Cute Onion Club - Onion Head

Connect with Us

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 31 Oktober 2012

Bilangan Asam



Bahan pangan yang tersedia di alam tersusun atas unsur kimia seperti karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), sulfur (S), phosphor (P), dan lain-lain.  Setiap bahan pangan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda dan mengandung zat gizi yang bervariasi yang banyak jumlahnya. Lemak merupakan suatu kelompok senyawa yang heterogen, tetapi mempunyai kesamaan sifat kelarutannya. Lemak umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter dan petroleum eter. Berat jenisnya lebih rendah daripada air. Yang tergolong sebagai lemak adalah lemak netral atau trigliserida dan lilin. Sterol, fosfolipid, ester asam lemak dan yang termasuk turunan lemak. Trigliserida adalah bentuk utama lemak, baik di dalam tubuh manusia maupun di dalam bahan pangan. Secara kimia, trigliserida terdiri atas 3 asam lemak yang melekat pada gliserol dan ikatan ester. Lemak (padat) pada umumnya mengandung mengandung asam lemak jenuh (lemak yang berikatan rangkap tinggi, sedangkan minyak (cair) tingkat ketidakjenuhannya tinggi berarti banyak mengandung asam lemak berikatan rangkap sehingga cenderung mudah teroksidasi, kecuali minyak kelapa kandungan asam lemak tidak jenuhnya rendah. Semakin panjang rantai atom karbon asam, akan semakin tinggi ketidakjenuhannya dan sifat fisik asam lemak ini cenderung semakin encer (Widyaningsih, 2004).
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang digunakan untuk mrnrtralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Derajat asam adalah banyaknya milliliter KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak (Ketaren, 2005). Sedangkan menurut Sumardi dan Hardoko (1992) bilangan asam lemak bebas adalah banyaknya basa dalam ml ekuivalen yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram contoh yang ditentukan.
Angka FFA adalah indikasi dari jumlah ketengikan hidrolitik kandungan/kadar FFA yang ditentukan dengan titrasi alkali standar. Penentuan angka FFA harus ditetapkan untuk tiap spesies ikan, dimana batas maksimumnya akan berubah-ubah tergantung dalam tiap ikatannya.


Karakteristik
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan kedalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidak jenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5 hingga 10,5 (Ketaren, 2008).
            Minyak kelapa mengandung 84% trigliserida, sterol yang terdapat dalam minyak nabati disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer yaitu beta sitosterol (C29H50O) dan stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat sebagai stabilizer dalam minyak. Tokoferol mempunyai 3 isomer yaitu α-tokoferol (titik cair 158-160 0C); α, β – tokoferol (titik cair 138 – 140 0C); dan β – tokoferol. (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
                                                                                     
Kandungan jenis minyak kelapa tersusun atas unsure-unsur C, H, dan O. Minyak sawit terdiri atas fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri atas asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam palmitat (45%) dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun atas asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat (39%), dan asam linoleat 11% (Silviana, 2008).
Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan minyak jenuh) menyebabkan kandungan asam tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak menjadi mudah rusak oleh proses penggorengan karena selama proses menggoreng, minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya oksidasi pada minyak  (Sartika, 2009).

Prinsip Metode Analisa
Menurut Herlina (2002) angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan asam lemakbebas yang terdapat dalam satu gram lemak atau minyak.
            Asam  
Menurut Sudarmadji, et. al., (2007), cara penentuan minyak atau lemak sebanyak 10 -20 gram ditambahkan 50 ml alkohol netral 95% kemudian dipanaskan 10 menit dalam penangas air sambil diaduk dan ditutup pendingin balik. Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam lemak. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator phenolphathalein sampai tepat warna merah jambu.
Angka asam
Menurut Widjanarko (1996) lemak atau minyak dilarutkan dalam alcohol 95% dan dipanaskan selama 10 menit diatas penangas air sambil diaduk dan ditutup dengan pendingin balik, setelah dingin asam lemak bebas dititrasi dengan KOH dengan indikator pp sampai merah jambu.
Angka asam

 Lemak dan Minyak
            Lemak merupakan pangan yang berenergi tinggi, setiap gramnya member lebih banyak energi daripada karbohidrat atau protein. Lemak juga merupakan makanan cadangan di dalam tubuh, karena kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adipose. Lemak terutama terdiri atas trigliserida tetapi juga mengandung kolestrol, yang diduga mempunyai hubungan dengan penyakit jantung dan asam-asam lemak esensial yaitu linoleat dan asam arakhidonat (Buckle, et al, 2007).
Lemak atau minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu, lemak dan minyak juga merupakan sumber energy yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein (Winarno, 2002). Sedangkan menurut Sediaoetama (2008), lemak adalah sekelompok ikatan yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum eter, benzene, lemak, yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair pada suhu kamar.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Angka nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan, lemak terdapat diseluruh badan, tetapi jumlah terbanyak dalam jaringan adipose dan tulang sumsum trigeliserida dapat berwujud padat atau cair. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sujumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu oleat, linoleat atau asam linoleat dengan titik cair yang rendah. Lemak hewani pada umunya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh misalnya asam polimitat dan stearat yang mempunyai titik cair lebih tinggi (Ketaren, 2008).
Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
                                                            O
H2C – OH       HOOCR1           H2C – O – C – R1
                                                                                O
HC – OH      + HOOCR2        HC – O –C –R2           + 3 H2O
                                                               O
H2C – OH       HOOCR3        H2C – O – C – R3
Gliserol                        asam lemak    trigliserida              air
Kalau R1 = R2 = R3 maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana (simple triglyceride) sebaliknya berbeda disebut trigliserida campuran (mixed trigliseride

 Hubungan Asam Lemak Bebas dengan Kualitas
            Menurut Ketaren (2008) lema dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%. Jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik. Namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap dengan jumlah atom 5 lebih besar dari 14 (5 > 14).
Penentuan kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau ada tidaknya perlakuan pemurnian lanjutan misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching), dan sebagainya. Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpanya, sifat gorengannya, baunya maupun rasanya. Tolok ukur kualitas ini termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty Acids atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketegikan dan kadar air
Prinsip Kerja Bahan
Indikator PP
            Indikator PP adalah indikator perubahan warna dengan ditandai tepat hilangnya warna merah. Cara pembuatan indikator PP adalah 1 gram Penophatalein dalam 100 ml alkohol
 KOH
            KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk. Cara pembuatan KOH adalah KOH sebanyak 6,5 gram dilarutkan dalam aquadest hingga 1 L

Sabtu, 13 Oktober 2012

Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu:

Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap):
a.   asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. (http://ksupointer.com) Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Misalnya,
Asam butirat, CH3(CH2)2CO2H
Asam palmitat, CH3(CH2)14CO2H dan
Asam stearat, CH3(CH2)16CO2H
b.   asam lemak tidak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak sedangkan trigliserida jenuh cenderung berbentuk lemak. Misalnya,
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H (asam palmitoleat)
CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H (asam oleat)
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H (asam linoleat)
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH(CH2) 7CO2H (asam linolenat)

1.     Berdasarkan sumbernya, minyak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.   minyak yang berasal dari hewan (minyak hewani) dan
b.   minyak yang berasal dari tumbuhan (minyak nabati).
Pada umumnya minyak lebih banyak terkandung dalam tumbuhan, sedangkan hewan mengandung lemak dalam jumlah yang lebih banyak. Minyak yang diperoleh dari berbagai sumber memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang berbeda. Menurut Buckel (1985:328), sifat-sifat minyak antara lain sebagai berikut: tidak larut dalam air karena adanya asam lemak yang berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar, viskositas bertambah dengan bertambahnya rantai karbon, titik cair minyak ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu rantai hidrokarbon, yaitu makin pendek rantai asam lemak penyusunnya, makin rendah titik cair suatu minyak.

2.   Berdasarkan sifat mengering, lemak dan minyak diklasifikasikan menjadi:
a.   Minyak tidak mongering (no-dryng oil)
b.   Minyak setengah mengering (semi-drying oil), yaitu minyak yang mempunyai daya mengering lebih lambat, misalnya minyak biji kapas.
c.   Minyak mengering (drying-oil), yaitu minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika mengalami oksidasi, dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka.http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8189924633179688834#editor/target=post;postID=2689046527688213504

Selasa, 09 Oktober 2012

Penetapan Pemisahan dan identifikasi kation golongan V

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V
Kation-kation pada golongan ini tidak mengendap dengan reagen-reagen golongan sebelumnya. Namun pada golongan ini tidak ada reagen umumnya. Reaksi golongan : kation-kation pada golongan lima tidak bereaksi pada asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida atau (jika ada garam-garam amonium) dengan amonium karbonat. Rfeaksi-reaksi khusus atau uji mnyala dapat dipakai untuk mengidentiofikasi kation-kation pada golongan ini.
Dari kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reaksi-reaksi dari kation-kation pada golongan empat. Namun, magnesium karbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis, magnesium tidak akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
A. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Logam ini mudah twerbakar di udara atau oksigen dengan cahaya putih yang berkilat membentuk MgO dan sedikit Mg2¬N¬2. Logam ini terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titk didih air berlangsung dengan cepat. Mg mudah larut dalam asam dan membebaskan hidrogen.
B.Kalium, K
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Tidak berubah di udara yang kering, tetapi mudah dioksidasi dalam udara basah yang mula-mula menjadi film yang biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kaliumj biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
C. Natrium, Na
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hidrogen.

PEMISAHAN KATION-KATION GOLONGAN IV DAN V
Kation-kation golongan IV tidak dapat diendapkan langsung dari filtrat yang diperoleh setelah pengendapan golongan IIIB karena sudah mengandung garam-garam ammonium dalam konsentrasi yang tinggi. Walaupun demikian hal ini perlu dipertahankan sewaktu golongan IIIA diendapkan, untuk mencegah pengendapan magnesium hidroksida bersama-sama golongan ini. Namun ada juga kerugian yang ditimbulkan dari hal ini yaitu akan mencegah pengendapan secara kuantitatif dari karbonat-karbonat alkali tanah karena ion-ion ammonium akan mengurangi konsentrasi ion-ion karbonat dalam larutan.
Terkadang ada juga beberapa saran dari buku untuk menghilangkan garam-garam ammonium hanya dengan sublimasi saja. Hal ini dapat dilakukan dengan menguapkan filtrat yang telah diasamkan di atas penangas air dan dilanjutkan dengan memanaskan residu pada suhu yang lebih tinggi sampai uap putih garam-garam ammonium berhenti keluar. Namun jauh lebih mudah untuk menghilangkan garam-garam ammonium dengan asam nitrat pekat.
NH4+ + HNO3 N2O + 2 H2O + H+
Reaksi ini berjalan pada suhu yang lebih rendah daripada yang diperlukan untuk meguapkan garam-garam ammonium.
Namun sejumlah kecil ion ammonium harus selalu ada, gunanya untuk mencegah pengendapan magnesium. Maka sejumlah kecil ammonium klorida ditambahkan setelah garam-garam ammonium dihilangkan.
Ketika mengendapkan SrCO3 dan/atau CaCO3 dalam pemisahan adalah dengan memakai sedikit NaCO3 ketimbang (NH4)2CO3. Sekali karbonat-karnonat telah diendapkan dan disaring . Untuk ini ada dua metode yang diuraikan.
1.Metode sulfat dapat digunakan dala semua keadaan
2.Metode nitart berdasarkan atas suatu fenomena yang tidak biasa yaitu penggraman strontium nitrat dengan asam nitrat.
·        Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode sulfat
Endapan yang didapatkan dicuci dengan air panas. Larutkan endapan dala 5 ml asam asetat 2M yang panas dengan menuangkannya dalam kertas saring. Lakukan uji K2CrO4 terhadap Ba. Endapan kuning menunjukkan adanya Ba.
Jika Ba ada. Panaskan sisa larutan sampai mendidih dan tambahkan K2CrO4 berlebihan. Saring dan cuci dengan air panas. Kemudian jadikan basa dengan menambahkan (NH4)2CO3 berlebihan. endapan putih menandakan adanya SrCO3.
Bila Ba tidak ada, buang bagian yang dipakai untuk menguji terhadap barium, dan pergunakan sisa larutan setelah didihkan selama 1 menit untuk mengusir CO2, digunakan untuk menguji striontium dan kalsium.
Dengan menambahkan (NH4)2SO4 jenuh dan dipanaskan SrSO4 sebagian besar mengendap setelah didiamkan. Penambahan NA2S2O3 manambah kalarutan CaSO4 dan akan mengurangi kopresipitasi dengan SrSO4.
Dalam prosedur lain yang memakai trietanolamina dan larutan (NH4)2SO4 jenuh ada kemungkinan ion kompleks  heksokistrietanolaminokalsium (II) terbentuk dan hanya sedikit sekali CaSO4 diendapkan
Kalsium mudah diidentifikasi dengan mengendapkan sebagai CaC2O4 disusul dengan uji nyala
Begitulah seterusnya untuk melakukan uji setiap kation yang kemungkinannya terkandung. Pada proses pemisahan terdapat fungsi asam asetat yang gunanya untuk mengubah sebagian dari kelarutan yang tida tercapai
·        Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode nitrat
Tidak begitu jauh berbeda dengan metode sebelumnya. Endapan juga dicuci dengan air panas. Hanya saja dalam prosesnya digunakan asam nitrat 83%, maka karbonat-karbonat yang tadi diubah menjadi nitrat-nitrat. Sr(NO3)2 tidak larut dalam suasana ini sedangkan Ca(NO3)2 melarut. adanya Sr dinyatakan dengan uji nyala. Setelah filtrat diuapkan dengan perlahan untuk menghilangkan HNO3 diperoleh Ca(NO3)2. Yang terakhir dilarutkan dalam air, dijadikan amonikal lalu ditambahkan dengan (NH4)2C2O4 biarCaC2O4 mengendap.
Dari sinilah diketahui kandungan kation-kation apa saja yang terkandung di dalam sampel.Dengan begitu hal ini sudah dapat dikatakan pemisahan kation-kation dari suatu sampel. proses untuk pemisahan dan ciri-ciri yang dari sebuah kation dapat diketahui.
Sedangkan untuk kation-kation golongan V tidak memiliki reagen apapun.Karena dalam proses pemisahannya tidak digunakan reagen spesifik. Walaupun demikian, kita tetap dapat menentukan kandungan sampel tersebut, apakah mengandung kation-kation dari golongan V atau tidak.
Sampel yang didapatkan ditambah dengan NH4OH dan (NH4)2CO3, kemudian dipanaskan dan disentrifuge. Maka akan didapatkan endapan golongan empat dan sentrat golongan V. Endapan ayng terbentuk berwarna putih. Pada endapan ditambahkan CH3COOH kemudian diambil sebagian untuk menguji adanya Ba. Caranya ditambahkan K2CrO4. Jika sample mengandung Ba, maka akan terbentuk endapan berwarna merah jingga. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Kemudian sisa larutan tadi ditambahkan ammonium asetat dan kalium kromat. Dipnaskan dan sentrifuge. Maka akan terdapat endapan dan sentrat. Endapan mungkin mengandung Ba. Untuk mengujinya dilakukan uji nyala. Tetapi kami tidak mengerjakannya karena tidak ada alat.
Untuk sentrat, mungkin mengandung Sr, Ca, dan Mg. Filtrat ditambahkan ammonium dan etanol. Jika mengandung Sr, maka akan didapatkan endapan. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Berarti sample kami tidak mengandung Sr. Untuk filtrtnya, ditambahkan H2O dan H2C2O4. Panaskan dan sentrifuge. Jika mengandung Ca, maka akan terdapat endapan. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Tetapi menurut asisten sample kami mengandung Ca. Berarti terjadi kesalahan ketika menambahkan reagen. Kemudian pada sentrat ditambahkan dengan N2HPO4 dan NH4OH. Jika mengandung Mg maka akan didapatkan endapan putih. Dan kami mendapatkan endapan putih. Berarti pada sample mengandung Mg.
Untuk menguji golongan V, pada sample awal diuji NH4. Caranya dengan kertas lakmus merah. Jika mengandung NH4, warna lakmus merah berubah menjadi biru. Tetapi kertas lakmus kami tidak berubah warna. Padahal menurut asisten, sample kami mengandung NH4. Kemudian sentrat golongan V tadi, diuji apakah mengandung K atau tidak. Caranya larutan ditambahkan Na Cobalthy nitrit dan 2 tetes asam asetat. Jika mengandung K, maka akan terdapat endapan kuning. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Berati pada sample kami tidak mengandung K

Penetapan Pemisahan dan identifikasi kation golongan III

Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi inikesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk mengendapkan kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.
Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat bereaksi dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan MnS(coklat).

1.      Pemisahan Sub golongan Aluminium dan Nikel
Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain tidak larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2 yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2 lambat larut. Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini dengan caramereduksinya menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung:
2.      Identifikasi besi
Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a.      Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
Membentuk endapan biru Prussian
4Fe3+ + 3Fe(CN)64-    Fe4[Fe(CN)6]3
b.      Kalium tiosianat, KSCN
Larutan berwarna merah
Fe3+ + SCN-  → Fe(SCN)63-
3.      Identifikasi Mn
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O
4.      Pemisahan dan Identifikasi Sub golongan Al
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+ _ Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+ _ Cr2O72- + H2O
Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan terbentuknya dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan putih yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat dilakukan dengan BaCl2 memberikan endapan kuning barium kromat.
CrO42- + Ba2+→ BaCrO4

Penetapan pemisahan dan identifikasi kation golongan II



GOLONGAN II
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+,Bi3+,Cu2+,Cd2+,As3+,As5+,Sb3+,Sb5+,Sn2+,Sn4+)
memebentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Endapan yangterbentuk adalah : HgS, (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS (kuning), Bi2S3(coklat), As2S3
(kuning), As2S5(kuning), Sb2S3(jingga), Sb2S5(jingga), SnS (coklat), SnS2(kuning).
Kation golongan dua dibagi lagi menjadi dua sub golongan berdasarkan kelarutanendapan tersebut dalam ammonium polisulfida, yaitu sub golongan tembaga (golongan IIA) dansub golongan arsenik (golongan IIB). Sulfida dari sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+,Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam ammonium polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+). larutan membentuk garam-garam tio. Ion-ion golongan II B ini bersifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa. Semuasulfida dari golongan II B larut dalam (NH4)2S tidak berwarna kecuali SnS.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More