BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Melihat belum optimalnya pelayanan kesehatan di masyarakat dan untuk menigkatkan derajat kesehatan
masyarakat, pendirian rumah sakit baik oleh pemerintah maupun swasta khususnya
di daerah perkotaan semakin meningkat. Dampak negatif pendirian rumah
sakit-rumah sakit tersebut salah satunya adalah pencemaran lingkungan akibat
limbah yang tidak ditangani secara serius. Hal ini dikarenakan dalam limbah
rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada
manusia termasuk, disentri, demam typhoid dan hepatitis sehingga limbah harus
diolah sebelum dibuang ke lingkungan.
1.2.Pembatasan Masalah
Untuk
memperjelas dan agar pembahasan tidak menyimpang dari meteri yang akan dibahas,
maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada masalah :
Pengertian
dari limbah laboratorium
Macam
macam limbah laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN LIMBAH
LABORATORIUM
Limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar
yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan
beracun dan berbahaya).
Limbah Laboratorium adalah buangan
yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium
kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk pekerjaan
laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya
bagi lingkungan dan mahluk hidup.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari laboratorium kimia. Bahan beracun
dan berbahaya banyak digunakan di laboratorium kimia. Beracun dan berbahaya
dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari
jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah
ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan
reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan
lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat
merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga
perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu
tertentu.
2.2 . MACAM-MACAM
LIMBAH LABORATORIUM
Berdasarkan wujudnya limbah dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1.
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan
laboratorium berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan
laboratorium.
2.
Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat
digolongkan berdasarkan pada:
a. Sifat Fisika
dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat
diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter
Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non
Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat
contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme
contohnya E Coli dengan metoda MPN
Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
f. Air Laut
contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
3. Limbah gas
Polusi udara adalah tercemarnya
udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan
jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Secara alamiah udara mengandung
unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2,
H2 dan lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan
alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar
melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.
Ada pula limbah yang disebut dengan
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Suatu limbah digolongkan sebagai
limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk
limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak
digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas
kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Macam-macam limbah B3:
1. Limbah mudah
meledak
2. Limbah mudah
terbakar
3. Limbah reaktif
4. Limbah beracun
5. Limbah penyebab
infeksi
6. Limbah yang
bersifat korosif
2.3. CARA
PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM
Setiap limbah mempunyai cara
pengolaham tersendiri tergantung dari jenisnya. Berikut adalah cara pengolahan
limbah berdasarkan jenisnya.
1.
Pengolahan Limbah Padat
Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah
yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan
metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan
kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau
busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes
ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah
ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk
mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih
modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik –
lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang
terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik.
Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran
sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan
dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa
mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
2.
Pengolahan Limbah Pada Fasa Cair (Water Phase Treatment)
Sistem pengelolaan air limbah yang
diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut:
·
Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
·
Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan
·
Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup
di air di dalam penggunaannya sehari-hari
·
Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyakit
·
Tidak terbuka dan harus tertutup
·
Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
Pengolahan limbah cair dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Pengolahan secara Fisika
Penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan.
2. Pengolahan secara
Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia
biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun;
dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
3.
Pengolahan secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable
dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien.
4.
Pengolahan Limbah Fasa Gas (Gas Phase Treatment)
Mengontrol Emisi Gas Buang
Emisi gas buang dapat dikurangi
dengan mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit
menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.
Menghilangkan Materi Partikulat Dari
Udara Pembuangan
·
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada
cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya
udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong.
·
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap
debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.
·
Membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air
dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
·
Dengan pengendap elektrostatik, yaitu menggunakan arus
listrik untuk mengionkan limbah. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan
udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda
yang sesuai.
Prinsip Pengolahan limbah B3
·
Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.
·
Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan
terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama
penyimpanan.
·
Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau
bocor) dengan kemasan lain.
·
Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
·
Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus
dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.
2.4
LANGKAH-LANGKAH MENGURANGI LIMBAH LABORATORIUM
Langkah-langkah yang dapat diolakukan
untuk mengiurangi limbah dari laboratorium adalah sebagai brikut.
1.
Menggunakan bahan kimia seperlunya
2.
Melakukan reaksi kimia yang menghasilkan gas-gas beracun di
lemari asam
3.
Menggunakan alat dengan hati-hati sehingga tidak timbul
kerusakan
1) Sampah Organik
a. Makanan Ternak
Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.
b. Komposting
Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.
b. Komposting
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan
sampah, segaligus usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan
tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi
bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme
yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga
insekta dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan
beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen
karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak
terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
- Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.
c. Biogas
Para petani selalu mencari jalan untuk
meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah
dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Dewasa ini banyak petani membuat
bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat
dengan cara mencapur sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke
dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2
(dua) minggu.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik
Sampah
anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA
sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada
kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke Pasar Loak/Dirombeng untuk Bahan Baku
Sisi
lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas,
majalah bekas, botol bekas, ban nekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang,
adalah dijual ke pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak, juga dapat
memanggil tukan loak yang biasa membeli barang-barang bekas ke rumah-rumah.
Cara lain dapat juga di jual ke tetangga ataupun teman. Dengan demikian, sudah
ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk mengumpulkan
barang-barang bekas kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan bertambah.
b. Daur Ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang, ada
baiknya apabila mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
c. Sanitary Landfill
Ini
merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi
yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah
dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara ini akan
menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut dilengkapi
dengan sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair
sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke
lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk
mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
d. Pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan
cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan
minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam insinerator.
Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah
padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif mahal
dibanding dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah : - Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.
0 komentar:
Posting Komentar