A.Pengertian Lemak
Lemak adalah ester dari
gliserol dengan asam-asam lemak (asam karboksilat pada suku tinggi) dan dapat
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dapat larut dalam pelarut
yang disebutkan di atas karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan
pelarut tersebut. Beberapa lemak ada pula yang dapat larut oleh air.
Bahan-bahan
dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan
zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses
kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi
dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat
diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat
dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga
kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut
non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan
trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol” . Jadi
lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan
minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut
asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
B.
Struktur Umum dan Tatanama Lemak
HO-CH2 R-COO-CH2
3R-COOH + HO-CH R-COO-CH + 3H2O
HO-CH2 R-COO-CH2
Asam
alkanoat (asam lemak) + gliserol (1,2,3-propanatriol) lemak (gliserol trialkanoat)
Pada rumus struktur lemak di atas, R1-COOH,
R2-COOH, dan R3-COOH adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.
Ketiga molekkul asam lemak itu boleh sama (disebut asam lemak sederhana) dan
boleh berbeda (disebut asam lemak campuran). Tetapi pada umumnya molekul
terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak.
Nama lazim dari lemak adalah
trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh
nama asam lemak.
Contoh:
CH2-COO-C17H35 CH2-COO-C17H33
CH -COO-C17H35 CH
-COO-C17H33
CH2-COO-C17H35 CH2-COO-C17H33
Gliseril tristearat (tristearin) gliseril
trioleat (triolein)
CH2-COO-C11H23
CH -COO-C15H31
CH2-COO-C17H35
Gliseril
lauro palmitostearat
C.
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
1. Jenis-Jenis Asam Lemak
Berdasarkan jenis
ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu
asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan
tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh,
yaitu asam lemak yang menngandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh:
asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Hidrolisis lemak
menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.
CH2-COO-R1 CH2-OH
CH -COO-R2 hidrolisis CH-OH +
3RCOOH
CH2-COO-R3 CH2-OH
D. Sifat-Sifat Lemak
1. Sifat-sifat
fisik Lemak
a.
Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin.
b. Bobot jenis dari lemak biasanya ditentukan pada
temperatur kamar.
c. Indeks bias dari lemak dipakai pada pengenalan
unsur kimia.
d. Minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak
(coastor oil0, sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil
eter, karbon disulfida dan pelarut halogen).
e. Titik didih asam lemak semakin meningkat
dengan bertambahnya panjang rantai karbon.
f. Rasa pada lemak selain terdapat secara
alami, juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebagai hasil
penguraian pada kerusakan lemak.
g. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan
campuran lemak dengan pelarut lemak.
h. Titik lunak dari lemak ditetapkan untuk
mengidentifikasikan minyak.
i. Shot melting point adalah
temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari lemak.
j. Slipping point digunakan untuk
pengenalan lemak alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya.
2. Sifat-sifat kimia Lemak
a. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk
asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi
esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi
atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi
Fiedel-Craft.
b. Hidrolisa
Dalam
reaksi hidrolisis, lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak. Ini terjadi karena
terdapat sejumlah air dalam lemak tersebut.
c. Penyabunan
Reaksi
ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila
penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan
gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk
menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak. Setelah proses
hidrogenasi selesai, lemak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan
disaring. Hasilnya adalah lemak yang bersifat plastis atau keras, tergantung
pada derajat kejenuhan.
e. Pembentukan keton
Keton
dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f. Oksidasi
Oksidasi dapat
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak.
E. Reaksi
Pengenalan Lemak.
Ada beberapa reaksi pengenalan
lemak, antara lain:
1. Uji akrolein
Uji akrolein digunakan
untuk mengetahui adanya gliserol dan lemak. Akrolein mudah dikenali dengan
baunya yang menusuk dengan kuat. Jika lemak dipanaskan dan dibakar akan tercium
bau menusuk disebabkan terbentuknya akrolein.
2. Uji Perioksida
Uji perioksida bertujuan
untuk mengetahui proses ketengikan aksidatif pada lemak yang mengandung asam
lemak tak jenuh.
3. Uji ketidakjenuhan
Uji ini digunakan untuk
membedakan lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
F. Kegunaan Lemak Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Lemak dapat dimanfaatkan untuk
beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut.
1. Sumber energi bagi tubuh
Lemak dalam tubuh
berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi. Lemak merupakan bahan
makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9
kilokalori.
2. Bahan pembuatan mentega atau margarin
Lemak dapat diubah
menjadi mentega atu margarin dengan cara hidrogenasi.
3. Bahan pembuatan sabun
Sabun dapat dibuat dari
reaksi antara lemak dengan KOH dan NaOH. Sabun yang mengandung logam Na disebut
sabun keras (bereaksi dengan keras terhadap kulit) dan sering disebut sabun
cuci. Sedangkan sabun yang mengandung logam K disebut sabun lunak dan di dalam
kehidupan sehari-hari dikenal dengan sebutan sabun mandi.
G. Proses Metabolisme Lemak Dalam Tubuh
Proses metabolisme lipid menyintesis
dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional
dan struktural pada jaringan individu.
1. Biosintesis
Karena irama laju asupan karbohidrat yang cukup
tinggi bagi makhluk hidup, maka asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh,
menjadi energi maupun disimpan sebagai glikogen. Asupan yang
baik terjadi pada saat energi yang terkandung dalam karbohidrat setara dengan
energi yang diperlukan oleh tubuh, dan sangat sulit untuk menggapai
keseimbangan ini. Ketika asupan karbohidrat menjadi berlebih, maka kelebihan
itu akan diubah menjadi lemak. Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
- Asupan karbohidrat, antara lain berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada saluran pencernaan diserap masuk ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah. Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon, yaitu glukagon, insulin dan adrenalin.
- Insulin akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada jaringan adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dan gliserol fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP.
- Jaringan adiposit ini yang sering dikonsumsi kita sebagai lemak.
- Glukosa 6-fosfat kemudian dikonversi oleh hati dan jaringan otot menjadi glikogen. Proses ini dikenal sebagai glikogenesis, dalam kewenangan insulin.
- Pada saat rasio glukosa dalam plasma darah turun, hormon glukagon dan adrenalin akan dikeluarkan untuk memulai proses glikogenolisis yang mengubah kembali glikogen menjadi glukosa.
- Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui proses glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat.
- Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA, kemudian menjadi asam sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
- Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-KoA, melainkan menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat, proses glukoneogenesis akan berlangsung guna mengkonversi asam laktat kembali menjadi asam piruvat.
Sementara itu:
- lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam empedu menjadi misel.
- Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah membran intestin.
- Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan terkonversi menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai lemak hasil proses pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun:
- trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron
- lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol.
- Ketika tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau reaksi Brønsted–Lowry; asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya garam + air --> asam + basa
- Proses ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis. Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin disekresi pada proses ini menuju ke dalam hati, antara lain:
- Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas
- ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis
- Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal
- TH, sekresi dari kelenjar tiroid
- Lemak di dalam darah yang berlebih akan disimpan di dalam jaringan adiposa.
- Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian menjadi dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke dalam proses glikolisis.
- Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan proses oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin trifosfat, karbondioksida dan air.
Kejadian ini melibatkan sintesis
asam lemak dari asetil-KoA dan
esterifikasi asam lemak pada saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang
disebut lipogenesis atau sintesis asam lemak. Asam lemak
dibuat oleh sintesa asam lemak yang
mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-KoA. Rantai asil
pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang menambahkan gugus asetil,
mereduksinya menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus
alkena dan kemudian
mereduksinya kembali menjadi gugus alkana. Enzim-enzim
biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam hewan dan fungi,
semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh protein tunggal multifungsi,
sedangkan di dalam tumbuhan, plastid dan bakteri
memisahkan kinerja enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya. Asam lemak
dapat diubah menjadi triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan
reaksi desaturasa, di mana ikatan ganda diintroduksi ke dalam
rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan asam oleat. Asam lemak
tak jenuh ganda-dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat
disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan.
Sintesis triasilgliserol terjadi di
dalam retikulum endoplasma oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di
dalam asil lemak-KoA dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan
diasilgliserol.
Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh
perakitan dan modifikasi satuan-satuan isoprena yang
disumbangkan dari prekursor reaktif isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat. Prekursor
ini dapat dibuat dengan cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan mevalonat menghasilkan
senyawa ini dari asetil-KoA, sedangkan pada tumbuhan dan bakteri lintasan non-mevalonat menggunakan
piruvat dan gliseraldehida 3-fosfat sebagai
substratnya. Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena aktif ini
adalah biosintesis steroid. Di sini,
satuan-satuan isoprena digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian
dilipat dan dibentuk menjadi sehimpunan cincin untuk membuat lanosterol. Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi
steroid, seperti kolesterol dan ergosterol.
2. Degradasi
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak
dipecah di dalam mitokondria dan/atau di
dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Sebagian
besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama, tetapi tidak
serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan berkarbon
dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu setelah
langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk
membentuk asam keto-beta, yang dipecah
dengan tiolisis. Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O menggunakan daur asam sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang
diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP. Asam lemak
rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk
degradasi.
0 komentar:
Posting Komentar