranium dengan kelimpahan paling banyak, 92U238, memancarkan partikel alpha secara spontan. Pemancaran satu partikel alpha mengurangi muatan 2 satuan dan massa 4 satuan dari inti. Dengan demikian pemancaran satu partikel alpha dari 92U238 menghasilkan isotop 9OTh234, dan dikatakan 92U238 meluruh menjadi 9OTh234.. Perubahan yang terjadi selama reaksi inti seperti peluruhan 92U238 dapat diungkapkan dengan persamaan reaksi inti. contohnya,
92U238 _______ > 2He4 + 9OTh234
Bila persamaan reaksi disetimbangkan maka muatan dan massa harus disetimbangkan.
Thorium hasil peluruhan 92U238 adalah radioaktif dan meluruh dengan emisi beta.Persamaan raksi intinya adalah,
9OTh234 _______ > -1EO + 9lPa234
Dan emisi partikel beta menaikkan nomor atom satu satuan tetapi tidak mempengaruhi massa. Hasil totalnya bila terjadi emisi beta adalah neutron berubah menjadi proton.
ODI ··—···· > lpl + __l€O
Radiasi gamma adalah radiasi elektromagnetik dengan energi tinggi. Emisi radiasi gamma dari suatu inti tidak mengubah muatan dan massa sehingga radiasi gamma sering diabaikan dalam parsamaan reaksi inti. Hampir semua zat radioaktif memancarkan sinar gamma.
Dalam pembahasan reaksi inti dan peluruhan radioaktif terdapat beberapa istilah yang sering digunakan yaitu;
1. Nuklida adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan inti dari isotop tertentu.
2. Radionuklida adalah inti yang bersifat radioaktif.
3. Radioisotop adalah isotop suatu atom dangan inti yang bsrsifat radioaktif.
4. Isotop induk (parent) adalah iostop yang meluruh.
5. Isotop turunan (daughter) adalah isotop yang terbentuk dari peluruhan isotop induk.
Jadi pada peluruhan uranium-238, nuklida 92U238 adalah induk dan nuklida 9OTh234 adalah turunan.
4.2.1. Deret peluruhan radioaktif
Inti U238 moluruh manjadi Th234 , dan Th234 juga meluruh menjadi Pa234 . Isotop Pa234 juga tidak stabil dan me1uruh lagi manjadi U234 yang juga radioaktif, dan seterusnya. Skema keseluruhan, dimana satu isotop meluruh manjadi isotop lain dan seterusnya, disebut deret radioaktif atau deret peluruhan U238 mengalami peluruhan 14 tahap hingga menghasilkan isotop stabil Pb2O6.
4.3 Kinetika Peluruhan Radioaktif
Kecepatan reaksi dinyatakan dengan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Untuk zat radioaktif, konsentrasi berbanding lurus dengan jumlah partikel atau sinar yang dipancarkan per satuan waktu. Emisi partikel atau sinar dapat dideteksi dengan alat yang sesuai seperti pencacah (counter) Geiger-Mu1ler. Dieksperimen, konsentrasi isotop radioaktif berbanding lurus dengan jumlah cacahan per detik (cpd) atau per menit (cpm) yang dicatat oleh pencacah.
Jika dibuat grafik dongan ordinat jumlah cacahan per detik dan absis adalah waktu maka diperoloh kurva separti pada gambar-4.1a, dan jika ordinat adalah logaritma cpd maka diperoleh garis lurus seperti gambar- 4.1b. Kedua
4.4. Pengukuran Keradioaktifan
Untuk mempelajari muatan inti perlu mengukur radiasi dan mengungkapkannya secara kuantitatif. Salah satu alat yang paling awal untuk mendeteksi emisi radioaktif adalah pencacah Geiger-Muller (gambar 4.2). Pengukuran dengan alat ini, partikel alpha atau beta lewat melalui jendela tipis disebelah kiri dan memasukp tabung yang berisi gas argon bertekanan rendah. Jika melewati argon maka radiasi mengeluarkan elektron dari atom gas menghasilkan ion positip argon dan elektron. Adanya partikel bermuatan ini menyebabkan gas tiba-tiba menjadi penghantar.
(Gambar)
Gambar 4.2 : Pencacah Geiger—Muller.
Bila bekerja dengan zat-zat radioaktif maka sangat penting untuk mengetahui jumlah radiasi yang dipancarkannya. Jumlah ini dinyatakan dengan aktivitas, yaitu jumlah disintegrasi inti per detik. Satuan lnternasional aktivitas adalah becquerel (Bq), sesuai dengan nama penemu keradioaktivan. Didefinisikan 1 Bq adalah satu disintegrasi inti per detik,
1 Bq = 1 disintegrasi/detik
Satuan lain yang lebih awal digunakan tetapi tidak satuan SI adalah curie (Ci) yaitu jumlah disintegrasi per detik dalam 1 g radium. Dengan kata lain, aktivitas dalam Ci adalah aktivitas relatif terhadap 1 g radium. Dalam 1 g radium terdapat aktivitas 3,7 disintegrasi per detik, sehingga diperoleh hubungan
1 Cl = 3,7.1010 Bq
4.5. Aplikasi Rezzksi lnti Dalam Kirnia
Salah satu aplikasi paling menarik paluruhan radio-aktif adalah pangukuran umur benda-benda purbakala sejak pembentukannya, separti batuan dan manusia. Contohnya, umur batuan yang mengandung uranium dapat ditentukan dengan pengukuran perbandingan antara U238 dengan Pb206, dimana Pb206 adalah isotop stabil hasil peluruhan terakhir dari U238. Dengan metoda ini, umur batuan tartua adalah 3,9.109 tahun.
Umur batuan yang tidak mengandung uranium dapat ditentukan dengan metoda paluruhan,
19K40 + -1e0 18Ar40
dengan tl/2 adalah 1,3.109 tahun.
Umur benda yang pernah hidup seperti kayu dan tulang dapat diperkirakan dan cukup akurat dengan pengukuran perbandingan C14 terhadap C12. Carbon-14 adalah radio-aktif dan secara konstan dihasilkan di atmosfer-atas melalui reaksi neutron kosmik dengan 7Nl4,
7Nl4 + 0n1 6C14 + lpl
Karbon-14 yang dihasilkan segera meluruh menghasilkan nitrogen-14 dengan tl/2 = 5770 tahun. Karena karbon-14 yang terbentuk segera meluruh maka konsentrasinya tetap atau steady-state. Karbon-14 segera membentuk gas CO2 di atmosfer, kemudian digunakan tumbuhan untuk proses photosintesis. Bila tanaman sudah mati maka jumlah karbon-14 akan berkurang karena proses peluruhan. Karena tl/2 karbon-14 adalah 5770 tahun, maka bila dalam benda konsentrasi karbon-14 telah berkurang setengahnya, umur benda adalah 5770 tahun.
Aplikasi lain dari karadicakcifan adalah :
1. Mutasi DNA : Dengan memberikan radiasi pada sistem dimana terdapat DNA maka dapat terjadi pembentukan radikal langsung pada DNA atau pada H2O. Radikal DNA dapat bersaksi dengan radikal DNA atau radikal H atau OH bereaksi dengan DNA menghasilkan radikal DNA yang kemudian bersaksi lagi. Dangan demikian terjadi mutasi DNA.
2. Mempelajari mekanisme reaksi : Contohnya reaksi antara etanol dan asam asetat. Dalam reaksi ini perlu dipelajari asal-usul oksigen pada ikatan -O- dalam molekul ester basil reaksi.
3. Mengetahui Sifat unsur : Unsur At mempunyai waktu hidup hanya 7,5 jam, sehinga tidak cukup mempelajari sifat kimianya. Hal ini diatasi dengan mencampurkannya dengan I, dan bila melakukan reaksi yang sama maka sifat kimia At sama dengan I.
4.6. Reaksi Fisi, Fusi dau Euargi Nuklir
Reaksi ini dapat dikelompckkan atas dua bagian ;
1. Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menjadi inti yang lebih kecil. Contohnya, pembelahan 1 kg uranium-235, dapat menghasilkan energi setara dengan pembakaran 3000 ton batu bara atau 13.200 barel minyak. Proses ini terjadi pada reaktor. Hingga april tahun 1989, terdapat 414 reaktor nuklir yang beroperasi di seluruh dunia terdapat di 26 negara. Total energi yang dihasilkan adalah 298.000 MW, dan jumlah ini 16% dari total kebutuhan.
(Gambar)
Gambar-4.3 : penggunaan fisi inti menghasilkan energi listrik.
2. Reaksi Fusi : merupakan reaksi penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih besar. Contohnya adalah reaksi antara isotop hydrogen-2 dangan hydrogen-3 menghasilkan helium-4. Energi yang dihasilkan sangat besar. Tetapi kondisi agar reaksi ini terjadi diparlukan temperatur kira-kira 40.000.000 °C. Pada tanggal 23 maret 1989, seorang ahli elektrokimia Univarsitas Utah, bernama Stanley Pons, dan temannya dari Inggris, Martin Flaeischmann, telah mengusulkan reaksi fusi pada temparatur kamar dalam sel elektrolisa.
0 komentar:
Posting Komentar