Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 01 Januari 2014

Analisa Sirup DHT



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Sirup merupakan minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, hal ini karena kemudahan dalam menyajikannya. Sirup merupakan larutan gula pekat yang digunakan sebagai bahan minuman dengan atau tanpa ditambahkannya asam (antara lain asam sitrat, asam tartarat dan asam laktat) juga aroma dan zat warna (Hadiwijaya, 2002).
          Oleh karena itu kami memilih menganalisa sample syrup DHT yaitu agar masyarakat serta penulis dapat mengetahui kandungan yang ada di dalam syrup DHT tersebut dan dapat menjadikan referensi dalam kehidupan sehari-hari

B.    Maksud dan Tujuan

B.1      Maksud
Maksud dari pembuatan PROPOSAL ANALISIS SAMPLE MINUMAN SYRUP DHT dalam PRAKTIKUM ANALISIS TERPADU II (MAKANAN & MINUMAN)  adalah mengembangkan pengetahuan dengan mengetahui zat/senyawa yang terkandung dalam syrup DHT

B.2     Tujuan
          Setelah melakukan analisis ini, siswa diharapkan :
1.     Mampu Menganalisis Kadar Air dalam sample syrup DHT
2.    Mampu menganalisis Kadar Abu dalam sample syrup DHT
3.    Mampu menguji Logam Berbahaya dalam sample syrup DHT
4.    Mampu menganalisis Kadar Gula dalam sample syrup DHT sebelum dan setelah inversi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Syrup
Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan ternak, daun pepaya untuk mengempukkan daging dan melancarkan air susu ibu (ASI) terutama daun pepaya jantan.
Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.
Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam sari buah, yaitu :
Sari buah encer (dapat langsung diminum), yaitu  cairan buah yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir.
Sari buah pekat/sirup, yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus diencerkan dulu dengan air (1 bagian sirup dengan 5 bagian air).



Sirup (dari Bahasa Arab Ø´Ø±Ø§Ø¨ sharab, minuman) adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristalViskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula.
Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh.
Sirup adalah larutan gula (sakarosa) pekat dengan minimal 55%. Larutan ini biasa dipergunakan sebagai bahan minuman dan diperbolehkan ditambah asam sitrat, asam tartrat atau asam laktat. Dapat juga ditambah zat pewangi (essence), bahan pengikat/pengental (agar-agar) dan sari buah.

Berdasarkan SNI 01-2985-1992Syarat mutu sirup fruktosa adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Syarat mutu sirup fruktosa HFS
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
HFS 42
HFS 55
1
Keadaan



1.1
Bau

Tidak berbau
Tidak berbau
1.2
Rasa

Manis
Manis
1.3
Warna
RBU
Maks 35
Maks 35
2
Kekeruhan (nilai absorbansi pada 720 nm dari larutan 54 Brix)

Maks 0,02
Maks 0,02
3
Jumlah padatan
%b/b
70,5 – 71,5
76,5 – 77,5
4
Abu sulfat
%b/b
Maks. 0,05
Maks. 0,05
5
Fruktosa
% (adbk)
Min 42
Min 55
6
Dekstrosa
% (adbk)
50 – 53
39 – 42
7
Belerang dioksida (SO2)
mg/kg
Maks. 20
Maks. 20
8
pH (tanpa pengenceran)

3,5 – 4,5
3,5 – 4,5
9
Cemaran logam



9.1
Timbal (Pb)
mg/kg
Maks 0,5
Maks 0,5
9.2
Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks 2,0
Maks 2,0
10
Arsen (As)
mg/kg
Maks 1,0
Maks 1,0
11
Cemaran mikroba



11.1
Angka lempeng total
koloni/g
Maks 5,0 x 102
Maks 5,0 x 102
11.2
Coliform
APM/g
Maks. 20
Maks. 20
11.3
E. coli
APM/g
< 3
< 3
11.4
Kapang
koloni/g
Maks. 50
Maks. 50
11.5
Khamir
koloni/g
Maks. 50
Maks. 50
CATATAN Butir 7 diusulkan untuk dihilangkan



II.2 Syrup DHT

Sirup DHT atau pisang ambon ini merupakan salah satu sirup yang hanya ada dijual di kota Makassar dan sekitarnya. Sirup yang produksi oleh perusahaan syroop sari buah DHT yang berada di Makassar ini sebenarnya tidak ada campuran pisang ambonnya. nda tau dari mana nama pisang ambonnya berasal (hehehe)

Harga per botolnya sekitar Rp12.000 sekarang, padahal dulu sirup ini hanya seharga Rp8.000. mungkin akibat banyaknya pesanan yang mengakibatkan sirup ini mengalami kenaikan harga.

Biasanya keluarga yang ada diluar pulau sulawesi sering memesan sirup ini sebagai oleh-oleh. sirup ini sangat terkenal di Makassar sebagai capuran untuk es buah. tapi bisa juga langsung untuk diminum. dan rasanya tidak kalah dari sirup lainnya.

jadi kalo datang ki di Makassar, coba maki ini sirup DHT yang banyak dijual di toko oleh-oleh di Makassar maupun di swalayan dan supermarket di Kota Makassar.






II.3 Kadar Air
 Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa pada bahan pangan.
          Kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan, proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh lama pengeringan. Pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pengeringan yang tidak merata, yaitu bagian luar kering sedangkan bagian dalam masih banyak mengandung air.
       Ada beberapa macam metoda kadar air, yakni :
a.       Metoda pemanasan langsung
b.      Metoda pengering vakum
c.       Metoda karl fischer
Pemilihan metoda yang akan dipakai, tergantung dengan bagaimana keadaan/sifat contoh yang akan ditetapkan. Dalam penetapan kadar air pada sampel mie dan sirup, dilakukan metoda pemanasan langsung.
          Metoda pemanasan langsung digunakan untuk menetapkan kadar air dari zat yang tidak mudah rusak atau menguap pada suhu pemanasan 100o – 105o C.
          Penetapan ini relatif sederhana dimana contoh yang telah ditimbang atau diketahui bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik pada suhu 100o – 105oC sampai bobot tetap. Selisih bobot contoh awal dengan bobot tetap yang telah dicapai setelah pengeringan adalah air yang telah menguap.
Analisa kadar air menggunakan pengering oven merupakan cara analisis yang paling banyak digunakan karena relatif sederhana. Namun demikian, sering adanya kesalahan yang diabaikan praktikan, yakni :
·         Jika suhu oven yang digunakan lebih kecil dari yang seharusnya (105C) dapat mengakibatkan tidak semua air dalam contoh teruapkan hingga dapat menyebabkan kadar air yang diperoleh kecil dari yang seharusnya.
·         Jika suhu oven lebih besar dari yang seharusnya dapat menyebabkan kadar air lebih tinggi karena tidak hanya air yang teruapkan tetapi minyak atsiri yang mudah menguap ikut teruapkan.

II.4 Kadar Abu
Abu adalah unsur-unsur mineral zat organik, merupakan sisa yang tertinggal setelah contoh dibakar sampai bebas karbon dan air. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan terdiri dari dua macam, yaitu :
ü  Garam-garam organik (asam malat, oksalat, asetat)
ü  Garam-garam anorganik (phospat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat, dan logam alkali).
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat terbentuk sebagai senyawa yang kompleks bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya itu sangat sulit. Oleh karena itu dilakukan dengan menentukan sisa pembakaran garam mineral tersebut denga cara pengabuan. Komponen mineral dalam suatu bahan sangat bervariasi, baik macam maupun jumlahnya. Penentuan konsistensi merupakan bahan hasil yang dapat dibedakan menjadi 2 tahap, yakni: pengabuan total (larut dan tidak larut) dan penentuan individu komponen.
Penentuan kadar abu total bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat dalam sampel. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan. Kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan semakin tinggi kadar abu maka kebesihan suatu produk semakin berkurang
Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan cara pengabuan dengan cara langsung (cara kering).
Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi yaitu sekitar 500o – 600o C dan kemudian melakukan penimbangan zat tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.
Kadar abu sangat bergantung pada lama pengeringan. Mekanisme pengeringan berlangsung secara perlahan dan bertahap, sehingga kandungan zat-zat sisa fermentasi yang tekandung di dalam suatu bahan menguap dengan sempurna tanpa ada hambatan. Pengeringan dengan suhu tinggi sejak awal proses pengeringan mengakibatkan penurunan mutu suatu bahan. Hal ini disebabkan penguapan air dan kandungan zat-zat terjadi secara mendadak, yang menyebabkan pengkerutan dan pengerasan kulit. Pengeringan yang terlalu lama juga mengakibatkan peningkatan kadar abu dalam suatu sampel.
Kelebihan pengabuan cara langsung :
·         Untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta sampel yang relatif banyak
·         Menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air dan asam
·         Tanpa menggunakan reagensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat pengguna reagen yang berbahaya.
Kelemahan menggunakan cara langsung untuk penentuan kadar abu :
·         Membutuhkan waktu yang lebih lama
·         Memerlukan suhu yang relatif tinggi
·         Adanya kemungkinan air karena pemakaian suhu tinggi



II.5 Kadar Gula
                 Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa (gula pasir), gula yang diperoleh dari bit atau tebu. Gula merupakan karbohidrat dalam bentuk monosakarida dan disakarida.
1.      Monosakarida
Gula monosakarida yang umumnya terdapat dalam pangan mengandung enam atom karbon dan mempunyai rumus umum C6H12O6. Tiga senyawa gula monosakarida yang penting antara lain:
a.       Glukosa
Glukosa memiliki tingkat rasa manis hanya 0,74 kali tingkat manis sukrosa. lukosa juga dikenal sebagai D-glukosa, Dextrosa, Glucolin, Dextropur, Dextrosol, gula darah, gula anggur dan gula sirup jagung. Terdapat luas dalam keadaan tak terikat dengan senyawa lain dalam buah dan bagian tanaman lain. Dapat terikat dalam senyawa glukosida dan dalam disakarida dan oligisakarida, dalam selulosa dan pati (polisakarida) dan dalam glikogen. Dibuat secara komersial dari pati berbagai tanaman.


b.      Fruktosa
Juga dikenal sebagai levulosa, senyawa ini secara kimiawi mirip glukosa kecuali susunan atom-atom dalam molekulnya sedikit berbeda. Fruktosa banyak terdapat dalam buah-buahan, madu. Fruktosa dapat dibentuk dari sirup hasil hidrolisa inulin (gula dari umbi tanaman bunga Dahlia) secara asam yang kemudian ditambah alkohol absolut. Dapat juga dibentuk secara isomerasi glukosa (dengan enzim isomerase) atau dari sukrosa secara enzimatis (enziminvertase). Fruktosa merupakan senyawa jenis gula yang paling manis (1,12 kali lebih manis daripada sukrosa) dan sering digunakan untuk mencegah rasa berpasir (sandiness) es krim. Labih mudah larut dalam air daripada glukosa. Satu gram fruktosa dapat larut dalam 15 ml alcohol atau dalam 14 ml methanol. Juga larut dalam aseton, piridin, etilamin, dan metilamin.
2.      Disakarida
Gula-gula disakarida mempunyai rumus umum C12H22O11. Senyawa-senyawa ini terbentuk jika dua molekul monosakarida bergabung dengan melepaskan satu molekul air, seperti terlihat pada reaksi di bawah ini :
C6H12O6     +     C6H12O6                                C12H22O11   +   H2O
                    monosakarida    monosakarida                             disakarida          air
 Macam-macam disakarida:
a.       Sukrosa
Senyawa ini adalah yang dikenal sehari-hari dalam rumah tangga sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara komersial. Madu lebah mengandung sebagian besar sukrosa dan hasil hidrolisisnya. Sukrosa dapat mengalami hidrolisa dalam larutan asam encer atau oleh enziminvertase  menjadi glukosa dan fruktosa. Selama hidrolisa putaran optis menurun dan yang mula-mula positif berubah menjadi negatif setelah menjadi hidrolisa sempurna. Campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert” dan perubahannya disebut proses inverse.
b.      Laktosa
Gula ini dibentuk dengan proses kondensasi glukosa dan galaktosa. Senyawa ini didapatkan hanya pada susu, dan menjadi satu-satunya karbohidrat dalam susu.
c.       Maltosa
Molekul maltosa dibentuk dari hasil kondensasi dua molekul glukosa. Selama perkecambahan biji “barley”, pati diuraikan menjadi maltosa. “Malt” ingredien amat penting dalam pembuatan bir, dihasilkan pada proses ini.

Semua gula berasa manis, tetapi tingkatan rasa manisnya tidak sama. Rasa manis berbagai macam gula dapat diperbandingkan dengan menggunakan skala nilai dimana rasa manis sukrosa dianggap 100. Tabel 1 menunjukan kemanisan nisbi bermacam-macam gula.
Tabel 1. Kemanisan nisbi berbagai gula
Gula
Kemanisan Nisbi
Fruktosa
173
Gula Invert
130
Sukrosa
100
Glukosa
74
Maltosa
32
Galaktosa
32
Laktosa
16

Hidrolisis sukrosa juga dikenal sebagai inversi sukrosa dan hasilnya yang berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert”, inversi dapat dilakukan baik dengan memanaskan sukrosa bersama asam atau dengan menambahkan enzim invertase. Sejumlah kecil gula invert yang ditambahkan pada sukrosa akan mengurangi kecenderungannya untuk mengikat selama sukrosa didihkan. Semua monosakarida dan disakarida yang telah disebut, kecuali sukrosa, dapat berperan sebagai agensia pereduksi dan karenanya dikenal sebagai gula reduksi. Kemampuan senyawa-senyawa gula mereduksi agensia pengoksidasi mendasari berbagai cara pengujian untuk glukosa dan gula-gula reduksi lainnya. Kandungan senyawa gula pada tiap-tiap bahan tersebut berbeda-beda, sehingga praktikum ini diadakan untuk mengetahui kandungan gula pada gula-gula tersebut baik gula reduksi maupun gula totalnya.


Penentuan Gula Total dan Gula Reduksi
Gula total merupakan campuran gula reduksi dan non reduksi yang merupakan hasil hidrolisa pati. Semua monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa berperan sebagi agensia pereduksi dan karenanya dikenal sebagai gula reduksi. Kemampuan senyawa-senyawa gula mereduksi agensia pengoksidasi mendasari berbagai cara pengujian untuk glukosa dan gula-gula reduksi lainnya.
Menurut SNI 01-2892-1992, cara uji gula, ada beberapa metode cara uji pada gula yaitu :
a.       Metode Luff Schoorl
b.      Metode Lane Eynon
Pada makalah ini metode yang digunakan adalah metode Luff Schoorl. Dipilih metode ini karena sangat menguntungkan dalam menganalisa gula nabati yang termasuk sukrosa yang merupakan rasa manis dasar sakarosa adalah disakarida , yang apabila direduksi akan menghasilkan monosakarida yang bersifat pereduksi. Monosakarida tersebut akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititar dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal NaOCl) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititar dengan larutan standar natrium thiosulfat sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahannya sebelum titik ekivalen.
Pada prinsipnya, iodometri merupakan reaksi reduksi oksidasi karena terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks) dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi, dalam hal ini transfer electron dari pasangan pereduksi ke pasangan pengoksidasi. Oksidasi adalah pelepasan satu atau lebih elektron dari suatu atom, ion atau molekul. Sedangkan reduksi adalah penangkapan satu atau lebih elektron. Tidak ada dalam elektron bebas dalam sistem kimia, oleh karena itu pelepasan elektron (oksidasi) selalu diikuti penangkapan elektron (reduksi).
Reaksi
(C6H10O5)n  +  n H2O                               n. C6H12O6
C6H12O6  +  2 CuO                                   Cu2O + C5H11O5-COOH
sisa CuO  +  2 KI  +  H2SO4                    CuI2  +  K2SO4  +  H2O
CuI2                                                                                      Cu2I2  +  I2
I2  +  2 Na2S2O3                                                          2 NaI  +  Na2S4O6
Indikator
Pada iodometri titrasi selalu berkaitan dengan I2, meskipun warna I2 berbeda dengan I2, secara teoritis untuk titrasi ini tidak memerlukan indikator, tapi karena warnanya dalam keadaan sangat lemah maka pada titrasi ini diperlikan indikator. Indikator yang digunakan adalah indikator amilum dan I2 akan bereaksi dan reaksinya adalah reaksi dapat balik.
II.6.     Uji  Logam Berbahaya
Logam berbahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jika berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Logam merupakan zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat-alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat-alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan-bahan kimia tersebut maupun dari cara-cara penanganan lainnya. Juga kadang-kadang terdapat pada alat-alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok koktail yang dilapisi timah. Mangkok keramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain-lain.
Keracunan logam berat yang berasal dari bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia. Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat terjadi jika industri yang menggunakan logam tersebut tidak memperhatikan keselamatan lingkungan, terutama saat membuang limbahnya. Logam-logam tertentu dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bila ditemukan di dalam lingkungan (air, tanah, dan udara).
Istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn).


II.6 Uji Logam Berbahaya
Logam berbahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan bahan kimia tersebut maupun dari cara cara penanganan lainnya. Juga kadang kadang terdapat pada alat alat rumah tangga yang terbuat dari logam stanles seperti sendok coktail yang dilapisi timah,mangkok kramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain lainnya. Arsens( As ) adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan, minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal,jika keracunannya kuat sekali. Senyawa arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang menönjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dan pada insektisida.

Gejala gejala keracunan yaitu sakit di kerongkongan sukar menelan,menyusul rasa nyeri lambung serta muntah-muntah. Timah hitam(Pb) ini umumnya terdapat dalam makanan,air dan obat-obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbtl bila kadar Pb menumpuk dalam tubuh. Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah,muntah muntah secresi menyerupai susu,sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang syaraf,memperketat kerja ginjal sehingga cepat rurak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian. Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang mengakibatkan iritasi dan pembengkakan kulit. Adanya Cupper(Cu) pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan insektisida dan pertisida didalam usaha-usaha pertanian. Banyak pula kasus-kasus keracunan terjadi karena Cu dalam tempat wadah untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut akan merusak ginjal hati dan syaraf pusat. Gejala-gejala yang nampak adalah hawa mulut berbau,kerongkongan dan perut kering,rasa ingin muntah atau diare terus menerus selama berhari-hari,terdapat darah pada kotoran(fases) pusing-pusing dan demam.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More